Sebagai ibukota Argentina, Buenos Aires menyuguhkan pemandangan yang menawan. Sebagai kota metropolitan yang menampung seperempat penduduk Argentina, tentu saja membuat siapa pun ingin singgah ke salah satu kota terindah di Argentina.
Dengan bangunan yang estetik nan klasik. Jalanan yang selalu ramai. Dan tak jarang banyak penari tango di pinggir jalan, membuat siapa pun tak bisa tidak mengakui bahwa Buenos Aires adalah kota yang penuh daya pikat.
Itu bagi wisatawan. Tapi bagi dua klub sepak bola lokal, River Plate dan Boca Junior, Buenos Aires seperti gelanggang pertempuran. Kedua klub asal Buenos Aires itu sudah membangun perseteruan yang cukup lama yang kemudian dikenal sebagai Derby Superclasico. Meskipun kedua klub itu awalnya bersaudara.
Derby ini merupakan fenomena yang lebih dari sekedar tontonan sepak bola. Laga ini bagai acara nasional yang mendapat perhatian lebih dari seluruh publik pecinta sepak bola Argentina.
Bahkan, menurut surat kabar Inggris The Observer edisi April 2004, menonton Superclasico termasuk dalam daftar “50 Hal Olahraga yang Harus Anda Lakukan Sebelum Anda Mati.” Mengapa demikian?
Daftar Isi
Derby Superclasico
Kedua klub sama-sama berasal dari La Boca. Sebuah distrik kelas pekerja di Buenos Aires. Dengan riwayat River Plate yang lebih dulu didirikan pada tahun 1901 dan Boca Juniors menyusul empat tahun kemudian.
🎥 ¡El grito en la noche de La Plata!
🗣️⚽️🔵🟡🔵 pic.twitter.com/auK3Mz07oE
— Boca Juniors (@BocaJrsOficial) March 14, 2022
Banyak yang mengira bahwa Superclasico lahir karena kedua tim berasal dari kota yang sama. Namun, kesamaan latar belakang tanah kelahiran hanyalah pemantik saja. Rivalitas kedua klub ini mulai memanas karena adanya kesenjangan sosial di antara kedua klub.
Derby ini juga dianggap sebagai salah satu derby terpanas yang pernah ada dalam sejarah sepak bola. Bahkan, menurut statistik, 70 persen dari semua penggemar sepak bola yang ada di Argentina pasti mendukung salah satu dari dua klub tersebut.
Penamaan derby ini dengan nama Superclasico menandakan bahwa mereka menganggap pertandingan ini lebih super daripada El Clasico di Spanyol. Beberapa pengamat sepakbola mengungkapkan jika Superclasico memang tidak semegah El Clasico, tapi kegilaan derby ini jadi yang paling gila dari yang tergila.
Perbedaan Kasta
Semua ketegangan bermula pada tahun 1925 saat River Plate memutuskan untuk pindah ke bagian utara Buenos Aires, tepatnya di distrik Nunez yang dikenal sebagai kawasan orang-orang elit. Sejak itu River Plate dikenal sebagai klub yang memiliki basis pendukung kelas atas, yang biasa dikenal sebagai Los Millonarios atau si kaya.
Sedangkan, Boca Juniors dikenal sebagai klub kelas pekerja atau Los Xeneizes dari selatan Kota Buenos Aires. Dengan penggemar Boca yang kebanyakan berasal dari komunitas imigran Italia di daerah tersebut.
Perbedaan kasta sosial yang sangat terlihat ketika melihat daerah utara dipenuhi apartemen mewah serta banyak universitas yang menghasilkan stigma bahwa River Plate mendapat dukungan dari kaum elit dan terpelajar. Sedangkan area selatan milik Boca Juniors merupakan daerah dekat pelabuhan
Suporter
El Superclásico terkenal karena semangat dan rivalitas dari suporter kedua klub tersebut. Di hampir setiap pertandingan, para pendukung dari kedua kubu menyanyikan beberapa lagu yang ditujukan kepada lawan mereka. Seringkali lagu-lagu yang mereka nyanyikan diadaptasi dari band-band rock asal Argentina.
🗣️ “Cada vez nos falta menos…”
El hincha de River ya palpita el superclásico: dentro de 7 días, en esa misma cancha, RIVER 🆚 BOCA pic.twitter.com/4393ChtgPZ
— Diario Olé (@DiarioOle) March 14, 2022
Buah dari ketegangan antarsuporter, mereka pun memiliki sebutan khusus untuk menamai suporter lawan. Suporter Boca Juniors akan meneriakan kata gallinas atau yang berarti “Si Ayam” kepada suporter River Plate.
Sebagai balasan, suporter River Plate akan memanggil rekan-rekan Boca dengan sebutan Los Puercos atau yang berarti “Si Babi”. Hal itu karena stadion Boca terletak di daerah yang dianggap cukup kumuh, dan menurut penggemar River, stadion mereka juga memiliki bau yang kurang sedap.
Tragedi Puerta 12
Tak jarang pertandingan derby ini berakhir dengan perkelahian. Ultras atau mereka menyebutnya Barras Bravas keduanya kerap terlibat baku pukul. Kedua Barras Bravas juga tak jarang justru kerap berselisih dengan aparat pengaman pertandingan.
Kekerasan di luar lapangan itu merupakan sisi lain dari rivalitas tanpa batas milik Derby Superclasico. Selama bertahun-tahun persaingan antara kedua kelompok suporter telah menghasilkan beberapa tragedi memilukan hingga kasus kematian akibat kekerasan.
Misalnya, tragedi Puerta 12 yang terjadi pada 23 Juni 1968. Saat itu terjadi kerusuhan besar antara pendukung Boca Juniors dan River Plate di Sektor 12 Stadion El Monumental, markas River Plate.
Tragedi tersebut merupakan bencana sepak bola terburuk dalam sejarah persepakbolaan Argentina. Di mana 71 fans Boca Juniors tewas terinjak-injak di pintu gerbang 12 dan 150 fans lainnya dinyatakan luka-luka. Kabarnya mayoritas korban masih berusia remaja, bahkan rata-rata usia korban adalah 19 tahun.
Dalam kasus tersebut banyak kesaksian yang berbeda perihal apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa mengklaim bahwa tragedi itu diawali dari fans Boca yang membakar bendera River Plate.
Namun, William Kent, mantan presiden River Plate, mengklaim bahwa oknum polisi lah pelakunya. Sebab polisi diduga melakukan tindakan represif usai para suporter Boca Junior membuang air kencing ke arah polisi pengaman.
23 Haziran 1968| Dünyanın en ateşli derbilerinden Boca Juniors- River Plate maçında futbol tarihinin en büyük facialarından biri “Puerta 12 Tragedy” yaşandı. pic.twitter.com/mTftUj8Ay7
— sportane (@sportanecom) June 23, 2020
Lucunya, setelah tiga tahun penyelidikan, pemerintah tidak menemukan seorang pun yang bersalah atas tragedi tersebut. Oleh karena itu, di akhir musim 1968, klub-klub sepak bola yang tergabung dalam Asosiasi Sepak Bola Argentina mengumpulkan 100.000 dolar atau Rp1,4 miliar untuk keluarga para korban.
Saat River Plate Degradasi
Selain tragedi berdarah itu, ada juga momen lain yang juga tak kalah mengerikan. Yaitu ketika River Plate degradasi pada akhir musim 2010/11. Di sisi utara Buenos Aires, suporter River mengamuk lantaran itu adalah kali pertama tim mereka mengalami degradasi sejak berdirinya klub pada 1901 silam.
Sedangkan respons suporter Boca Juniors sangat berbeda. Mereka justru sangat bergembira. Para pendukung Boca tumpah ruah di jalanan. Mereka bergembira merayakan kehancuran River Plate, bersuka cita, berkonvoi dan bersenang-senang selayaknya baru meraih gelar juara.
Lalu Siapa yang Paling Unggul?
Sejauh ini kedua klub baik Boca Juniors maupun River Plate sama-sama sedang berjuang di Divisi Utama Argentina. River Plate masih bertengger sebagai pemuncak kelasemen Grup A sedangkan Boca Juniors berada di peringkat tiga kelasemen Grup B.
Terlepas dari itu prestasi dari River Plate lebih mentereng dengan torehan 35 gelar Divisi Utama, sedangkan Boca Juniors baru mengantongi 28 gelar Divisi Utama Argentina.
Namun, apabila dalam statistik Head to Head, Boca Juniors lebih unggul dengan meraih 30 kemenangan sedangkan River Plate baru memenangi laga derby sebanyak 29 kali sedangkan 27 laga lainya berakhir imbang.
https://youtu.be/qAHHgSfi6Bo
Sumber: BleacherReport, The Observer, LigaLaga