Hari yang indah, tapi tidak buat Nuno Espirito Santo. Pelatih yang membawa Nottingham Forest ke kancah Eropa setelah sekian purnama ini justru menjadi manajer pertama Liga Inggris yang dipecat musim ini. Alih-alih diberi kesempatan sebagai bentuk penghargaan, Nuno justru dipaksa mengepak koper dan angkat kaki dari City Ground.
Yang bikin keputusan ini terasa janggal, ada beberapa pelatih yang lebih layak dipecat lebih dulu musim ini. Graham Potter di West Ham, misalnya, yang tak kunjung membawa tim ke level terbaik. Atau, Ruben Amorim, pelatih Portugal lainnya yang punya reputasi mentereng, tapi makin menenggelamkan Manchester United.
Lantas, kenapa Nuno Espirito Santo yang jadi “tumbal” pertama? Kenapa Nottingham Forest tega memecatnya? Apa intrik yang ada di dalam tubuh Forest sehingga mengambil keputusan yang boleh jadi, akan merugikan mereka sendiri di masa depan?
Daftar Isi
Penyelamat Forest, Membawa ke Eropa
Nuno Espirito Santo tiba di Nottingham Forest pada Desember 2023 lalu. Eks manajer Tottenham Hotspur ini menggantikan Steve Cooper, pelatih mengembalikan The Tricky Trees ke Liga Primer Inggris. Saat Nuno datang, Forest seperti kapal yang hampir karam dengan mendekat ke mulut degradasi.
Beban berat pun ditaruh di pundak Nuno. Pelatih yang tak punya prestasi jempolan ini mesti menghindarkan klub yang saat itu berada di peringkat 17, dan kalah lima kali dari enam pertandingan, dari degradasi. Langkah Nuno terasa berat lantaran Nottingham juga mendapat pengurangan empat poin akibat melanggar aturan PSR di Liga Inggris.
Tidak mudah bagi Forest mentas dari posisi 17. Yang dilakukan Nuno akhirnya bikin Forest bertahan di posisi itu hingga musim berakhir. Peringkat 17 adalah zona aman. Nuno menyelamatkan Nottingham Forest lewat enam kemenangan di akhir musim 2023/24. Dua kemenangan di antaranya saat menghadapi Newcastle dan Manchester United.
Nuno Espírito Santo’s time at Forest:
• Survival in 2023/24 after a 4-point deduction
• Three PL Manager of the Month awards
• Achieved the club’s highest finish in 30 years
• FA Cup semi-final
• Secured Europa League football in 2024/25Thank you, Nuno 🇵🇹#NFFC pic.twitter.com/xcc3GSpRDP
— Ethan Lamb (@ethanlamb01) September 8, 2025
Sukses menyelamatkan The Tricky Trees dari degradasi, kepercayaan diri Nuno meningkat. Dengan transfer impresif di awal musim 2024/25, Nuno mengerek posisi Nottingham Forest. Tak tanggung-tanggung, dari yang sebelumnya ada di posisi 17, naik ke posisi tujuh di akhir musim 2024/25.
Jika kita melempar ingatan ke musim itu, Forest meyakinkan sejak pekan-pekan awal. Mereka mengalahkan Liverpool di pekan keempat. Kekalahan itu menjadi satu-satunya kekalahan Liverpool musim lalu, sebelum kalah di tangan Fulham pada pekan ke-31.
Finis di peringkat tujuh, Nottingham Forest berhak tampil di Eropa untuk pertama kalinya sejak 1996. Awalnya Forest akan bermain di Liga Konferensi Eropa, namun dipromosikan ke Liga Eropa menggantikan Crystal Palace.
Jatah Liga Eropa Palace dianulir lantaran kasus multi club ownership, di mana dua atau lebih klub yang dimiliki orang yang sama tidak boleh bermain di satu kompetisi yang sama. Pemilik Olympique Lyon yang juga lolos ke Liga Eropa adalah orang yang sama dengan pemilik Crystal Palace.
