Dosa Eden Hazard yang Membuatnya Sepi Peminat di Bursa Transfer

spot_img

Bagaikan sebuah lilin, cahaya Eden Hazard kian meredup setelah bergabung dengan Real Madrid. Setelah kontraknya diputus Juni lalu, nasibnya kini tak jelas. Di saat ia membutuhkan kemurahan hati dari klub-klub lain untuk membangkitkan karirnya, Hazard justru tidak mendapat banyak sorotan pada bursa transfer awal musim 2023/24. 

Musim lalu jadi musim yang membosankan bagi Hazard. Ia hanya memainkan enam pertandingan La Liga bersama El Real. Ia lagi-lagi kesulitan untuk bersaing di tim utama bahkan ketika kondisinya sehat wal afiat sekalipun. Setelah pindah ke Madrid, performanya memang menurun tajam. Tapi apakah Hazard tak berhak mendapat kesempatan kedua? Kenapa ia tak lagi laku dipasaran?

Pernah Jaya Pada Masanya

Di balik performanya yang acak-acakan, kita semua tahu kalau Eden Hazard sempat menjadi salah satu sayap terbaik di Eropa, terutama ketika masih bermain di Chelsea. Seperti namanya, Hazard yang berarti “bahaya”, pemain yang kini berusia 32 tahun itu selalu menjadi ancaman bagi lini bertahan lawan.

Datang tahun 2012, Hazard yang langsung jadi starter lawan Wigan hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk membuktikan kepada publik kalau dirinya memang pantas mengenakan seragam The Blues. Mengandalkan kelincahan dan kemampuan menahan bola, Hazard menciptakan satu assist kepada Branislav Ivanovic dan memenangkan penalti di awal laga.

Chelsea unggul dua gol dengan cepat berkat aksinya itu. Setelah memberikan kesan positif di laga debut, perannya mulai tak tergantikan di lini serang Chelsea. Siapapun pelatihnya, Hazard tetap jadi pilihan utama sebagai kunci yang membuka pintu pertahanan lawan. Tim-tim lawan pun mulai mempelajari gaya bermain dan bagaimana cara menghentikannya.

Dari yang tadinya mengenakan nomor punggung 17, Hazard berganti ke nomor 10. Performa terbaik Eden Hazard terjadi justru di musim terakhirnya di Chelsea. Ia mencatatkan 16 gol dan 15 assist dari 37 pertandingan Liga Inggris musim 2018/19.

Jika harus mencantumkan semua momen terbaiknya di Chelsea, mungkin ceritanya akan sangat panjang. Tanpa menceritakan semuanya pun publik sepakbola sudah paham betul akan kualitasnya. Bersama Chelsea, ia memenangkan beberapa trofi bergengsi termasuk dua Liga Inggris dan dua Europa League sebelum akhirnya menerima pinangan Real Madrid tahun 2019.

Sepi Peminat

Sayangnya, keputusan Hazard untuk terbang ke Spanyol justru jadi awal kehancuran karirnya. Bermain dengan pemain-pemain terbaik dari seluruh penjuru dunia, mantan pemain Timnas Belgia itu justru tak mampu menyesuaikan diri. Hazard gagal menunjukan apa yang sudah ia lakukan selama di Inggris.

Manajemen Madrid seperti dibohongi oleh Chelsea. Dengan mengucurkan dana sebesar 115 juta euro (Rp1,9 triliun), El Real cuma mendapat ampasnya saja. Masa keemasannya sudah habis di Chelsea.

Hazard memang memenangkan trofi Liga Champions bersama Los Blancos, tapi dirinya tak berkontribusi banyak akan hal itu. Ia tak pernah mencatatkan lebih dari 20 penampilan setiap musimnya. Ia justru lebih sering berbaring di ruang perawatan ketimbang membantu Madrid meraih kemenangan.

Setelah empat musim, Eden Hazard akhirnya diputus kontrak oleh El Real. Manajemen klub tampaknya sudah muak dengan performa Hazard yang tak kunjung membaik. Tersedia secara gratis di bursa transfer, Hazard sepi peminat. Bahkan di tengah eksodus pemain bintang ke Arab Saudi, tak ada satupun klub dari negeri Timur Tengah itu yang meliriknya.

Beban Gaji

Banyak faktor yang membuat Eden Hazard kini mulai tak laku di bursa transfer. Salah satunya tentu beban gaji yang sangat tinggi. Alasan serupa bahkan jadi salah satu penyebab Real Madrid menyudahi kerjasama dengannya. Mereka ingin berhenti dari tanggung jawab untuk menafkahi Hazard yang nggak ngapa-ngapain selama empat musim.

Perlu diketahui, mantan pemain Lille itu jadi pemain dengan bayaran termahal di Real Madrid. Pada saat pertama kali menandatangani kontrak dengan klub asal Ibukota Spanyol itu, Hazard menerima gaji lebih dari 31 juta euro atau sekitar Rp517 miliar per tahun. Itu berarti Hazard bisa mengantongi sekitar 600 ribu euro (Rp10 miliar) per pekan.

Sementara di musim terakhirnya, Madrid hanya menurunkan 5 juta euro (Rp83 miliar) dari gaji semula. Meski begitu, ia tetap berstatus pemain dengan bayaran termahal walaupun kontribusinya di Real Madrid sedikit. Maka dari itu, tim-tim yang semula berminat mendatangkannya akhirnya batal. Lho, bukankah Arab Saudi bisa menggaji tinggi? Kenapa nggak datangin tuh, si Hazard?

Jaminan Mutu

Harga sih tak masalah. Tapi klub-klub, baik dari Arab Saudi maupun dari liga lain ogah mengontrak Hazard lantaran si pemain juga tak bisa dipercaya kemampuannya di atas lapangan. Dengan menit bermain yang sedikit dalam beberapa tahun terakhir, konyol apabila menggaji mahal pemain yang tak bisa mengerek performa tim.

Karena jarang bermain itu pula, kualitas sentuhan Hazard tentu saja berkurang. Berbeda dengan Edouard Mendy atau mungkin N’Golo Kante. Meski meski performa keduanya sudah menurun, namun masih menunjukan top perform di musim-musim sebelumnya. Pamornya juga sudah tak sebesar dulu. Nama Eden Hazard tak lagi memiliki daya tarik tinggi seperti misalnya Cristiano Ronaldo maupun Neymar.

Berat Badan

Salah satu yang tak kalah fatal adalah berat badan Eden Hazard. Sebagai pemain sayap yang mengandalkan kelincahan dan kecepatan, Hazard tak pandai menjaga berat badan. Sudah menjadi rahasia umum kalau sang pemain tergolong malas latihan.

Hal itu diungkapkan mantan rekannya di Chelsea, John Obi Mikel. Selama berkostum The Blues, Mikel menilai kalau Hazard jadi pemain paling malas dalam berlatih. Ia bahkan heran kenapa Hazard masih tetap jadi andalan meski tak menunjukan sikap kerja keras di sesi latihan.

Eden Hazard bahkan pernah membuat geger media sosial saat tiba di Real Madrid dengan kondisi kelebihan berat badan. Hal itu dipicu dari kebiasaan buruknya yang selalu mengkonsumsi makanan cepat saji. Padahal kita semua tahu junk food sangat tidak baik apabila dikonsumsi berlebihan. Apalagi untuk atlet profesional sepertinya.

Antara Inter Miami dan Kasta Kedua Belgia

Meski begitu, ada beberapa klub baru yang menerbitkan minat pada Eden Hazard. Hingga narasi ini dibuat, tercatat ada dua klub yang berminat padanya. Mereka adalah Barcelona cabang Amerika, yakni Inter Miami dan klub kasta tertinggi Liga Belgia, KVC Westerlo.

Namun, menurut beberapa sumber, karena kentalnya persaingan dengan Barcelona sewaktu masih bermain di La Liga, Hazard enggan bergabung dengan Inter Miami. Ia keberatan apabila harus bermain dengan Lionel Messi, Jordi Alba, dan Sergio Busquets yang semuanya alumni Barca.

Jika bermain di Westerlo juga tak cukup menarik bagi Hazard. Maka, menurut laporan Daily Mail pensiun mungkin jadi opsi yang akan diambil. Sampai saat ini, belum ada keputusan akhir dari pemain 32 tahun itu. Di luar itu mungkin pilihannya hanya dua. Pulang kampung dan akan melawan Sandy Walsh atau bermain dengan rival di Miami. Tentukan pilihanmu sekarang!

Sumber: ESPN, The Athletic, 90min, Football Transfers, Chelsea Fc

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru