Uang 2 Triliun Diperebutkan! Drama Gila Jelang Piala Dunia Antarklub 2025

spot_img

Tersisa kurang dari 100 hari lagi menuju peluit kick-off Piala Dunia Antarklub 2025 yang dihelat di Amerika Serikat dibunyikan. Dijadwalkan akan berlangsung mulai dari 14 Juni hingga 13 Juli mendatang, ajang ini sudah sangat berubah drastis dari banyak sekali aspek, dibandingkan dengan edisi terakhir di Arab Saudi pada 2023 lalu. Membuatnya seakan plek-ketiplek dengan penyelenggaraan Piala Dunia yang diikuti oleh negara-negara. 

Selain diikuti oleh 32 tim dari enam konfederasi yang terbagi dalam 8 grup, Piala Dunia Antarklub 2025 diliputi oleh sejumlah fakta dan kejadian yang mewarnai perjalanan menuju hari pertandingan pembuka. Ada yang begitu menggiurkan bagi setiap tim yang ikut berpartisipasi. Namun, ada juga yang sarat dengan kontroversi dan intrik di dalamnya. 

Lalu, apa saja serba-serbi baru dari pagelaran Piala Dunia Antarklub 2025? Benarkah banyak para pemain yang memprotes format turnamen ini? Mari kita ulas. 

Trofi Emas 24 Karat

Sama seperti sebuah kompetisi sepak bola pada umumnya, FIFA juga sudah menyiapkan trofi yang nantinya akan diserahkan kepada klub terbaik sedunia di akhir perlombaan. Namun, kali ini ada yang berbeda dari bentuk trofi Piala Dunia Antarklub. Mulai edisi 2025, FIFA telah meluncurkan trofi baru yang terlihat sangat unik dan lebih mewah dari sebelumnya. 

Mengutip dari Inside The Game, desain trofi Piala Dunia Antarklub FIFA terinspirasi oleh berbagai elemen yang digabungkan menjadi satu, mulai dari Voyager Golden Records dari misi luar angkasa NASA dekade 1970-an, tabel unsur periodik, peta dunia, dan hal berbau astronomi seperti simbol-simbol langit yang mewakili posisi planet-planet di tata surya. 

Untuk urusan merancang trofi, FIFA mempercayakan pada toko perhiasan ternama, Tiffany & Co dari New York sebagai desainernya. Trofi ini terbuat dari emas murni 24 karat dengan ukiran rumit sesuai permintaan FIFA yang perlu menggunakan mesin laser khusus. Kebayang gimana mewahnya trofi ini yang tampak lebih prestise dari trofi sebelumnya yang terbuat dari campuran emas dan perak seberat 5,2 kilogram.

Bagi FIFA, klub yang nantinya ditakdirkan memegang trofi ini adalah saksi dari momen yang melambangkan puncak sepak bola klub yang dirayakan oleh semua umat manusia di muka bumi. Gianni Infantino juga menambahkan bahwa tim yang mengangkat trofi ini akan memegang kendali dunia sepak bola antarklub, dan para pemain yang ikut di dalamnya akan tercatat dalam sejarah agung sepak bola. 

Nantinya, klub yang keluar sebagai juara akan menerima replika dari trofi emas ini yang di dalamnya sudah diukir nama klub tersebut dan tahun mereka memenanginya. Walau replika, trofi tersebut menyerupai trofi asli dalam hal pengerjaan, konstruksi, dan skala. 

Hujan Duit Untuk Para Peserta

Sebelum mendapatkan trofi emas yang berkilauan, sebanyak 32 tim akan saling jegal terlebih dulu sejak babak grup. Beruntunglah tim yang kali ini berkesempatan tampil di Piala Dunia Antarklub. Bagaimana tidak? Sebelum memulai turnamen saja, para peserta sudah mendapatkan gepokan duit yang nilainya bikin ngiler. 

Menurut Football Italia, FIFA sudah mengalokasikan dana sebesar 525 juta dolar Amerika atau senilai 8,6 triliun rupiah yang akan dibagikan kepada semua peserta berdasarkan konfederasi sebelum dimulainya babak grup. Besarannya akan berbeda antara satu konfederasi dengan lainnya. 

Ambil contoh, perwakilan UEFA seperti Bayern Munchen dan Inter Milan akan menerima pemasukan antara 12,8 juta-38,1 juta dolar Amerika. Sementara delegasi Conmebol seperti River Plate dan Boca Juniors akan ditransfer sebesar 15,2 juta dolar Amerika. Dalam hal ini, OFC jadi konfederasi yang menerima paling sedikit dengan jumlah 3,5 juta dolar Amerika. 

Jika kompetisi sudah bergulir, FIFA tetap mengucurkan dana sebesar 475 juta dolar Amerika atau 7,8 triliun rupiah untuk tim yang berhasil raih hasil positif. Mulai dari babak grup, tim akan mendapatkan 2 juta dolar Amerika tiap kali raih 3 poin, dan 1 juta dolar Amerika tiap kali seri. Bila berhasil melangkah ke 16 besar, tim akan kecipratan 7,5 juta dolar Amerika. 

Jumlah uang yang diterima akan terus bertambah seiring lolosnya tim ke fase berikutnya. Di perempat final, tim akan ketiban 13,1 juta dolar Amerika. Menuju ke semifinal, uang 21 juta dolar Amerika akan masuk rekening tiap tim yang main. Terakhir, para finalis yang sampai di MetLife Stadium akan dihadiahi masing-masing 30 juta dolar Amerika. 

2 Triliun Bisa Dikantongi Sang Juara

Klub yang nantinya ditahbiskan sebagai jawara di final akan menjadi tim yang paling cuan sedunia tahun ini. Selain memperoleh uang yang melimpah sejak babak grup dan membawa pulang trofi emas, mereka akan semakin tajir melintir karena masih mendapat fresh money untuk pemenang senilai 40 juta dolar Amerika. 

Nominal tersebut mendekati yang diterima oleh Argentina sebagai kampiun Piala Dunia Qatar 2022 lalu yakni 42 juta dolar Amerika. Jumlah yang sangat jauh di atas hadiah yang didapat Manchester City sebagai juara edisi 2023 yaitu 5 juta dolar Amerika saja. 

Sekarang kita lakukan simulasi untuk menghitung total jumlah duit yang diterima sang juara. Ambil contoh Real Madrid yang jadi juaranya. Bila dihitung uang yang diperoleh dari sebelum turnamen dimulai, ditambah dengan hadiah juara, maka El Real berhak membawa pulang uang senilai 125 juta dolar Amerika atau 2 triliun rupiah. Edan nggak tuh?

Club Leon Ditendang Sebelum Berlomba

Sekarang menuju ke wajah kontroversi dari Piala Dunia Antarklub 2025. Pertama, Komite Banding FIFA telah resmi mengeluarkan wakil Concacaf asal Meksiko, Club Leon dari daftar peserta. Menurut laporan NBC Sports, induk sepak bola dunia itu bertindak demikian karena Leon dinilai melanggar pasal 10 ayat 1 peraturan Piala Dunia Antarklub, yakni mengenai kepemilikan multi-klub.

Diketahui, Leon dimiliki oleh konsorsium yang sama dengan peserta lainnya, yaitu Pachuca. Keduanya ada di bawah naungan Grupo Pachuca, sebuah grup yang bergerak di bidang olahraga dan dipimpin oleh Jesus Martinez Patino. Keputusan ini terkesan janggal dan menimbulkan kontroversi.

Pasalnya, hanya Leon saja yang ditendang dari Piala Dunia Antarklub, sementara Pachuca tetap bisa bermain di Grup H. Sebelumnya menurut hasil drawing, Leon yang kini diperkuat oleh James Rodriguez, tergabung di Grup D bersama Chelsea, Flamengo, dan Esperance De Tunis. 

Tak ayal hukuman ini membuat manajemen Leon naik pitam dan siap menempuh jalur hukum. Sejauh ini, Los Esmeraldas tidak setuju dengan keputusan FIFA dan mengatakan mereka akan mengajukan banding ke pengadilan tertinggi arbitrase olahraga. Pihak Grupo Pachuca pun tidak puas dengan jatuhnya vonis ini dan akan mengajukan banding semaksimal mungkin dengan membawa bukti yang otentik. 

Masih Ada Tiket Yang Belum Ludes

Belum selesai dengan riuhnya kasus Club Leon, Piala Dunia Antarklub 2025 juga diliputi dengan fakta tak terbantahkan bahwa masih ada tiket fase grup yang belum ludes terjual. Beberapa pertandingan yang terpantau oleh The Guardian masih banyak yang lowong adalah Auckland City versus Benfica, Manchester City versus Al-Ain, dan Inter Miami versus FC Porto. 

Terdapat sejumlah lembar tiket yang tersisa di Inter&Co Stadium berkapasitas 25.000 di Orlando untuk laga Auckland melawan Benfica pada tanggal 20 Juni. Begitu pula pertandingan Manchester City melawan Al Ain di Mercedes-Benz Stadium di Atlanta yang tiketnya masih banyak stoknya.

Sementara pertemuan tim tuan rumah, Inter Miami melawan Porto pada tanggal 19 Juni, yang juga digelar di Atlanta tampaknya terlalu kecil untuk ditonton di stadion berkapasitas 75.000 itu. Padahal sudah ada faktor Lionel Messi yang memperkuat Miami. 

Jurnalis sepak bola, Paul MacInnes turut menanggapi masalah ini. Ia menyayangkan FIFA yang kurang memperhatikan pertandingan yang tidak menampilkan label big match di dalamnya. FIFA dinilai terlalu fokus untuk menambah jumlah tiket pada pertandingan yang high demand saja. 

Masih Ramai Kecaman Para Pemain

Sisi sengkarut terakhir dari Piala Dunia Antarklub 2025 adalah format turnamennya yang masih ramai kecaman yang datang dari para pemain. Salah satu yang buka suara dengan vokal mengkritik adalah Kevin De Bruyne. Gelandang asal Belgia mengaku jarak antara final dengan pekan pembuka Liga Inggris hanya tiga pekan saja.

Baginya, itu waktu yang terlalu mepet untuk mengembalikan stamina dan recovery fisik sebelum meladeni jadwal liga yang padat. De Bruyne juga mengejek FIFA yang lebih mementingkan uang dan ketenaran dibandingkan kondisi penggawa yang sangat rawan cedera karena jumlah pertandingan yang jadi lebih padat. 

Gelombang protes juga dilayangkan oleh FIFPRO yang sudah didukung oleh perwakilan liga-liga ternama Eropa. Alexander Bielefeld, Direktur Kebijakan FIFPRO mengaku bahwa pihaknya siap mengajukan gugatan kepada Pengadilan Perdagangan Brussels. Isinya tentang menentang keputusan FIFA yang membuat format turnamen yang dianggap tidak memperhatikan pemain yang ikut serta.

insidethegames.biz, nbcsportsbayarea.com, football-italia.net, theguardian.com, bbc.com, marca.com, goal.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru