RANS Nusantara Milik Raffi Ahmad yang Kiprahnya Segera Tamat

spot_img

Pernah dengar tim yang bernama Persipal? Bukan, bukan tim asal Palmerah, apalagi Palangkaraya. Persipal adalah tim dari Kota di Sulawesi Tengah, Palu. Tenang, kita tak akan membahas tentang sejarah terbentuknya Persipal. Starting Eleven Story justru akan membahas soal prestasi mereka. Yup, Persipal baru saja membuat klubnya Raffi Ahmad, Rans Nusantara terdegradasi ke Liga 3 Indonesia.

Rans Nusantara FC dipastikan degradasi ke Liga 3, usai kalah 0-3 dari Persipal pada pertandingan playoff degradasi Liga 2 2024/25. Rans total menelan empat kekalahan dan dua hasil imbang pada babak playoff degradasi. Ini membuat mereka berada di dasar klasemen akhir Grup D dengan dua poin.

Hasil ini jadi sebuah kemunduran ekstrem dari klub yang dikelola oleh ayahnya Cipung itu. Karena sebelumnya, klub jelmaan Cilegon United itu pernah eksis di kasta tertinggi Liga Indonesia. Lantas, mengapa semua bisa terjadi secepat itu? Selengkapnya, akan kita bahas.

Back To Back

Rans Nusantara FC menyusul Persikabo 1973 yang juga degradasi ke Liga 3 musim depan. Persikabo tidak bisa mencapai zona aman di klasemen Grup B. Dua klub itu sama-sama terdegradasi dalam dua musim beruntun. 

Perjalanan Rans di Liga 2 musim 2024/25 sudah terseok-seok sejak awal. Mereka hanya menang satu kali di lima laga pembuka kompetisi tersebut. Kekalahan demi kekalahan pun akhirnya terus mengikuti perjalanan Rans. Hasil buruk membuat Rans hanya finis di urutan kedua dari bawah di klasemen Grup D Liga 2.

Hasil itu membuat mereka masuk dalam babak play off degradasi. Sialnya, klub Aa’ Raffi berada di Grup D bersama tim-tim kuat macam Persipura, Persikas, Persipa, dan Persipal. Nah, di play off ini, Rans gagal membuktikan diri. Dari enam pertandingan, Rans gagal meraih satu pun kemenangan. Mentok, Rans hanya meraih dua hasil imbang.

Itu membuat Rans yang sudah kehabisan bensin kian terbenam di dasar klasemen Grup D. Mereka hanya mengoleksi dua poin saja dan memenuhi syarat untuk turun kasta meski laga play off masih tersisa dua laga. Bagi Rans Nusantara FC, status degradasi ini mempertegas penurunan tim setelah tersingkir dari Liga 1 musim 2023/24. 

Sebetulnya, sejak diakuisisi oleh Raffi Ahmad, performa Rans Nusantara tidak begitu spesial. Terakhir kali tampil apik ya musim 2021. Saat mereka mengamankan satu tiket promosi dari Liga 2 ke Liga 1. Saat itu, klub yang masih bernama Rans Cilegon ini bahkan nyaris juara jika tak menelan kekalahan atas Persis Solo di laga final play off promosi.

Pondasi yang Rapuh

Setelah itu, Rans tak pernah sama lagi. Setelah lolos ke kasta tertinggi, ambisi Raffi Ahmad kelewat besar untuk menjadikan Rans salah satu klub kuat dan mewah di Indonesia. Beberapa rencana pembangunan yang sebetulnya bikin klub-klub lain iri, justru dieksekusi dengan buruk. Bahkan, terkesan tergesa-gesa.

Bersama pengusaha otomotif, Rudy Salim, Raffi ingin menularkan tren berbisnis di industri sepakbola. Dan benar saja, setelah Raffi, mulai bermunculan tokoh-tokoh dan public figure yang berinvestasi di klub sepakbola. Sebut saja seperti Atta Halilintar, Gading Marten, dan Kaesang Pangarep. Tren memang terbentuk, tapi kerajaan yang diimpikan Raffi tidak.

Pondasi dari industri olahraga yang ingin dibangun Raffi nyatanya tidak kuat. Banyak bisnis dan tim olahraga yang dibangun secara bersamaan justru membuat konsentrasi RANS jadi buyar. Akhirnya banyak plan yang tidak berjalan sesuai rencana. Contohnya seperti pembangunan RANS Prestige Sportainment di PIK 2, Jakarta Utara.

Karena kurangnya perencanaan yang matang, akhirnya lokasi tersebut justru dialih fungsikan. Raffi dan Rudy mengubah peruntukan lahan itu menjadi kelab malam yang dinamai Phantom. “Tadinya mau bikin tempat bola, karena timnya lagi musafir kita putuskan udah tempat ini bikin buat real business aja dulu,” kata Raffi.

Transfer Asal

Master plan yang dirasa berantakan berimbas pada proyek utama Raffi, yakni Rans Nusantara FC. Karena kebanyakan investor tak mau rugi-rugi banget, dana yang disediakan untuk pembelian pemain pun jadi terkesan seadanya. Dengan dana seadanya, pemain yang datang pun seadanya. Tanpa pertimbangan yang jelas atau analisa kecocokan terhadap filosofi dan kebutuhan tim. 

Setelah degradasi dari kasta tertinggi, skuad Magenta Force praktis rombak total. Dalam hal ini, Rans tidak memperhatikan apa yang dinamakan transisi. Jika kalian melihat daftar pemain Rans di situs Transfermarkt, maka dari kiper hingga striker, semuanya berstatus pemain baru. Tak ada pemain sisaan musim kemarin.

Skuad yang baru dikumpulkan jelang musim dimulai jelas tak bisa diharapkan. Kekompakan adalah hal yang langka di skuad Rans musim ini. Bagaimana mau kompak di lapangan? Wong kebanyakan dari mereka mungkin baru pertama kali ketemu. Belum terbangun kemistri dan kedekatan satu sama lain.

Apakah pemain yang didatangkan oleh Rans merupakan pemain berkualitas? Tentunya tidak. Kebanyakan dibeli dari sesama Liga 2. Bahkan, hampir separuh skuad Rans diisi oleh pemain-pemain yang usianya di atas 30 tahun. Rans pun masih mengandalkan Hery Prasetyo yang sudah berusia 39 tahun untuk menjaga mistar gawang.

Pemilihan Pelatih

Bukan hanya soal pemain, pemilihan pelatih Rans Nusantara pun aneh. Selera mereka sangat buruk. Di awal musim, Rans menunjuk Edi Sudiarto sebagai juru taktik. Pemilihan nama itu tergolong mengejutkan. Bagaimana tidak, secara kualitas dan prestasi, nama tersebut masih asing di telinga publik sepakbola nasional.

Lisensi Coach Edi pun hanya B tingkat nasional. Secara pengalaman, Coach Edi baru melatih pada tahun 2016. Tercatat hanya dua klub yang pernah dilatih olehnya sebelum akhirnya dipinang oleh Rans. Klub tersebut adalah Persatu Tuban dan Persema Malang. 

Sebelumnya, terdapat beberapa nama yang santer disebutkan akan menukangi Rans. Di antaranya Freddy Muli. Dia merupakan pelatih yang sudah kenyang pengalaman di kancah sepak bola Indonesia. Sebagai pemain, Freddy juga pernah membela Timnas Indonesia.

Keputusan untuk memilih pelatih minim pengalaman menandakan Magenta Force sudah tidak ada ambisi untuk kembali ke Liga 1. Padahal, saat memasuki play off degradasi, ada beberapa opsi pelatih berpengalaman. Salah satunya Seto Nurdiantoro yang baru saja dipecat dari PSIM Yogyakarta.

Performa Buruk

Dari perkawinan komposisi skuad yang buruk dan pelatih yang tak berpengalaman, lahir lah performa buruk. Yang patut dibahas mendalam adalah lini serang dan lini bertahan Rans Nusantara. Di Grup C Liga 2 Indonesia musim 2024/25, Rans jadi tim paling seret gol dan jadi tim paling sering kebobolan.

Rans jadi bulan-bulanan warga setelah dihajar 36 gol dari 14 pertandingan di putaran pertama Liga 2. Yang makin ngenes lagi jumlah golnya. Rans cuma bisa cetak sembilan gol dari 14 laga. Itu karena Magenta Force selalu tumpul di lini depan. Mereka bahkan kesulitan untuk mengubah peluang menjadi sebuah tembakan ke gawang.

Koordinasi antar lini Rans Nusantara pun sangat buruk, itu terlihat di berbagai pertandingan tak terkecuali di laga melawan Persipal Palu kemarin. Rans yang gagal menguasai laga sejak babak pertama, langsung dihukum Persipal di babak kedua. Intensitas permainan Rans yang menurun dimanfaatkan Persipal untuk mencetak tiga gol sekaligus.

Rugi Besar dan Terancam Bubar

Bencana degradasi back to back ini kabarnya bakal jadi akhir cerita Rans Nusantara. Menurut Tribunnews, Raffi Ahmad sedang mempertimbangkan untuk membubarkan klub sepakbola ini. Wacana ini muncul setelah banyak fans yang meminta kepada Raffi untuk mengembalikan tim ke Cilegon.

Bubarnya Rans Nusantara tentu bukan hal yang tidak mungkin. Sebab, bisnis sepakbola dirasa bukan bisnis yang menguntungkan bagi Raffi. Di awal mendirikan klub, Raffi dan Rudy sudah menggelontorkan dana Rp300 miliar.

Itu baru di awal, belum lagi biaya akomodasi, pembangunan, sewa stadion dan semacamnya selama jadi klub musafir yang tak terhitung nilainya. Jika RANS Nusantara beneran bubar, Raffi bisa fokus mengabdi pada negeri sebagai utusan khusus presiden RI.

Sumber: CNN Indonesia, RRI, Tribunnews, Goal

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru