Semifinal UCL 2024/25: Doa Fans Madrid di Pundak Tim Melarat, King Arsenal Jumpa Underdog

spot_img

Real Madrid bagai memedi di Liga Champions. Mendengar namanya membuat siapa pun bergidik ngeri. Tapi tidak dengan Arsenal. Anak asuh Mikel Arteta jauh lebih takut mendengar nama Liverpool atau Manchester City. Real Madrid? Ah, kecil itu. 

Mungkin di hadapan Arsenal, Real Madrid ini cuma seujung kukunya Bukayo Saka. Fans Madrid ngamuk? Silakan. Memang ini jatahnya para demit ngamuk. Tenang saja, kita nggak akan bahas kekalahan itu, kok. Chill aja. Eh tapi, emang nyakitin sih, ya, nggak? Jujur aja, jangan disenyum-senyumin gitu mukanya.

Btw, Liga Champions udah sampai semifinal aja, nih. Ada empat tim yang akan bertarung demi memperebutkan tiket ke Allianz Arena di Jerman. Kira-kira final mana yang paling ideal? Yuk kita bahas.

PSG Tim Underdog yang Akan Menghadapi Arsenal

Lawan King Arsenal di semifinal adalah PSG. Kamu boleh sepakat atau tidak, Paris Saint-Germain adalah tim underdog di Liga Champions musim ini yang masih bertahan. Dari awal musim siapa yang jagoin PSG? Jangankan menjagokan, mungkin PSG sudah lebih dulu dikeluarkan dari garis edar kandidat juara.

Anak asuh Luis Enrique sudah masuk angin di babak liga. Kalau nggak percaya, abang editor silakan kasih tabel klasemen fase liga. Nah, tuh kan kelihatan. PSG malah lebih jelek dari Bayern Munchen dan Real Madrid. Anak asuh Enrique menelan tiga kekalahan di fase liga dan gagal mendulang poin penuh dari PSV.

Tiga kekalahan itu salah satunya saat menghadapi Arsenal, 1 Oktober 2024 lalu di Emirates. Skornya waktu itu lumayan, yakni 2-0. Lantaran tak masuk delapan besar di fase liga, PSG terpaksa lewat play-off demi ke 16 besar. Tapi yah, musuh yang dihadapi cuma remah-remah Liga Prancis. Mudah bagi PSG untuk melangkah ke 16 besar.

PSG Ngegas di Fase Gugur

Les Parisiens berubah dari angkot Cicaheum menjadi Hennessey Venom F5. Ngebut. Bayangin aja, 10 gol bercucuran ke gawang Stade Brestois, lawan di babak play-off. Laju cepat sejak di tiga laga terakhir fase liga ini sempat dihadang tembok besar Merseyside.

Liverpool yang melaju ke 16 besar adalah Liverpool yang memuncaki fase liga dan cuma menelan satu kekalahan. Di Liga Inggris, The Reds juga masih perkasa. Tapi rem telanjur dicopot dan pedal gas telanjur ditali pada kaki pengemudi. Tembok Merseyside ditabrak begitu saja oleh Paris Saint-Germain.

Di leg pertama, PSG membombardir pertahanan Liverpool. The Reds berubah dari singa garang menjadi laksana kucing manis peliharaan mama. Tembakan demi tembakan datang seperti hujan peluru. Bayangkan, 10 bola melayang ke gawang Liverpool, tapi hanya membuat kita terharu.

Justru lewat skema serangan balik, pasukan Arne Slot melepas sebiji tembakan yang membuat PSG malu. Keterlambatan pemain PSG untuk track back dihukum lewat sontekan Harvey Elliott. Tidak mudah membalikkan keadaan di leg kedua. Tapi PSG berhasil melakukannya.

Liverpool gagap mengatasi penguasaan bola PSG. Hanya keajaiban dan sedikit kejelian memanfaatkan momentum yang bisa membuat Liverpool menang hari itu. Tapi tidak, karena Dewi Fortuna cabang Inggris sudah memacari Gianluigi Donnarumma. Kemenangan pun memihak pada PSG.

Arsenal Nih Bos!

Di lain tempat kita melihat Real Madrid tewas dihantam Meriam London. Kekalahan Madrid sebenarnya hal yang biasa. Tapi kalah dengan agregat 1-5 untuk tim yang mengoleksi 15 UCL, ini bikin malu. Madrid beruntung karena bukan MU. Coba aja kalau MU yang begitu, dirujak netizen pasti.

Tapi tak apalah. Biar ada yang merujak, mari kita rujak. Setelah kalah 3-0 di markas Arsenal, para fans percaya Los Galacticos akan bangkit. Tradisi La Remontada yang dipopulerkan Barcelona menggema jelang leg kedua. Tapi entah fans dari liang mana yang percaya skor 3-0 bisa dikejar dengan kondisi Carlo Ancelotti yang susah buat belajar.

Abi Quraish Shihab saja, yang menonton Alfredo Di Stefano langsung, tak begitu percaya tim kesukaannya itu bisa membalikkan keadaan. Pasrah dan tawakal, serta sedikit menyisakan rasa optimistis, hanya itu yang disimpan ayahnya Najwa Shihab jelang laga.

Terbukti kan, jangankan menang barang 1-0, Madrid justru kalah di hadapan pendukungnya sendiri. Bermain di Santiago Bernabeu yang atapnya ditutup, The Gunners justru makin matang buat menggilas Real Madrid lewat skor tipis-tipis saja. Satu gol untuk menghormati tuan rumah, dua gol untuk menunjukkan siapa king sesungguhnya.

Gestur tutup mulut dengan satu jari dari Bukayo Saka bukan hanya mengulangi selebrasi Thierry Henry, tapi juga menunjukkan bahwa daripada geger akan comeback, lebih baik diam dan buktikanlah!

King Arsenal Jangan Kepedean Dulu

Mentang-mentang mengalahkan Real Madrid, Arsenal boleh-boleh saja jumawa. Terlebih kan, sudah banyak tim yang ngalahin Madrid lalu juara Liga Champions. Tapi kamu tahu apa julukan Arsenal? Tim nyaris. Jadi buat para gooners nih, termasuk Mbak Nana, sisakan sedikit ruang buat pesimis.

Lewat mereka berikutnya memang pernah dikalahkan di fase liga. Tapi PSG mode fase gugur sudah setel mode ngeri. Ditenagai para bocil kematian seperti Bradley Barcola, Joao Neves, hingga Desire Doue, belum lagi Ousmane Dembele dan Achraf Hakimi yang bisa tiba-tiba menafsir ruang kosong, PSG bisa menghempaskan Arsenal ke inti bumi.

Itu belum termasuk Luis Enrique. Terakhir kali ke semifinal Liga Champions, pelatih kerempeng ini sukses membawa timnya juara, bahkan treble. Itu juga belum dihitung faktor Gigi Donnarumma. Sang kiper yang sudah memacari Dewi Fortuna cabang Inggris mencari korban berikutnya.

Arsenal mesti berusaha lebih keras untuk mengalahkan PSG. Mau ngandelin set piece dari Nasi lagi? Bisa saja sih, tapi jangan terlalu berharap dapat set piece, karena PSG adalah tim kedua yang paling jarang melakukan pelanggaran di Liga Champions musim ini.

Inter Kembali ke Semifinal

Udah ya bahas Madrid, Arsenal, sama PSG-nya. Yuk beralih ke tim lain. Karena ada juga nih si penggendong Serie A yang menyingkirkan raksasa Bundesliga. Bermain di depan pendukungnya sendiri dengan doa-doa yang dirapal sejak sebelum pertandingan, La Beneamata malah ketinggalan lebih dulu.

Vincent Kompany bisa melepas senyum tipis usai Harry Kane menjebol gawang Yann Sommer. Sang pemain pun makin keras berteriak. Sebelum laga Kane juga sudah gembar-gembor akan membalikkan keadaan. Tapi sepertinya Bayern tidak sadar yang dihadapi tim Italia. Tahu kan tim Italia terkenal telaten dan ulet?

Begitulah Inter di leg kedua. Ketinggalan tak membuat mereka berserah diri. Justru Nerazzurri membalikkan keadaan usai Benjamin Pavard mencetak gol di menit 61. Setelah itu, Inzaghi di tepi lapangan agak tenang. Biarlah Bayern nyetak satu gol lagi. Selama hasilnya seri, Inter yang akan lolos. Terbukti, gol Eric Dier cuma membuat Bayern tak lebih malu dari 15 UCL.

Inter vs Barca: Pilih Mana?

Ini adalah semifinal kedua Simone Inzaghi selama menukangi Inter. Dan musuh yang mesti dipulangkan adalah Barcelona. Blaugrana lolos ke semifinal lewat cara ala sepak bola gajah. Setelah menang 4-0 di leg pertama, Barca seolah membiarkan Dortmund untuk memenangkan laga di leg kedua.

Ya karena maunya begitu, Die Borussen tak menyia-nyiakan kesempatan. Tiga gol diborong Sehrou Guirassy. Tapi dengan tiga gol itu pun tak membuat publik Signal Iduna Park yakin timnya akan lolos. Apalagi ditambah gol bunuh diri Bensebaini. Sudahlah, .

Pasukan Hansi Flick bakal menghadapi Inter. Sejak raih sextuple bersama Bayern Munchen, Flick belum pernah ke sini lagi. Berbeda dengan Inzaghi yang pernah ke semifinal dua musim lalu. Ini juga akan menjadi laga yang menarik, karena dua tim sangat kontras. Barca sebagai tim dengan gol terbanyak di Liga Champions musim ini, dan Inter sebagai tim yang paling sedikit kebobolan.

Bukan itu saja. Ini juga pertarungan antara tim yang dipenuhi pemain muda dengan tim yang diisi pemain jompo. Trio Lamine Yamal, Robert Lewandowski, dan Raphael Dias Belloli akan diuji oleh pertahanan Inter yang dibangun dari besi-besi tua macam Acerbi, Mkhitaryan, Darmian, dan Yann Sommer.

Ini juga pertarungan tim termahal kedua dan tim dengan nilai skuad terendah di semifinal. Ya, nilai skuad Inter hanya 663,8 juta euro, terendah dari seluruh kontestan di semifinal. Akan tetapi, di pundak tim melarat itu, ada doa-doa dari fans Real Madrid supaya Barcelona tersingkir dan gagal juara.

Sumber: ESPN, ABC, LibyanExpress, SI, TheAnalyst, FCBayern, Evrimagaci

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru