Lebih Jago dari De Gea! Cremonese Emang Butuh Emil Audero

spot_img

Emil Audero tak berhenti membuat penonton Serie A berdecak kagum. Ia kini jadi bahan perbincangan hangat di Italia. Bahkan Emil Audero disebut-sebut lebih hebat dari kiper Fiorentina, David De Gea. Refleksnya cepat dan bermental baja. Aksi-aksi penyelamatan Emil juga membuat kita, penduduk Indonesia bangga saat tidak ada yang bisa dibanggakan dari negara ini.

Di sisi lain, tim yang dibelanya, Cremonese bukan tim besar. Ia hanyalah tim yang baru promosi. Cremonese bukan tim kompetitif dan hanya akan menjadi santapan tim-tim besar. Tapi justru di situlah letak asyiknya, eh bukan, di situlah Emil Audero dibutuhkan oleh Cremonese.

Benarkah Emil Audero segacor itu? Apakah pria kelahiran Mataram ini akan terus menjadi pilihan utama Davide Nicola di sektor penjaga gawang, kendati ia cuma seorang pemain pinjaman?

Aksi Melawan Hellas Verona

Laga menghadapi Hellas Verona bukan hanya menjadi bukti sahih kehebatan Emil. Namun pertandingan di giornata ketiga itu juga menjadi semacam titik pijak yang kian melambungkan namanya. Cremonese tidak memetik kemenangan di Marcantonio Bentegodi. Tapi di situ penampilan Emil luar biasa.

Emil berhasil menjaga gawang Cremonese tetap perjaka hingga peluit panjang dibunyikan. Tak ada satu pun dari sembilan tembakan para pemain Hellas Verona masuk ke gawang Cremonese. Entah mimpi apa yang datang padanya, Emil akhirnya mencatatkan nirbobol pertamanya di Serie A. Tapi pencapaian Emil tidak selesai sampai sana saja.

Menurut catatan FotMob, Emil jatuh bangun lakukan sembilan penyelamatan. Situs statistik sepak bola yang berdiri pada 2007 itu bahkan menjadikan Emil Audero sebagai Man of The Match, dengan rating 8,8. Sayangnya, panpel pertandingan tersebut tidak menobatkan Emil sebagai Man of The Match. Yang dapat justru penyerang Hellas Verona, Giovane Nascimento.

Nggak apa-apa, Mil. Sekalipun panpel tidak ngasih Man of The Match, tapi banyak situs statistik memberikan itu, kok. Fotmob dan Sofascore adalah dua di antaranya. Emil juga tetap akan menjadi Man of The Match di hati warga Indonesia dan terutama, bapaknya.

Anyway, dengan menorehkan nirbobol di laga tersebut, Emil bikin Davide Nicola kian kepincut. Akan sangat mungkin setelah pertandingan melawan Hellas Verona, posisi Emil Audero Mulyadi sebagai penjaga gawang utama tak tergoyahkan. Kenapa demikian?

Penjaga Gawang Utama

Emil sejatinya datang ke Giovanni Zini dengan status pinjaman. Sebagai pemain pinjaman, harapan untuk mengisi tempat utama biasanya akan sulit. Meski begitu, situasinya saat itu memang Cremonese butuh kiper baru. Mereka sebenarnya mengincar Pierluigi Gollini, namun gagal mendapatkannya. Mantan kiper Tottenham Hotspur itu memilih menetap di AS Roma.

Lalu prioritas pun beralih ke Emil Audero. Walaupun musim lalu Emil bermain di kasta kedua lantaran dipinjamkan ke Palermo, Cremonese tetap melihat bahwa kiper Timnas Indonesia itu pemain paling pas untuk didatangkan di bursa transfer kemarin. Kenapa?

Cremonese melihat Emil Audero sosok penjaga gawang yang berpengalaman di Serie A. Pernah berseragam Juventus hingga Internazionale menjadi bahan pertimbangan Cremonese. Barangkali kamu akan bertanya, kenapa kalau cocok justru dipinjam doang tidak dibeli?

Cremonese adalah tim kecil. Keuangan mereka tidak banyak, sekalipun juga tak bisa disebut kekurangan. Oleh karena itu, klub berjuluk La Cremo ini mesti cermat membelanjakan uangnya. Emil memang dianggap sebagai Serie A profen, tapi mereka ingin melihat dulu sejauh mana sang kiper membuktikan kemampuannya.

Cremonese menganggap kesepakatan peminjaman itu fleksibel. Lagi pula La Cremo bukan tidak mau membeli Emil, tidak. Tim yang dilatih Davide Nicola itu juga menyusupkan klausul opsi pembelian di akhir musim. Apabila performa Emil Audero konsisten bagus, besar kemungkinan Cremonese akan mengaktifkan klausul pembelian tersebut di akhir musim.

Tapi apakah itu mungkin?

Kebutuhan Cremonese

Pemuda yang belum cukup umur saja bisa menjadi wakil presiden, jadi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Sejak giornata pertama, Emil Audero sudah bikin Davide Nicola melongo. Bayangkan saja, panggung pertama lawannya sudah raksasa Italia, AC Milan yang baru CLBK sama Max Allegri.

Emil pun dengan tenang menghadapi tekanan itu. Tangannya gesit menghalau segala tembakan yang mengarah padanya. Bahkan bola yang ditendang oleh peraih Ballon d’Or 2018, ia sikat seolah hanya kerikil nyasar di halaman rumah. Dan yang lebih ajaib, Emil tak cuma menghalau tembakan. Ia ikut menyulut kemenangan Cremonese di San Siro.

Itu adalah untuk kali pertama sepanjang sejarah, Cremonese menang di sarang il Diavolo Rosso. Nicola lalu dengan sepenuh hati menjadikan Emil kiper utama. Emil bukan cuma jago menepis bola, tapi menurut Nicola, juga piawai mengangkat moral dan mentalitas satu kesebelasan. Sungguh, kiper sekaligus motivator.

Di sisi lain, Cremonese bukan tim besar. Ia lebih mirip karyawan kontrak yang gajinya pas-pasan, tapi sesekali pengen makan di Solaria. La Cremo bukan tank untuk bertempur. Ia diciptakan untuk menahan gempuran tim-tim yang lebih baik, lebih superior. Tak ayal jika musim baru dimulai saja, Whoscored menaruh Cremonese di tempat kedua sebagai tim yang paling rutin dihajar tembakan.

Rata-rata dalam satu pertandingan, 17,7 tembakan, assalamualaikum ke gawang Cremonese. Sebab itu La Cremo butuh tembok yang lebih kokoh dari Batu Dinding di Kalimantan Timur. Dan sejauh ini, Emil Audero Mulyadi bisa jadi batu dinding yang dimaksud. Apa alasannya?

Kemampuan Emil Audero

Kalau dirangkum, alasannya cuma dua: performanya kuat dan berdampak bagi tim. Tapi dua hal ini perlu lebih jauh dijelaskan. Performanya kuat, kuat yang bagaimana? Terus berdampak dari mananya? Oke, mari kita jabarkan satu per satu.

Emil itu jagonya soal penyelamatan bola. Tangan dan kakinya bekerja seperti pemadam kebakaran yang selalu sibuk tapi bikin orang tidur nyenyak. Musim ini baru melakoni tiga pertandingan, Emil sudah mengumpulkan 17 saves. Yang bikin makin bergidik, persentase penyelamatannya menyentuh 85%.

Persentase penyelamatan Emil sekarang nomor tiga tertinggi di Serie A. Ia menyalip kiper-kiper elit seperti David De Gea, Yann Sommer, hingga Mike Maignan. Kalau soal penyelamatan Emil berada di urutan ketiga, untuk perkara rata-rata saves per laga, Emil nongkrong di puncak.

Menurut FotMob, Emil Audero melakukan rata-rata penyelamatan 5,7 kali per 90 menit. Lagi-lagi lebih baik dari De Gea yang melakukan 4,3 saves per laga. Menariknya, di tangga klasemen penyelamatan per laga ini tidak ada nama Mile Svilar dan Alex Meret yang ngetem di posisi dua dan satu kiper dengan persentase penyelamatan tertinggi.

Wajar sih sebenarnya, karena dua kiper tersebut berada di tim yang cenderung besar: Napoli dan AS Roma. Baik Giallorossi maupun Partenopei adalah tim yang lebih sering menyerang ketimbang diserang. Berbeda dengan Emil Audero atau De Gea. Rata-rata saves yang tinggi itu pun membuktikan betapa sibuknya sang kiper untuk membendung tembakan dari lawan.

Tadi kemampuan kan sudah, sekarang dampaknya ke tim. Karena bagus dalam melakukan penyelamatan, Emil bisa menanggulangi agar Cremonese tak kebanjiran gol. Dalam tiga giornata, mereka cuma kebobolan tiga gol. Artinya cuma satu gol per pertandingan.

Betul bahwa ini baru awal musim. Namun itu saja Cremonese bisa lebih baik dari Inter maupun Torino. Dampak lainnya untuk sementara ini, La Cremo bisa nyangkruk di tiga besar. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Well, musim masih panjang. Kita perlu menanti gebrakan apa lagi yang akan dilakukan Emil. Siapa tahu di akhir musim nanti, Cremonese tetap di empat besar lalu Emil dipermanenkan. Setiap penyelamatan yang dilakukan Emil, ia bukan hanya menyelamatkan dirinya, tim, dan warga Indonesia, tapi juga menyelamatkan bapaknya. Sukses terus, Kang Emil!

Sumber: FotMob, USCremonese, Detik, CNN, Whoscored

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!

Glory Glory Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Magnificent 7 Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Back Home Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000

Artikel Terbaru