Awal Musim yang Tidak Begitu Buruk
Selain mengantarkan Nottingham Forest ke turnamen Eropa setelah 29 tahun absen, kinerja Nuno juga sebetulnya belum bisa dinilai buruk di awal musim ini. Forest memang dicincang West Ham di markas sendiri. Tapi paling tidak, itu satu-satunya kekalahan Forest di tiga pekan pertama musim ini.
Betul bahwa Forest tersingkir di Carabao Cup, tapi di Liga Primer Inggris, poin yang diraih Nottingham di tiga laga awal bahkan mengungguli tim seperti Newcastle United dan Manchester City.
Pemecatan ini bukan hanya terasa janggal, tapi lucu sekaligus ironis. Ada beberapa pelatih di Liga Inggris yang mestinya dipecat lebih dulu. Graham Potter, misalnya. Fans West Ham berkali-kali mendesak Potter supaya angkat kaki dari Stadion Olimpiade London. Kenapa?
Performa Buruk West Ham di Tangan Potter
Eks manajer Chelsea ini tak becus melatih West Ham. Dengan pemain seperti Lucas Paqueta, Jarrod Bowen, James Ward-Prowse, hingga Niclas Fullkrug, West Ham justru kian ambruk di tangan Potter. Bekas manajer Brighton ini datang pada Januari 2025.
Semula The Hammers mendatangkannya agar performa membaik dari ketika ditukangi Julen Lopetegui. Namun, Potter gagal memenuhi tuntutan itu. The Hammers cuma finis di posisi 14. Satu-satunya yang bisa dibanggakan Potter musim lalu sekadar lebih baik dari Manchester United.
Only two West ham managers have beaten Arsenal away and Man United away in the same Premier League season:
◉ Alan Curbishly (2006/07)
◉ Graham Potter (2024/25)Is Potter starting to find his rhythm? 🤔 pic.twitter.com/pmxIZxQi4p
— Hammers Hub (@HammersHubWHUFC) May 11, 2025
Periode melatih West Ham juga menjadi catatan buruk bagi Potter sendiri. Graham Potter hanya mendapatkan rata-rata 1 poin per pertandingan kala menukangi West Ham. Lebih buruk dari saat di Chelsea maupun Brighton. Kendati kita juga perlu memahami, waktunya melatih West Ham masih belum selama waktu melatih Chelsea atau The Seagulls.
Tapi melihat reaksi fans yang tak yakin pada Potter, cukup menjadi alasan kenapa ia layak untuk segera dipecat. West Ham, secara permainan maupun secara tim, seakan-akan tidak mempertontonkan arah yang benar. Pertanyaannya, kenapa Potter tak kunjung dipecat?
West Ham Bimbang
Usai dihajar Chelsea 5-1, gaung pemecatan Potter terdengar. Akan tetapi, pihak manajemen masih berbelas kasih pada manajer kelahiran Solihull ini. Apa bentuk belas kasihnya? Potter diberi kesempatan dua pertandingan lagi, melawan Wolves dan Nottingham Forest. West Ham bertekuk lutut di hadapan Wolverhampton Wanderers di Carabao Cup.
Kekalahan ini mengakibatkan The Hammers tersingkir dari Carabao Cup. Ajaibnya, di laga menghadapi Nottingham Forest, West Ham mengamuk. Bowen, Paqueta, dan Callum Wilson bergantian memaksa Matz Sels memungut bola dari gawangnya.
🚨 West Ham owner David Sullivan will give Graham Potter two more games to turn things around at the club.
(Source: @GraemeBailey) pic.twitter.com/fcsgJ65wVx
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) August 24, 2025
Kemenangan tersebut meredam isu Potter akan dipecat. West Ham pun sejatinya masih ragu memecat Potter. Mereka masih mikir-mikir soal biaya kompensasi yang nilainya mungkin menyentuh 3,3 juta poundsterling, mirip yang dikeluarkan untuk Lopetegui.
West Ham juga sedang berhemat. Tidak hanya itu, West Ham kabarnya akan dijual oleh David Sullivan dan kolega. Mereka sedang mencari pemilik baru yang mau membeli klub asal London itu 800 juta poundsterling. Jadi tak ada waktu untuk mencari pelatih baru.
Ruben Amorim Juga Tak Kunjung Dipecat
Satu lagi pelatih yang lebih layak dipecat duluan ketimbang Nuno Espirito Santo. Orang itu adalah Ruben Amorim. Mungkin betul, mau dipecat maupun tidak, pengaruhnya tak signifikan pada Manchester United. Selama mereka belum sungguh-sungguh menemukan sumber penyakitnya.
Namun, dilihat dari segi mana pun Mas Ruben memenuhi kriteria untuk dipecat. United kalah di final Liga Eropa musim lalu. Kemudian dilatih Ruben Amorim, Manchester United hanya finis di posisi 15. Ruben Amorim juga menjadi pelatih dengan persentase kemenangan terburuk dari seluruh manajer yang pernah membesut United setelah Sir Alex Ferguson, yakni 36,4%.
🇵🇹 Ruben Amorim in the Premier League:
29 games 🏟️
7 wins ✅
7 draws 🤝
15 losses ❌
28 points 🔢 pic.twitter.com/oIW0rNh85H— Amazon Prime Video Sport (@primevideosport) August 24, 2025
Apa lagi coba? Musim ini? Ruben Amorim gagal membawa Setan Merah melangkah lebih jauh di Carabao Cup. MU kalah dari Grimsby Town di putaran kedua. Kurang apa lagi?
Namun, Amorim tak kunjung dipecat. Manajemen United seperti belum kepikiran untuk mendepaknya. Sementara Amorim yakin akan bertahan lebih lama. Ia yakin pemilik MU akan mendukungnya. Hanya media yang getol memberitakan isu pemecatan Amorim.
Konflik dengan Marinakis
Kalian pun bertanya-tanya, lha terus kenapa Nuno Espírito Santo dipecat Nottingham Forest saat Ruben Amorim dan Graham Potter belum dipecat klubnya masing-masing? Soal penampilan dan performa, Nuno menceklis itu semua. Tapi pemecatan manajer atau pelatih tidak hanya dan tidak mesti karena itu.
Apa yang dialami pelatih gundul ini hampir mirip dengan pelatih gundul lainnya di Bundesliga. Ya, ini soal konflik kepentingan. Hubungan Nuno dan pemilik Nottingham Forest, Evangelos Marinakis ambyar. Padahal sebelumnya baik-baik saja.
On Sky, Nuno Espírito Santo has told the media that his on-pitch ‘chat’ with Evangelos Marinakis was related to Taiwo Awoniyi’s injury situation.#NFFC pic.twitter.com/VGhFwrXfYt
— Jamie Martin (@ImJamieMartin) May 11, 2025
Musim lalu, Marinakis pernah memprotes Nuno karena Taiwo Awoniyi terus dimainkan padahal sedang cedera. Nuno berdalih itu bukan masalah besar. Hubungannya dengan Marinakis baik-baik saja. Hingga pada musim baru, datang Edu Gaspar sebagai direktur olahraga global baru yang menangani klub-klub milik Marinakis, termasuk Nottingham Forest.
Kehadiran orang yang pernah bekerja di Arsenal ini disinyalir memicu keretakan hubungan Nuno dan Marinakis. Nuno sering menyindir Nottingham Forest yang tidak benar-benar menyiapkan diri untuk bursa transfer. Mungkin Nuno tidak diajak rembukan oleh Edu.
Awal musim ini, Nuno sampai ketakutan akan pekerjaannya. Forest memang mengeluarkan 180 juta poundsterling musim ini. Namun, pelatih asal Portugal itu sulit mengintegrasikan para pemain baru dengan skemanya. Selain itu, Nuno dipaksa putar otak akibat kehilangan pemain seperti Anthony Elanga dan Danilo yang jadi kunci musim lalu.
Pemecatan Nuno Espirito Santo oleh Nottingham Forest ini memberi kita pelajaran. Bahwa tidak masalah bekerja dengan buruk. Selama tidak mengkritik bos dan selalu memujinya, kamu akan aman dari layoff. Ruben Amorim dan, ehm, Bahlil Lahadalia buktinya.
Sumber: BBC, TBRFootball, MEN, SkySports, Transfermarkt, TheGuardian


