Akankah Melejit? Karir Diaspora Indonesia di Klub Baru Musim Depan

spot_img

Mendengar kabar Mees Hilgers masuk radar Crystal Palace, rasanya seperti melihat salah satu putra terbaik kita mulai menapak ke panggung besar sepak bola Eropa. Bangga? Jelas! Setiap laporan tentang ketertarikan Crystal Palace terhadap Hilgers seakan sanggup menggetarkan hati penggemar. Sebuah pengakuan bahwa darah Indonesia punya kualitas dunia. 

Jika Hilgers masih otw pindah, maka rekan-rekannya di tim nasional udah pada duluan menemukan destinasi baru di musim depan. Beberapa dari mereka bahkan menembus lima liga top Eropa. Lantas, siapa saja pemain diaspora Indonesia yang memutuskan pindah klub di musim panas kali ini? Dan bagaimana gambaran karir mereka di masa depan? Mari kita bahas.

Jay Idzes

Pemain pertama yang masuk daftar ini adalah Jay Idzes. Sempat masuk radar Inter Milan, Juventus, Torino, dan Aston Villa, Idzes resmi bergabung dengan Sassuolo. Bek tengah asal Indonesia ini diboyong dari Venezia dengan nilai transfer sekitar 8 juta euro. Itu menjadikannya bek termahal kedua dalam sejarah Sassuolo. Idzes hanya kalah dari Marlon yang dibeli dari Barcelona dengan mahar 12 juta euro.

Idzes diikat dengan kontrak berdurasi empat tahun. Itu akan membuatnya jadi pemain Sassuolo hingga 2029. Bergabung dengan Sassuolo adalah langkah strategis. Sassuolo dikenal sebagai klub yang mengutamakan pembangunan pemain muda, memberi ruang untuk berkembang di bawah tekanan Serie A tanpa ekspektasi instan seperti di klub top besar.

Lantas, bagaimana kecocokan strategi antara Idzes dan skema permainan Fabio Grosso? Singkatnya sih, Idzes dan Grosso saling membutuhkan. Keduanya sama-sama mengutamakan kontrol permainan dari belakang. Idzes memiliki kemampuan distribusi bola yang rapi dan tenang di bawah tekanan, membuatnya ideal dalam peran ini.

Dengan kontrak panjang, Idzes memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dan membangun reputasi sebagai bek papan atas di liga Italia. Jika konsisten, ia bisa menjadi starter tetap di skuad asuhan Grosso. Bahkan, dengan terus tampil di Serie A, Idzes akan membuka kesempatan yang lebih besar agar mendapat pantauan dari klub-klub papan atas Serie A atau Liga Inggris. 

Emil Audero

Masih dari Serie A, ada Emil Audero yang berganti klub dari Como ke Cremonese. Berbeda dengan Jay Idzes yang menandatangani kontrak jangka panjang, Emil justru pindah dengan status pinjaman. Menurut laporan Sport.Detik, Cremonese punya klausul untuk mempermanenkan Emil di akhir masa peminjaman. 

Emil Audero datang ke Cremonese dengan membawa reputasi sebagai kiper berpengalaman Serie A yang pernah menjadi andalan Sampdoria dan sempat memperkuat Inter Milan. Keputusan pindah ke Cremonese membuka peluang besar baginya untuk kembali mendapatkan menit bermain reguler setelah sebelumnya kerap dicadangkan oleh Como.

Maka dari itu, kepindahan ini bakal jadi momentum penting bagi Emil untuk melesat ke puncak karir. Jika tampil apik di bawah mistar, Emil bukan cuma bisa membantu Cremonese bertahan di Serie A. Dirinya akan jadi elemen penting di skuad Cremonese. Emil dikenal memiliki reflek cepat dan kemampuan positioning yang bagus.

Itu jadi kualitas yang sangat dibutuhkan Cremonese untuk bertahan hidup di liga yang kompetitif. Dengan kombinasi skill individu dan kecocokan taktik, Audero berpeluang memperbaiki reputasinya. Kalau tampil bagus di Serie A kan Patrick Kluivert pasti tak ragu untuk memilihnya sebagai kiper nomor 1 menggantikan Maarten Paes.

Kevin Diks 

Bergeser ke Jerman, ada Kevin Diks yang sah pindah dari FC Copenhagen ke tim Bundesliga, Borussia Monchengladbach. Sebetulnya, Diks sudah sepakat pindah sejak awal tahun 2025. Namun, sang pemain memilih untuk pindah secara gratis saja di akhir musim 2024/25. Maka dari itu, Diks masih menghabiskan musim 2024/25 bersama Copenhagen.

Gladbach terbilang beruntung karena mendatangkan Kevin di waktu yang tepat. Ibarat buah, klub Bundesliga itu memanen Diks dalam kondisi matang sempurna, tanpa perlu dikarbit. Bek tim nasional Indonesia itu tiba di Jerman dengan modal yang sangat cukup. Seperti reputasi yang tak terbantahkan, pengalaman kompetisi Eropa, dan fanbase yang besar dari Indonesia.

Dalam skema permainan Gerardo Seoane, yang kerap mengandalkan pressing intens dan transisi cepat, Diks punya profil yang pas. Ia mampu menjaga kedalaman ketika tim bertahan, tetapi juga bisa memberi lebar serangan dengan overlap atau umpan silang akurat. Di luar itu, Diks kabarnya akan memainkan peran bek tengah di Gladbach.

Ini agak berbeda dari apa yang ia lakukan di Copenhagen dan Timnas Indonesia. Namun, posisi bek tengah bukan posisi yang asing bagi Diks. Selama karirnya, Diks tercatat sudah memainkan posisi bek tengah sebanyak 74 kali. Dari posisi ini, dirinya tetap punya naluri menyerang yang tinggi. Ia telah mencetak 7 gol dan 4 assist dari posisi itu.

Justin Hubner 

Selanjutnya ada El Preman, Justin Hubner yang memutuskan pindah ke Belanda untuk bergabung Fortuna Sittard. Menurut CNN Indonesia, Hubner menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun. Dengan bergabung ke Fortuna Sittard, Hubner akan berjuang keras mendapatkan posisi di tim inti. Posisi yang tak pernah ia cicipi selama berseragam Wolves.

Eredivisie adalah babak baru bagi Hubner. Meski datang sebagai pemain yang belum punya pengalaman main di tim utama, Hubner dinilai punya kesempatan bermain reguler yang cukup besar. Pelatih Sittard, Danny Buijs terlihat punya pandangan yang berbeda pada Hubner. Ia melihat sebuah potensi yang dapat dimaksimalkan.

Sistem permainan Fortuna musim ini menuntut bek tengah yang bukan hanya kuat bertahan, tapi juga nyaman menguasai bola untuk membangun serangan dari belakang. Meski secara postur Hubner tidak terlalu kekar, spesifikasi itu jelas dimiliki oleh Hubner. 

Bersama Sittard, Hubner juga punya kesempatan memperluas jangkauan kariernya. Kalau tampil konsisten, bukan tidak mungkin pintu menuju klub papan atas Belanda macam Ajax atau PSV akan terbuka.

Nathan Tjoe-A-On

Masih dari Belanda, tapi kali ini dari kasta kedua. Ada Nathan Tjoe-A-On yang baru saja merampungkan kepindahannya dari Swansea ke Willem II. Di Swansea, karirnya tak berjalan dengan baik. Nathan tak mendapat kesempatan untuk menunjukan kebolehan. Maka dari itu, ia pulang ke Belanda demi mencari jam terbang.

Menit bermain adalah fokus Nathan. Karena ia ingin menghidupkan kembali karir sepakbolanya. Selain itu, mendapat jaminan bermain akan memudahkannya untuk bersaing di tim nasional. Sebab, Coach Patrick Kluivert lebih gemar memainkan pemain yang memiliki peran krusial di klubnya. Terbiasa berkompetisi dan tampil di lapangan dipercaya akan memberikan dampak positif bagi Skuad Garuda. 

Di bawah kendali John Stegeman, harapannya Nathan mampu mengeluarkan potensi maksimalnya. Dalam skema 4-3-3, bek kiri seperti Nathan mempunyai peran yang penting. Bukan cuma sebagai palang pintu pertahanan, melainkan juga overlap guna membantu serangan. Dengan atribut stamina, teknik, dan visi bermain Nathan bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen penting di sisi kiri Willem musim ini.

Shayne Pattynama

Melipir ke Asia, ada Shayne Pattynama yang memilih untuk berkarir di Thailand, tepatnya Buriram United. Awalnya, ini jadi keputusan yang mengejutkan. Namun, terlihat realistis ketika melihat situasi di lapangan. Momen-momen sulit jadi makanan sehari-hari Pattynama di KAS Eupen. Itu tampaknya menjadi katalisator baginya untuk mencari tantangan baru, sebuah lingkungan yang bisa mengembalikan sinarnya.

Pindah ke Thailand tentu bukan tanpa resiko. Liga Thailand itu liga paling kompetitif se Asia Tenggara. Banyak pemain-pemain asing yang tak bisa survive di sana. Namun, bagi Pattynama, ini bisa jadi sebuah langkah strategis. Kompetisi di Thailand menawarkan menit bermain yang lebih konsisten. Terlebih, Buriram tampil di Liga Champions Asia. Ini adalah eksposur internasional yang berharga.

Dengan manajemen klub yang solid dan status tim yang mendominasi di Liga Thailand, Buriram United jadi kesempatan kedua bagi Pattynama. Kini, tugasnya cuma satu. Kerahkan seluruh kemampuan. Jika tidak, maka bermain di Liga 1 hukumnya mutlak. Ini tidak hanya berlaku pada Pattynama, tapi semua yang ada di daftar ini. Jangan contoh pemain yang onoh. Masih muda udah main di Indonesia. Duh, peningnye!

Sumber: Football Italia, Goal, Detik, Kompasiana

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru