Pindah ke Big Six dari Klub Kecil, Pelatih Ini Ketiban Sial

spot_img

Meskipun Graham Potter berhasil membuat Brighton menjadi tim yang atraktif, tapi bisa dibilang manajer itu masih minim pengalaman di tim-tim besar. Apalagi musim ini Chelsea juga bermain di Liga Champions. Beban Potter memang besar, tapi dirinya juga mengakui bahwa godaan untuk pindah ke Chelsea tidak kalah besar baginya.

Tidak bisa dipungkiri, Chelsea merupakan klub besar dengan pemain bintang. Dan sudah sewajarnya bagi Graham Potter ingin meningkatkan karirnya dengan melatih klub sebesar The Blues. Namun Potter patut berhati-hati. Jangan sampai pindah ke Chelsea malah jadi mimpi buruk untuk kariernya.

Mengingat, sebelum Potter banyak pelatih yang berawal dari klub biasa gagal setelah melatih tim Big Six. Nah, berikut ini adalah pelatih yang bernasib sial setelah pindah ke Big Six dari tim kecil Liga Inggris. Siapa saja mereka?

David Moyes (Everton ke Manchester United)

Ketika Sir Alex Ferguson pensiun jadi pelatih Manchester United, publik Old Trafford bersedih. Mereka kehilangan sosok yang sudah menemani kisah MU selama 26 musim. Namun, di tengah kesedihan itu, masih ada secercah harapan. Fergie sudah memilih siapa orang yang pantas untuk menggantikannya di MU. Orang itu adalah David Moyes, yang saat itu masih melatih Everton.

Moyes juga sudah lebih dari sepuluh tahun sukses menangani Everton. Dari 2002 sampai 2013 Moyes di Everton, dirinya sukses membuat The Toffees menjadi tim yang patut diperhitungkan di Liga Inggris. Mungkin itu yang membuat Fergie memilih Moyes sebagai penggantinya. Moyes bahkan sempat mendapat julukan The Chosen One atau “Orang yang Terpilih”. Julukan itu tentu jadi beban tersendiri baginya.

Menjadi pengganti Sir Alex memang tugas yang berat. Kisah manis Moyes di Everton tidak mampu ia ulangi di Manchester United. Moyes hanya bertahan semusim di MU. Ia dipecat karena tidak bisa memenuhi ekspektasi setan merah. Moyes hanya mampu membawa MU finish di peringkat ketujuh Premier League. Membuat United tidak bisa ikut Champions League untuk pertama kalinya sejak musim 1995/96.

Roy Hodgson (Fulham ke Liverpool)

Sebelum di Liverpool, Roy Hodgson merupakan pelatih Fulham dan dipandang sebagai pelatih berpengalaman di Liga Inggris. Prestasinya di Fulham tidak bisa diremehkan. Roy Hodgson adalah sosok yang membawa Fulham sampai ke partai final Europa League melawan Atletico Madrid. Dengan prestasinya itu, Liverpool pun mendatangkan Hodgson ke Anfield pada bulan Juli 2010.

Awalnya, Hodgson diharapkan bisa membawa Liverpool kembali ke titik cerah setelah ditinggal Rafael Benitez. Namun, jalan yang dilalui Roy Hodgson terpaksa harus berat dan terjal. Apalagi ketika ia datang, Liverpool tengah compang-camping. Pemilik Liverpool ketika itu, Tom Hicks dan George Gillet tengah menghadapi masalah keuangan.

Dengan segala kekacauan yang terjadi di luar lapangan, Roy Hodgson kesulitan untuk membeli pemain baru. Pada jendela transfer musim panas pertamanya, Roy Hodgson tidak membawa pemain berkualitas ke Liverpool. Milan Jovanovic, Danny Wilson, Paul Konchesky, dan Christian Poulsen adalah nama-nama pemain yang didatangkan Hodgson ke Anfield saat itu.

Kiprahnya di Liverpool pun tidak membanggakan. Bahkan itu diakui oleh Hodgson sendiri. Ketika Liverpool kalah di Derby Merseyside dari Everton, Hodgson bahkan hanya berkomentar bahwa hasil itu adalah hasil terbaik yang bisa ia dapatkan bersama The Reds. Kariernya di Liverpool bertahan tidak sampai semusim. Ia meninggalkan Liverpool pada bulan Januari 2011, setelah mengantarkan tim itu hanya duduk di peringkat 12 Premier League.

Brendan Rodgers (Swansea ke Liverpool)

Melihat kiprah suram Roy Hodgson di Liverpool, The Reds masih belum kapok untuk merekrut pelatih dari tim kecil. Kali ini Brendan Rodgers dari Swansea. Rodgers awalnya sudah dikenal sebagai pelatih muda berbakat di Swansea City. Di bawah asuhan Brendan Rodgers, Swansea bisa promosi ke divisi utama Liga Inggris dan menempati peringkat 11 di musim pertamanya di Premier League.

Karier Brendan Rodgers di Liverpool sebenarnya tidak terlalu buruk. Atau lebih tepatnya banyak mengalami naik turun. Di musim pertamanya, ia membawa Liverpool di peringkat ketujuh Premier League. Namun, pada musim kedua Rodgers di Liverpool, ia berhasil membawa The Reds menduduki peringkat kedua dan hanya berjarak dua poin dari pemuncak klasemen, Manchester City.

Salah satu yang jadi prestasi Rodgers di Liverpool adalah merekrut Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho pada musim 2013/14. Berpadu dengan Luis Suarez, Liverpool punya lini serang mematikan. Namun, musim setelahnya jadi musim yang suram bagi Rodgers di Liverpool.

Diawali dengan melepas Suarez ke Barca, The Reds malah boros untuk membeli Balotelli, Markovic, Lovren, Lallana, dan Origi. Performa Liverpool pun justru semakin menurun. Rodgers akhirnya dipecat pada bulan Oktober 2015 karena kebijakan transfer yang buruk dan kegagalan Liverpool di Inggris maupun Eropa.

Nuno Espirito Santo (Wolves ke Tottenham)

Karier Nuno Espirito Santo di Wolverhampton tidak bisa dipandang remeh. Bisa dibilang, ia punya jasa yang besar menyulap Wolves menjadi klub seperti saat ini. Nuno adalah orang yang membawa Wolves promosi ke Premier League setelah enam tahun berkutat di kasta kedua.

Nuno juga pernah membawa Wolves sampai semifinal FA Cup. Juga pernah sampai ke perempat final Europa League. Meskipun tidak juara, Nuno membuat Wolves yang tadinya hanya klub kecil, menjadi bisa bersaing di Premier League. Bakat itulah yang diinginkan Tottenham Hotspur.

Namun, bergabung dengan Spurs merupakan kesalahan besar bagi Nuno. Sayangnya, melatih klub raksasa dari London Utara tidak cocok untuknya. Nuno tidak punya pengalaman melatih klub yang berisi pemain bintang sebelumnya, dan itu membuatnya kesusahan di Spurs.

Hubungannya yang tidak harmonis dengan para pemain membuat performa Spurs menurun. Pungkasnya, Nuno tak bertahan lama di The Lilywhites. Belum ada semusim, Nuno sudah dipecat.

Ia pun tidak bisa mendapatkan kariernya kembali di Wolves maupun klub Premier League lainnya. Reputasinya sudah kadung tercemar karena performa buruk di Spurs. Ia pun saat ini terdampar dengan melatih Liga Arab, Al Ittihad setelah sebelumnya menganggur untuk beberapa bulan.

Harry Redknapp (Portsmouth ke Tottenham)

Pengalaman Harry Redknapp sebagai pelatih di Inggris sangatlah panjang. Momen yang paling berkesan baginya mungkin membawa Portsmouth juara FA Cup tahun 2008. Ia juga pernah membawa Portsmouth promosi ke Premier League di musim 2002/03. Dengan prestasinya itu, ia pun pindah ke Tottenham pada tahun 2008.

Saat itu Tottenham masih jadi klub antah berantah. Justru karena Harry Redknapp, Tottenham bisa menjadi klub besar. Harry Redknapp membuat Tottenham rumah untuk pemain bertalenta seperti Luka Modric, Gareth Bale, dan Rafael van der Vaart.

Sayang, ia justru memilih hengkang dari Spurs tahun 2012 karena ingin melatih Timnas Inggris. Namun apes, Timnas Inggris sudah merekrut Roy Hodgson sebagai pelatih. Redknapp pada akhirnya justru gagal mendapatkan kembali pekerjaan sebagai pelatih. Ia tidak bisa kembali ke kejayaannya ketika melatih Portsmouth atau Tottenham Hotspur.

Sumber referensi: Planet, Footballfaithfull, 90min, B/R, Fulham, Athletic

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru