Timnas Inggris selalu punya cerita di setiap edisi piala dunia. Salah satunya yang terjadi pada piala dunia 1990. Pada piala dunia yang digelar di Italia tersebut, skuad The Three Lions sukses melaju hingga ke fase semifinal. Ada banyak cerita ketika timnas Inggris tampil pada ajang di negeri Spaghetti tersebut. Dimulai dari momen yang memalukan sampai insiden yang sangat memilukan.
Kisah jatuhnya air mata Gazza mungkin menjadi yang paling fenomenal kala itu. Tangisan gelandang timnas Inggris, Paul Gascoigne atau yang akrab disebut Gazza masih terkenang hingga sekarang.
Gazza menitikkan air mata usai dirinya menerima kartu merah akibat pelanggaran kerasnya terhadap pemain Jerman Barat di laga semifinal. Gazza menyadari bahwa kartu kuningnya tersebut akan membuatnya absen di final andai Inggris lolos dari hadangan Jerman. Pasalnya, Gazza sudah mendapat kartu kuning di laga perdelapan final lawan Belgia.
Cerita lain dari pemain Inggris di piala dunia 1990 datang dari seorang Gary Lineker. Tak ada yang menyangka bahwa striker yang menyandang topskor piala dunia 1986 itu diam-diam buang hajat saat pertandingan masih berlangsung.
Lineker membeberkan momen menjijikan tersebut saat diwawancara oleh radio Inggris BBC pada tahun 2010. Peristiwa memalukan itu terjadi pada 11 juni 1990, waktu Inggris berhadapan dengan Republik Irlandia di laga pertama fase grup di Stadio Sant’Elia, Cagliari.
“Saya tidak pernah mengakuinya, tapi ini fakta, saya melakukannya dalam pertandingan Piala Dunia,” Ucap Lineker (Dikutip Goal).
Pada babak pertama, mantan striker Barcelona dan Tottenham Hotspur tersebut tidak merasakan hal yang aneh. Lineker bahkan tampil brilian dengan mencetak gol untuk Inggris pada menit kesembilan. Menurut pengakuan Lineker, ia merasa baik-baik saja dari menit pertama hingga ia mulai merasakan kram perut pada menit ke-20. Akan tetapi ia tetap bermain sepanjang babak pertama.
“Itu terekam, saya sudah pernah melihatnya tetapi kecuali kalian tahu (apa yang terjadi selanjutnya) kalian pasti tak akan mau tahu. Saya tak enak badan, kondisi saya buruk di paruh babak tetapi tetap lanjut bermain.”
Sempat bisa menahan di babak pertama, pertahanan Lineker akhirnya jebol juga di babak kedua. Sambil berpura-berpura dilanggar, Lineker kemudian menjatuhkan diri dan terduduk sebentar. Beberapa detik kemudian ‘sesuatu’ yang menjijikan tersebut akhirnya keluar sedikit. Rekan setim Gary Lineker, Gary Stevens datang dan menanyakan apa yang terjadi.
“Bolanya jatuh ke sisi kiri, saya berusaha menekel lawan, berusaha menggapainya dan kemudian saya duduk sejenak untuk menenangkan diri.”
“Aku ingat Gary Stevens mendatangiku dan dia melihat ke arahku sambil berkata ‘apakah kamu baik-baik saja?’
“Dan yang aku ingat, aku hanya mengatakan: ‘Aku sendiri juga sialan?’ Apa yang kamu kerjakan?”. Ucap Lineker (Dikutip the sun).
Saat itu Lineker mengaku merasa beruntung karena hujan deras mengguyur lapangan. Sehingga momen buruk itu agak tertutupi karena lapangan becek. Lineker pun berseloroh bahwa dia bisa menceritakan lebih detail lagi soal insiden tersebut.
“Saya sangat beruntung malam itu sedang hujan dan saya bisa melakukan sesuatu. Sungguh berantakan, tiba-tiba keluar, dan terjadi. Seberapa detail yang anda inginkan?”.
Untuk menutupi jejaknya, Lineker bahkan mengaku menggosok-gosokkan pantatnya ke lapangan.
“Anda bisa melihat saya menggosokkan diri di tanah seperti anjing yang sedang mencoba untuk membersihkannya. Sungguh pengalaman yang paling buruk dalam hidup saya, namun saya tidak pernah mendapatkan ruang sebesar itu dalam sebuah pertandingan pada malam setelah insiden itu,” tuturnya (Dikutip Joe).
Meskipun buang hajat di tengah lapangan, Lineker tetap melanjutkan permainan hingga pada menit ke 83 ia ditarik keluar untuk digantikan oleh legenda Wolverhampton, Steve Bull. Pertandingan itu sendiri berakhir imbang 1-1 usai Irlandia berhasil menyamakan kedudukan melalui aksi Kevin Sheedy di menit 73.
Bagi Lineker, Piala Dunia 1990 di Italia tersebut akan selalu menjadi kenangan tak terlupakan. Selain karena aksi buang hajatnya di tengah lapangan, Lineker juga berjasa besar membawa Inggris menembus semifinal berkat torehan empat golnya di ajang tersebut.
