Tanpa Striker, Bagaimana City Tetap Bermain apik?

spot_img

Manchester City hampir mencapai kata sepakat untuk mendatangkan Erling Haaland musim depan. City sendiri memang tengah mencari striker anyar untuk menambal pos yang ditinggalkan oleh Sergio Aguero. 

City sempat akan mendatangkan Harry Kane di awal musim, tapi upaya tersebut gagal di menit-menit akhir jendela transfer. Praktis di skuad The Citizen, hanya menyisakan Gabriel Jesus sebagai pilihan terakhir di lini serang. 

Namun, hal itu bukan alasan City untuk tampil buruk. City tetap gacor dan berhasil memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Lantas apa yang membuat City tetap tampil perkasa meski tak memiliki striker?

Kehilangan Sosok Aguero

Kepergian Sergio Aguero dari Manchester City tentu membuat lubang besar di lini serang dan hati para fans. Dengan 260 gol dalam 390 penampilan, Sergio Aguero meninggalkan Manchester City sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub.

Aguero memang tidak banyak berkontribusi dalam perburuan gelar Liga Inggris musim lalu, tetapi keputusannya untuk bergabung dengan Barcelona membuat The Citizen harus mencari penggantinya di bursa transfer.

Dan mencari pengganti Aguero bukan perkara mudah. Bahkan seorang Pep Guardiola mengakuinya.

Ketika bursa transfer awal musim, City sempat dikaitkan dengan kepindahan Harry kane dari Tottenham Hotspurs, kesepakatan pun hampir terjadi, City menawarkan uang 100 juta euro lebih atau setara dengan Rp1,5 triliun untuk melancarkan transaksi.

Namun, kendala datang dari pihak Spurs. Daniel Levy selaku bos Spurs masih belum rela melepaskan Harry Kane. Bahkan keputusasaan City dalam mencari pengganti Aguero pun sampai di titik di mana mereka ingin mengontrak Cristiano Ronaldo yang mana sudah berusia 36 tahun, mantan pemain rival pula.

Namun, momen itu gagal, lantaran Ronaldo lebih milih balikan sama mantan. Akhirnya, jendela transfer pun ditutup, dan City tak sempat melakukan satupun transfer striker mumpuni guna menggantikan Sergio Aguero. Alhasil, City bermain di musim 2021/22 tanpa seorang striker handal memimpin lini serang mereka.

Kejeniusan Guardiola

Tak memiliki striker murni bukan jadi masalah besar bagi tim sekelas Manchester City. Terlebih mereka mempunyai sosok jenius, Pep Guardiola di kursi kepelatihan.

Jika ditarik ke belakang, setiap tim sukses yang dikelola Pep selalu memiliki titik fokus di lini serang. Saat lini tengah mengembangkan pola serangan, selalu ada striker atau pemain lain yang menjadi target di depan. Pemain itu yang bertanggung jawab untuk mengkonversi peluang menjadi sebuah gol.

Ketika Pep masih menukangi Barcelona ia memiliki pemain yang selalu dijadikan Target Man yaitu Leo Messi, sedangkan di Bayern Munchen ia memiliki bomber haus gol, Robert Lewandowski dan ketika di Manchester City biasanya ia menggunakan Sergio Aguero sebagai ujung tombak.

Namun, ketika tak ada Aguero, Pep dipaksa memutar otak untuk mencari opsi lain agar tetap tampil menyerang, meski tak memiliki striker. Nah, di sinilah tangan dingin Pep bekerja, beruntungnya ia bukanlah pelatih yang miskin taktik. Salah satunya, tidak bermain menggunakan striker.

Bermain Kolektif

Yang dilakukan Pep adalah menyuruh para pemainnya bermain kolektif. Hal itu berarti, Pep tak mengharuskan tim bergantung pada satu atau dua pemain untuk urusan mencetak gol. 

Hal itu dibuktikan dengan Kevin De Bruyne, Riyad Mahrez, dan Raheem Sterling, yang mana bukan berposisi sebagai striker murni, berbagi tempat sebagai top skor klub dengan De Bruyne dan Mahrez sama-sama mencetak 11 gol sedangkan Sterling mencetak 10 gol.

Dengan pola permainan Pep Guardiola yang lebih mementingkan penguasaan bola, serta membangun serangan melalui permainan kaki ke kaki, bukan suatu yang baru bagi punggawa The Citizen.

Hasilnya mengejutkan. Meski City tampil tanpa seorang striker murni, kita tak bisa mengelak dari fakta kalau Manchester City merupakan salah satu klub paling produktif di Liga Inggris saat ini.

City asuhan Pep Guardiola sudah mencetak 80 gol di 33 pertandingan yang sudah mereka mainkan. Catatan gol City hanya kalah dari Liverpool, “pengganggu” City di papan atas liga. Liverpool sendiri sudah mencetak 85 gol musim ini.

Rotasi di Lini Depan

Dengan situasi tak memiliki penyerang murni di lini depan, Pep Guardiola melakukan eksperimen menggunakan materi pemain yang ada. 

Eks pelatih Bayern Munchen itu menaruh kepercayaan pada beberapa pemain yang memiliki naluri menyerang cukup baik seperti Raheem Sterling, Phil Foden, Grealish, sampai Bernardo Silva, untuk bergantian mengisi pos penyerang tengah.

Bernardo Silva dimanfaatkan Guardiola sebagai penyerang tengah di laga City melawan Brighton di lanjutan Liga Inggris beberapa hari lalu. Hasilnya? Tak mengecewakan, Silva berhasil mencetak satu gol dalam laga yang berakhir dengan skor 3-0 untuk City itu. 

Jika Brighton dianggap terlalu sepele, maka laga melawan Manchester United mungkin bisa dijadikan contoh lain. City berhasil menang 4-1 dengan Pep memasang Phil Foden sebagai penyerang tengah.

Meski tak mencetak gol, permainan Foden cukup efektif dalam menarik perhatian duo bek United sehingga ia berhasil menciptakan ruang bagi De Bruyne dan Riyad Mahrez.

Dengan penyerang yang selalu berganti di setiap pertandingan, hal itu juga dapat menyulitkan bek lawan. Mereka akan bingung tentang siapa yang harus mereka jaga apabila berada di situasi bola mati, lantaran bola bisa diarahkan ke siapa pun yang berada di kotak penalti.

Meningkatkan Peluang Mencetak Gol

Secara teori, permainan City terlihat membingungkan. Namun, jika dilihat lebih seksama, pada dasarnya, Pep hanya menginstruksikan pemainnya untuk lebih peka terhadap segala peluang yang tercipta di depan gawang. 

Tak peduli berapa banyak peluang yang diciptakan oleh sebuah tim, jika tidak ada orang di tempat dan waktu yang tepat untuk memasukkan bola ke gawang, ya percuma juga. Begitu kira-kira. 

Jadi pemain lain seperti Mahrez, Sterling, De Bruyne atau Jesus jika diturunkan, mereka harus lebih rajin merangsek masuk ke kotak penalti lawan untuk memberi opsi umpan bagi rekan satu tim, demi meningkatkan peluang dalam mencetak gol.

Sejatinya skema seperti ini sudah pernah dipakai Pep ketika Aguero absen lantaran cedera dan terkena virus Corona musim lalu. Meski masih memiliki Gabriel Jesus di bangku cadangan, nyatanya Pep belum sepenuhnya percaya pada kemampuan Gabjes. 

Ya, bisa dibilang City sudah pernah memenangkan trofi liga tanpa seorang striker. Jadi bukan tidak mungkin, musim ini mereka akan mengulangi kesuksesan yang sama.

https://youtu.be/vI8SOhKEWy0

Sumber: Playing for 90, The Guardian, The Flanker, Vavel, Statinsider

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru