Hanya karena salah mengirim email, Menteri Dalam Negeri Inggris, Suela Braverman memilih mundur dari jabatannya. Sementara itu, ratusan ribu kilometer dari Britania Raya, sekelompok orang mempertahankan mati-matian jabatannya. Padahal tak kurang dari 133 nyawa setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kelompok itu adalah PSSI. Ketua Umum beserta para EXCO masih tidak sudi untuk melepas jabatan. Tidak masalah jika tidak ada yang mendesak. Bukan sebuah soal jika pertandingan Arema vs Persebaya tidak berujung hilangnya nyawa 133 orang. Tapi yang terjadi kan, tidak begitu.
Masyarakat sudah mendesak. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk pemerintah juga sudah memberi rekomendasi. Tapi para petinggi organisasi sepak bola Indonesia hanya bergeming.
Alih-alih responsif dan bertanggung jawab, mereka, orang-orang di sepak bola kita justru melakukan tindakan yang lebih dekat pada kekonyolan. Kekonyolan yang bukan lucu, tapi menyedihkan. Berikut ini adalah kekonyolan-kekonyolan tersebut.
Daftar Isi
Fun Football
Makam para korban Kanjuruhan belum kering. Beberapa korban masih harap-harap cemas hidupnya akan berlanjut atau tidak. Namun di sisi lain, kedatangan Presiden FIFA, Gianni Infantino yang dipuja-puja akan mengubah sepak bola Indonesia justru meleset dari dugaan. Ketua Umum PSSI, Iwan Bule justru mengajak Gianni Infantino untuk bermain fun football.
Pagi 18 oktober, ada 1 orang meninggal lagi setelah 17 hari berjuang, malamnya bikin fun football. Total 133 orang meninggal dalam #TragediKanjuruhan . Pak presiden@jokowi , pak @mohmahfudmd jangan pernah didiamkan yang begini! pic.twitter.com/Gdcjn6srXd
— andreas marbun (@andreasmarbun) October 19, 2022
Tentu saja pertandingan yang berlangsung di Stadion Madya GBK itu menuai banyak kritik. Bagaimana mungkin Presiden FIFA dan Ketum PSSI bisa ber-fun football ria di tengah air mata masih deras mengalir? Yang satu bermasalah soal imigran di Piala Dunia Qatar dan satu lainnya masih tersenyum di tengah tragedi Kanjuruhan. Perpaduan yang pas untuk mengatakan bahwa hati nurani adalah omong kosong.
Salah satu yang mengecam keras kegiatan tersebut adalah Bos Madura United, Achsanul Qosasi. Menurutnya, kegiatan fun football PSSI dan FIFA tidak menunjukkan rasa empati terhadap korban tragedi Kanjuruhan.
Bahkan, salah satu aktor ternama Indonesia, Vino G Bastian juga mengkritisi kegiatan nggak guna tersebut. Ia me-retweet cuitan Kompas.com dengan caption, “Dibanding main bola bareng, lebih baik main ke rumah korban tragedi Kanjuruhan bareng-bareng. Mereka lebih penting.” Tulis pemeran Jarot dalam film Serigala Terakhir itu.
Iwan Bule Mangkir Dari Pemeriksaan
Kegiatan fun football juga dianggap jadi alasan Iwan Bule untuk menghindari pemeriksaan yang sudah dijadwalkan oleh pihak Polda Jawa Timur. Kabarnya Iwan Bule mengajukan penundaan dan penjadwalan ulang pemeriksaan karena ada agenda yang sudah direncanakan sejak lama. Tapi nyatanya, ia malah main bola bareng petinggi FIFA.
“Jokowi berjanji akan secepatnya meruntuhkan Stadion Kanjuruhan. Pembangunan baru akan melibatkan FIFA”
Lucunya setiap tempat yang memakan korban akibat kebiadaban polisi, tempatnya selalu dirobohkan. Di KM50 jg begitu, rata dengan tanah ! Sebuah kebetulankah? pic.twitter.com/kYhTOJ2EOm
— Korban Ceklist Satu (@An_Kiiim) October 19, 2022
Iwan Bule sejatinya mendapatkan panggilan pemeriksaan dari Polda Jatim pada Selasa kemarin. Namun, pihak Polda Jatim menerima surat permohonan penundaan pemeriksaan yang dilayangkan Sekjen PSSI, Yunus Nusi. Dalam surat permohonan tersebut, Mochamad Iriawan disebut meminta penundaan pemeriksaan selama beberapa hari ke depan.
Pengajuan surat penundaan pemeriksaan diduga hanya akal-akalan PSSI untuk menghindari pemeriksaan dari Polda Jatim. Intinya adalah mereka ingin mengulur-ulur waktu sambil mengumpulkan informasi yang dapat membela mereka di proses penyidikan nanti
Terungkap Bobroknya Kepolisian
Tragedi Kanjuruhan juga membuka kembali bobroknya institusi kepolisian. Dari mulai penggunaan gas air mata yang tak sesuai dengan prosedur, penemuan selongsong gas air mata yang ternyata sudah kadaluwarsa, hingga ditahannya Kapolda Jatim yang baru, Irjen Teddy Minahasa.
Irjen Teddy ditangkap karena dugaan kasus narkoba. Beberapa anggota DPR membenarkan adanya informasi tersebut. Kasus jaringan peredaran gelap narkoba yang menyeret Irjen Teddy diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kabarnya, Teddy ditangkap karena diduga menjual barang bukti narkoba yang disita oleh pihak kepolisian
Imbas kasus ini, Teddy batal dimutasi sebagai Kapolda Jatim. Padahal ia baru ditunjuk sebagai Kapolda Jatim baru pada 10 Oktober lalu. Kapolri mulanya menunjuk Teddy untuk menggantikan Irjen Nico Afinta yang dimutasi menjadi Staf Ahli bidang Sosial dan Budaya Kapolri, mengingat ketidakmampuan Irjen Nico mengatasi tragedi Kanjuruhan.
Kesaksian Palsu Tukang Dawet
Selain itu, ada kejadian konyol lain yang menampilkan seorang ibu-ibu yang mengaku sebagai “penjual dawet” di Stadion Kanjuruhan. Ia memberikan kesaksian palsu soal tragedi yang menewaskan 133 orang tersebut.
Usut punya usut, ibu-ibu yang mengaku sebagai penjual dawet itu ternyata politikus dari salah satu partai yang cukup ternama di Indonesia, inisialnya PSI. Ibu-ibu itu dalam kesaksian palsunya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi dan memakai miras serta narkoba.
Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet?
Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord.
Penjual dawet PNS ya ?#UsutTuntasTragediKanjuruhan pic.twitter.com/KZBCaf1j4A
— AREMANIA CULTURE 🥀 (@AremaniaCulture) October 12, 2022
Kesaksian palsu itu sontak memicu amarah berbagai pihak, terutama para suporter Arema itu sendiri. Mengingat keadaan semakin tidak kondusif, ibu-ibu yang diketahui bernama Suprapti Fauzi itu menyampaikan permohonan maaf kepada perwakilan keluarga korban.
Stadion Kanjuruhan Akan Dirobohkan
Setelah beberapa hari penyelidikan dan pertemuan dengan direksi FIFA, Presiden Indonesia, Joko Widodo justru berencana akan merobohkan Stadion Kanjuruhan, lalu akan dibangun kembali dengan fasilitas standar FIFA.
Tentu rencana Jokowi ini sedikit menggelitik. Lantaran kita ketahui bersama bahwa beberapa media dan hasil penyelidikan independen menyebut penggunaan gas air mata menjadi penyebab tragedi Kanjuruhan. Tapi kok yang diperbaiki stadionnya, bukan SDM penembak gas air matanya?
Andai saja memang belum berstandar FIFA, toh Kanjuruhan sudah berdiri sejak belasan tahun yang lalu dan sudah langganan dipakai. Selama ini PSSI, sebagai induk sepak bola tertinggi di Indonesia juga adem ayem saja. Stadion Kanjuruhan juga lolos verifikasi sebagai kandang Arema di Liga Indonesia. Ya walaupun itu terakhir kali dilakukan pada tahun 2020 atau dua tahun yang lalu.
Kendati demikian, sebagai warga negara yang baik kita mesti mengapresiasi langkah pemerintah tersebut. Lagi pula, kata Jokowi, pembangunan kembali Kanjuruhan adalah demi kemajuan sepak bola tanah air. Upaya ini juga untuk meningkatkan keselamatan para penonton dan pemain yang berada di dalam stadion.
Exco PSSI yang Kocak
Pasca tragedi Kanjuruhan, Metro TV mengadakan diskusi antara Tommy Welly alias Bung Towel dan salah satu exco PSSI, Ahmad Riyadh. Diskusi ini menjadi perdebatan panas sehingga trending di berbagai platform media sosial.
Bung Towel menuntut Ketua Umum PSSI mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab tragedi maut di Stadion Kanjuruhan. Karena menurutnya, PSSI dinilai gagal melaksanakan peraturan FIFA pada semua aspek yang bersinggungan dengan sepak bola.
Namun, saat Bung Towel menuntut hal tersebut, Ahmad Riyadh justru merespons dengan kalimat yang lucu. Di saat Bung Towel menyampaikan argumennya, Ahmad dengan santainya menjawab “Enak aja mundur!”.
“Enak aja mundur..” 🤣🤣pic.twitter.com/AwjcruVirD
— Extra Time Indonesia (@idextratime) October 7, 2022
Kalimat itu langsung viral dan jadi bahan meme di media sosial. Pengurus PSSI sampai hari ini bahkan tidak pernah punya niat untuk mundur. Mereka bahkan menolak melakukan KLB sebagaimana rekomendasi TGIPF.
Selain itu, Ahmad Riyadh dengan gagahnya menegaskan bahwa Akhmad Hadian Lukita masih menduduki kursi Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru meski kini berstatus tersangka. Ahmad mengatakan selama belum ada putusan inkrah, Hadian Lukita akan tetap menjabat posisi yang ditempatinya sejak 2020 itu. Duh, dek…
https://youtu.be/ki8dNxfVYw0
Sumber: Bola.net, Bola.Kompas, Kumparan, CNN


