Efisiensi anggaran hari ini sedang tren. Tentu yang kita bicarakan ini adalah efisiensi anggaran di Manchester United. Sejak dibeli pemilik INEOS yang juga orang terkaya kedua di Britania Raya, Sir Jim Ratcliffe, Manchester United bukannya menjadi tim yang jor-joran, malah justru makin ngirit.
Persis, seperti klub papan bawah. Ah, secara klasemen pun, MU sudah cocok dilabeli tim papan bawah. Penampilan angin-anginan, gol seret, tak superior di bursa transfer, keuangan ngirit, kurang medioker apa coba?
Setahun kepemimpinan Ratcliffe, finansial MU dikeret. Pengeluaran kalau bisa seminimal mungkin. Sebagian fans mungkin senang karena MU tak lagi seenak perut beli pemain antah berantah dengan harga tinggi. Tapi di balik efisiensi anggaran, ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan.
Tidak cuma itu. Para karyawan Manchester United, yang tak pernah disorot kamera, dipaksa hidup susah akibat efisiensi anggaran dari rezim Sir Jim Ratcliffe. Seberapa buruk efisiensi yang dilakukan Ratcliffe dan apa dampaknya, mari kita ulas.
Daftar Isi
Tsunami Trofi? Bukan, Tsunami PHK
Saat musim baru dimulai, Manchester United sudah dipimpin Sir Jim Ratcliffe. Tapi bukan tsunami trofi yang terjadi seperti yang digembar-gemborkan, melainkan justru tsunami PHK. Kamu pasti pernah menonton video Starting Eleven Story sebelumnya, kan?
Sir Jim Ratcliffe saat itu, ketika musim bahkan belum ada 10 pertandingan, sudah mengeluarkan tangan besinya. Tak kurang dari 250 karyawan, sekali lagi, 250 karyawan Manchester United dirumahkan. Itu bahasa halusnya. Bahasa kasarnya di-PHK.
Ratcliffe berdalih PHK ini dilakukan demi efisiensi anggaran. Menurutnya, kebanyakan karyawan akan membuat ongkos membengkak. Setelah tahun berganti ke 2025, kirain PHK karyawan besar-besaran tak terjadi. Namun ternyata, Ratcliffe tak sebaik pejabat Kirigakure.
🚨 – JUST IN!!
Manchester United are set to make a further 100-200 staff redundancies as INEOS look for additional cost-cutting measures.
The aim is to INCREASE funds for the first team.
[@MikeKeegan_DM] pic.twitter.com/gY59qYPqLL
— Frank🧠🇵🇹 (fan) (@AmorimEra_) February 11, 2025
Lagi-lagi demi efisiensi, Ratcliffe akan mem-PHK karyawan tahun ini. Menurut laporan 90 Minutes, Ratcliffe berencana memangkas sekitar 200 pekerja lagi, sebagai bagian dari langkah penghematan. Baru-baru ini, entah kesambet jin dari mana, Ratcliffe mengklaim kalau Manchester United terancam bangkrut.
PHK karyawan, kata dia, menjadi salah satu cara menghindarkan MU dari kebangkrutan. Sebelum wacana PHK jilid II ini muncul, Ratcliffe juga sudah marah-marah ke karyawan.
Ia menodongkan ultimatum yang terasa seperti ancaman pada karyawan Manchester United. Salah satu ancamannya, Ratcliffe melarang seluruh karyawan untuk bekerja dari rumah atau WFH. Jika tak menurut, si karyawan, siapa pun itu, akan di-PHK.
Dana Badan Amal Ikut Dipangkas
Bukan cuma karyawan yang terdampak efisiensi, tapi badan amal Manchester United juga. Badan amal yang dimaksud adalah Asosiasi Mantan Pemain Manchester United. Sejak 1985, para pensiunan di asosiasi ini mendapat dana pensiun dari United. Tetapi, mengutip laporan Goal, dalam dua triwulan terakhir, mereka mengklaim belum menerima dana itu.
Jumlah yang belum dibayarkan sekitar 10 ribu poundsterling atau 204 juta rupiah sekian. Dananya dipangkas oleh Ratcliffe. Hal ini memicu kekhawatiran dari badan amal MU tersebut. Mereka takut ini akan berdampak pada dukungan jangka panjang. Apalagi pemotongan dana pensiun itu sampai 50%, dari 40 ribu jadi 20 ribu poundsterling.
🚨 Sir Jim Ratcliffe has cut funding to the Association of Former Manchester United Players, a trust supporting low-income ex-players. #mufc previously donated £40,000 a year, but the last two payments have NOT arrived. [@SunSport] pic.twitter.com/kxfNjgrZQF
— The United Stand (@UnitedStandMUFC) December 28, 2024
Penyunatan anggaran tidak cuma berdampak pada pensiunan, tapi juga mengancam proyek-proyek kemanusiaan dari yayasan amal, seperti membantu biaya pemakaman bagi yang tidak mampu serta membantu anak-anak di sekitar.
Tahun 2024 lalu, Manchester United menghabiskan hampir 1 juta poundsterling untuk kegiatan kemanusiaan seperti itu. Akan tetapi, mulai 2025, dana tersebut akan menyusut. Pihak yayasan sudah berkomunikasi dengan Omar Berrada. Sayangnya, selain kekurangan rambut, pria itu juga kekurangan empati dan tak bisa dipegang komitmennya.
Apa Itu Tunjangan? Pangkas!
Tidak hanya pensiunan yang kena getah akibat efisiensi Ratcliffe. Para legenda yang menjadi duta besar Manchester United juga mesti menelan pil pahit. Dalam laporan The Sun, pemilik INEOS itu bahkan mencopot posisi Sir Alex yang bergaji 2 juta pounds (Rp40,8 miliar) per tahun, sebagai duta besar pada Oktober 2024 lalu.
Laporan lain menunjukkan bahwa Sir Alex tidak dicopot, tapi tak diperpanjang kontraknya. Sementara legenda yang lain, seperti Denis Irwin, Andy Cole, hingga Bryan Robson yang jadi brand ambassador juga terkena potongan gaji. Tidak disebutkan berapa gaji mereka. Tapi yang jelas pemotongannya sangat besar.
🚨 INEOS have decided to cut Sir Alex Ferguson’s multi-million-pound ambassadorial contract with Manchester United, reports @AdamCrafton_ on @TheAthleticFC.
Ferguson will remain a non-executive director at the club, still obviously welcome to attend Man United games. pic.twitter.com/4uOjJQZqwE
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) October 15, 2024
Sebelum para legenda, staf yang bekerja di tim MU juga terkena penyunatan anggaran, persisnya di final Piala FA saat MU mengalahkan City musim lalu. Biasanya para staf tetap akan memperoleh tiket gratis, perjalanan, akomodasi, dan makanan. Namun di pertandingan itu, mereka tak memperolehnya.
Justru para staf United harus mengeluarkan 20 poundsterling, sekitar Rp400 ribu, untuk naik bus ke Wembley. Mereka tak mendapat fasilitas apa pun selain tiket masuk. Demikian laporan The Athletic.
Bruno Fernandes yang sempat mendengar kabar ini meradang. Ia protes ke para eksekutif dan menawarkan untuk membayar semua biaya tambahan yang dibebankan ke staf dari kocek pribadinya. Tapi usulan itu ditolak. Sumber-sumber The Athletic menyebut, jika usulan Bruno dikabulkan, citra rezim baru United akan memburuk.
Apa Itu Transfer Januari? Pakai Pemain yang Ada!
Masalah lain berkaitan dengan bursa transfer Januari 2025. Berita-berita yang mengabarkan MU tak punya dana di bursa transfer Januari berloncatan ke sana kemari. Mengutip laporan Manchester Evening News, The Red Devils telah menghabiskan 206 juta poundsterling (Rp4,2 triliun) pada musim panas lalu.
Hal itu membuat mereka tak bisa belanja pemain di bursa transfer Januari 2025. Jika ngeyel, Setan Merah akan menabrak aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan alias PSR dari Premier League. Kalaupun memang ingin membeli pemain, MU mesti melepas beberapa pemain dulu. Dan itulah yang Ruben Amorim lakukan.
🚨 BREAKING: Man United Tak Punya Anggaran untuk Bursa Transfer Januari! 💰🥲
Man United dipastikan tidak memiliki anggaran untuk memperkuat skuad pada jendela transfer Januari.
Setelah mengeluarkan £206,06 juta untuk lima pemain baru pada musim panas, klub kesulitan untuk… pic.twitter.com/lbWb0j2Iwn
— Extra Time Indonesia (@idextratime) January 1, 2025
Pemain seperti Marcus Rashford dan Antony dipersilakan pergi. Tapi United hanya sanggup mendatangkan Patrick Dorgu dari Lecce seharga 30 juta euro (Rp521 miliar) dan Ayden Heaven dari tim U-21 Arsenal seharga 1,8 juta euro (Rp31,2 miliar). Tapi jangan dikira dengan melepas Rashford ke Aston Villa dan Antony ke Real Betis, MU untung besar.
Perkara transfer musim dingin ini, meski konon efisien, kenyataannya tidak. Rashford tak dilepas, tapi hanya dipinjamkan ke Aston Villa. Dalam klausul peminjaman itu, Setan Merah masih harus membayar gaji Rashford, walau cuma 25% dari 325 ribu poundsterling per pekan.
Sementara untuk Antony yang dipinjamkan ke Real Betis, MU malah harus membayar 84% gajinya yang lebih dari 100 ribu poundsterling per pekan. Bayangkan, MU masih tetap ngeluarin duit buat menggaji pemain yang tidak bermain untuk mereka. Masa yang seperti ini tidak disebut pemborosan?
🚨⚪️🟢 Antony to Real Betis, here we go! Verbal agreement in place between all parties with Man United too.
Documents being checked; then time for travel and medical tests.
United will let him leave on loan deal with 𝐧𝐨 buy clause. He’ll be formally back to United in June. pic.twitter.com/2Bywbzdxvj
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) January 20, 2025
Ratcliffe Justru Tekor
Sir Jim Ratcliffe selalu bilang MU eranya akan menghemat anggaran. Maka selain pemangkasan anggaran, dinaikkan lah harga tiket pertandingan menjadi 66 poundsterling (Rp1,3 juta), tanpa keringanan pada anak-anak dan pensiunan.
Lucunya, di tengah obral bibir soal efisiensi, sang miliarder justru mengeluarkan 47,8 juta poundsterling (Rp977,4 miliar) untuk urusan strategis, demikian laporan Fortune sebagaimana dikutip Yahoo Finance.
Dalam laporan tersebut, uang itu digunakan untuk membayar paket pesangon karyawan yang diberhentikan, paket kompensasi untuk mantan pemberi kerja yang mempekerjakan karyawan baru, hingga biaya konsultasi dan hukum pada pihak ketiga.
🚨 Manchester United have reported a net loss of over £113.2M for the 2023/24 financial year. 📉
(Source: @ManUtd) pic.twitter.com/Z1ohkp13XD
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) September 11, 2024
Dana tersebut juga termasuk biaya penjualan saham ke keluarga Glazer, pemilik mayoritas, dan biaya restrukturisasi. Kalau begini, apakah benar-benar efisien? Nyatanya, mengutip laporan BBC, MU malah menderita kerugian bersih pada musim lalu per 30 Juni 2024 sebesar 113,2 juta poundsterling (Rp2,3 triliun).
Kerugian itu belum termasuk pengeluaran Ratcliffe setelah Juni 2024, seperti pembayaran kompensasi Erik ten Hag, menebus Ruben Amorim dari Sporting CP, sampai membayar kompensasi Dan Ashworth, dan biaya lain yang mungkin jumlahnya tak kecil. Jadi… Yu, Emyu, mampus kau dikoyak efisiensi.
Sumber: Goal, Goal, 90Min, BBC, YahooFinance, talkSPORT, Football365