Mengapa Barcelona Sempat Menolak Pakai Sponsor di Jersey Mereka?

spot_img

Tidak seperti kebanyakan klub lainnya yang meletakkan sponsor di jersey mereka, FC Barcelona baru melakukannya pada tahun 2006 silam. Mengapa begitu?

Barcelona, sedari dulu, memang memegang teguh tradisi anti sponsor. Mereka menolak untuk memasang merk dagang apapun di depan jersey mereka. Tradisi ini dilaporkan sudah dilakukan sejak 29 November 1899, sebelum akhirnya bertahan sampai 107 tahun!

Tentang tradisi itu, ada yang menyebut bila Barcelona dianggap sebagai sebuah simbol perlawanan penduduk Catalan terhadap rezim diktator Spanyol, yakni Jenderal Franco, yang dianggap bertindak sewenang-wenang terhadap warga Catalan. Keberadaan Barcelona ketika itu pun sering digunakan sebagai senjata pamungkas untuk sebuah bangsa yang tidak memiliki negara seperti Catalan.

Karena itulah Barcelona selalu menjaga kemurnian klub dengan menolak untuk memasang merk dagang di jersey mereka. El Barca tidak ingin disamakan dengan klub lain. Mereka tidak mau tunduk dengan nilai komersil yang terdapat pada sponsor, yang terletak di jersey seperti
kebanyakan klub lainnya.

Hingga pada akhirnya, sekitar tahun 2006 muncul kabar bahwa Barcelona telah bernegosiasi dengan otoritas Cina dan perusahaan judi online perihal sponsor di kaos Ronaldinho cs. Isu tersebut muncul setelah utang Barca dikabarkan meningkat menjadi 240 juta dolar atau setara 2 triliun rupiah lebih, dimana pada saat yang sama, presiden Laporta dikabarkan sibuk mencari cara menambah pemasukan.

Isu tersebut kian berhembus kencang setelah Laporta tertangkap kamera tengah berkunjung ke Beijing pada 2005 silam. Dia diketahui tengah menjalin kerjasama dengan sponsor yang memungkinkan Barca bisa menerima dukungan sebesar 19 juta euro atau setara 314 miliar rupiah per tahun.

Akan tetapi seketika rumor tersebut langsung dibantah Laporta, dan diikuti dengan hilangnya kabar yang menyebut tentang kerjasama el Barca dengan Cina.

Namun tunggu dulu, meski Barca tidak jadi menjalin kerjasama dengan Cina, klub tersebut pada akhirnya tetap menampilkan sponsor di jersey mereka pada tahun 2006. Adalah ketika klub tersebut telah mencapai kesepakatan dengan Unicef dengan memasukkan nama dan logo badan amal untuk anak-anak di bagian depan seragam klub.

Meski Barca dianggap melanggar tradisi klub, tindakan itu masih bisa diterima karena mereka berdalih bahwa kerjasama ini berbeda dengan seperti yang biasanya, karena Blaugrana berkontribusi mendonasikan 1,5 juta euro per tahun kepada Unicef, atau 0.7 persen dari total pendapatan hingga lima tahun ke depan melalui FC Barcelona Foundation. Melihat kesepakatan ini, boleh dibilang Barca-lah yang menjadi sponsor Unicef, bukan sebaliknya.

Kendati demikian, tindakan Barca yang banyak dipuji itu kemudian banyak disebut sebagai “jembatan” bagi mereka untuk benar-benar melanggar tradisi klub yang bertahan selama seratus tahun lebih.

Tepat sebelum memulai musim 2011/12, Barca menjalin kerjasama dengan Qatar Foundation dan membuat klub mengantongi dana senilai 30 juta euro atau setara 496 miliar rupiah per tahun, sampai tahun 2016. Hanya dua tahun berjalan, Barca akhirnya mengkonfirmasi kalau mereka bakal mengenakan sponsor Qatar Airways di bagian depan jersey, dengan nilai kontrak sebesar 25 juta pounds atau setara 487 miliar rupiah.

Semakin jauh meninggalkan tradisi yang dahulu disebut tidak akan ditinggalkan, pada musim 2017/18, Barca resmi menggandeng perusahaan e-commerce asal Jepang, Rakuten. Kerja sama itu diumumkan oleh presiden Josep Maria Bartomeu dengan menyebut bahwa kerja sama itu bernilai minimal 220 juta euro atau setara 3,6 triliun rupiah untuk empat tahun.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru