Serba serbi tentang sepakbola memang terlalu menarik untuk tidak digali. Ada banyak hal yang dapat dibahas dalam olahraga ini, tak terkecuali bola yang digunakan oleh pemain dalam setiap pertandingan.
Dalam sebuah pertandingan resmi, bola yang digunakan harus memiliki standar tertentu. Tidak bisa asal menggunakan bola dalam sebuah pertandingan. Menilik tentang perkembangan dan sejarah bola, ternyata tidak semua bola memiliki ukuran sama. Ada beragam ukuran bola di dunia ini.
Lantas yang jadi pertanyaan, mengapa ada beragam ukuran bola?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tentang keamanan dan kemampuan beradaptasi setiap pemain yang memainkan bola. Seperti diketahui, ada sejumlah jenjang usia dalam sepakbola, dari mulai usia dini hingga senior. Dalam hal ini, peran bola sangatlah penting bagi perkembangan setiap pemain.
Di sebuah akademi sepakbola, dimana disana terdapat pemain berusia enam tahun, maka tidak mungkin anak-anak tersebut berlatih dengan menggunakan bola berukuran 5. Mereka biasanya akan menggunakan bola dengan ukuran 2 atau 3 agar mudah berkembang dan beradaptasi. Selain itu, bola dengan ukuran tersebut dianggap tidak berbahaya bagi anak-anak.
Bila anak usia dini sudah menggunakan bola yang biasa dipakai oleh para pemain senior, maka akan timbul bahaya berupa cedera akibat terkena bola atau kaki yang terluka akibat tidak terlalu kuat untuk menendang bola.
Pertanyaan berikutnya, apa yang membedakan bola ukuran 1, 2, 3, hingga 5?
Pertama adalah bola dengan ukuran satu. Bola dengan ukuran ini biasanya memiliki lingkar antara 18 sampai 20 inci. Ukuran ini biasanya hanya digunakan oleh para pemain untuk melatih skil menggiring dan yang lainnya.
Bola ini tidak biasa digunakan dalam sebuah pertandingan. Hanya ada dalam sebuah sesi latihan, atau biasanya hanya digunakan sebagai hadiah untuk seseorang tercinta, yang biasanya masih kanak-kanak, agar tumbuh minat terhadap sepakbola.
Berikutnya adalah bola berukuran dua. Bola dengan ukuran yang satu ini biasanya memiliki lingkar 21 hingga 22 inci. Bola ini sangat ideal bila dipakai oleh para bibit bibit berusia muda. Bola ini memiliki berat yang sangat ringan yaitu sekitar 9 ons, sehingga sangat aman untuk anak-anak.
Bola ini tidak terlalu sakit bila terkena bagian tubuh selain kaki. Ukuran bola 2 juga seringkali disebut sebagai “midi ball” dan dianggap cocok untuk mengembangkan skill sepakbola sejak dini.
Selanjutnya ada bola dengan ukuran 3. Ukuran ini memiliki bentuk dan berat yang mulai diperhitungkan. Bola dengan ukuran ini adalah bola dengan ukuran terkecil dari standar profesional. Bola ini biasanya memiliki lingkar sekitar 2 inci dan memiliki berat 11 hingga 13 ons.
Jika bicara tentang kelompok usia, maka bola ini biasa digunakan oleh mereka yang berada pada usia 7 sampai 9 tahun. Bola ini sering disebut sebagai bola transisi, dari anak-anak menuju ke ukuran professional.
Selain digunakan oleh anak-anak, bola ini juga sering digunakan oleh para pemain amatir.
Lalu sampailah pada bola ukuran empat. Bola ini biasa digunakan oleh para pemain futsal karena sangat cocok digunakan di dalam ruangan. Namun bila bola dengan ukuran ini digunakan untuk futsal, maka biasanya akan ditambahkan sedikit busa sebagai kebutuhan tertentu.
Bola ini memiliki ukuran sekitar 25 hingga 26 inci. Untuk beratnya, bola ini memiliki berat sekitar 12 hingga 13 ons. Dengan berat tersebut, bola ini juga cocok digunakan oleh para pemain muda yang tengah berjuang untuk bisa mencapai level profesional.
Pada umumnya, bola ini biasa dipakai oleh pemain berusia 11 sampai 14 tahun, atau pemain remaja yang segera beranjak ke level senior.
Terakhir adalah bola berukuran lima. Bola dengan ukuran ini digunakan di semua kompetisi profesional. Para pengguna bola ini tentu mereka yang berada di atas usia 14 tahun. Bola ini memiliki ukuran 27 hingga 28 inci dan berat sekitar 14 sampai 16 ons.
Bagi anak-anak, bola ini dianggap terlalu berat dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi mereka. Maka dari itu, bola ini hanya dipakai oleh para pemain senior.
Kesimpulannya, perbedaan ukuran pada bola berfungsi untuk kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bagi proses adaptasi setiap pemain.
FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola juga telah mengatur standar ukuran bola yang dipakai di kompetisi resmi. Hal ini ditentukan dengan tujuan untuk memudahkan para pemain. FIFA sudah memastikan bola yang digunakan memiliki bentuk bulat sempurna. Sebab, bentuk bulat sempurna akan membuat bola bergerak stabil saat di tanah ataupun saat melambung di udara.
Menurut standar FIFA, bola yang digunakan pada pertandingan kompetitif harus memiliki keliling lingkaran minimal 26 sampai 27 inci. Untuk beratnya sendiri, bola harus berukuran 14 sampai 15 ons.
Selain ukuran lingkar hingga berat, FIFA juga menentukan tekanan dan warna bola. Untuk tekanan, bola yang digunakan harus berada di antara 8 hingga 12 PSi, agar memiliki kelembaman dan pemantulan sempurna. Sementara warna, bola tidak boleh memiliki warna yang mencolok dan harus terlihat jelas oleh pemain.
Ukuran bola yang digunakan dalam setiap pertandingan sudah ditentukan sejak tahun 1863, untuk kemudian direvisi pada tahun 1872. Mereka telah menentukan bola dengan ukuran 5 sebagai standar dan tidak berubah sampai saat ini.
Bola dengan ukuran tersebut sudah dipakai sejak Piala Dunia edisi pertama, yaitu tahun 1930 yang digelar di Uruguay.
Namun meski sudah ditentukan segala sesuatunya, FIFA pernah dikritik habis-habisan ketika menggelar Piala Dunia 2010. Dalam edisi Piala Dunia yang disebut sebagai yang paling berkesan oleh sebagian orang itu menggunakan bola yang dinilai tidak sesuai standar.
Bola yang digunakan ketika itu bernama Jabulani. Jabulani terus mendapat cacian karena dianggap seperti peragawati yang kekurangan makan dan menjalani terlalu banyak bedah plastik, alias terlalu ringan dan gerakan lengkungnya susah diprediksi.
Beragam kritik banyak yang hadir dari pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang. Banyak dari mereka yang menyebut, bila disimpulkan, bola tersebut adalah bola dengan kualitas rendah yang bisa dibeli di banyak supermarket murahan.
Kiper asal Prancis, Hugo Lloris, menyebut jabulani sebagai sebuah bencana. Sementara Julio Cesar mengatakan bila bola itu sangat mengerikan dan punya kualitas murahan. Iker Casillas menyebut jabulani sebagai bola pantai, hingga kiper Uruguay, Fernando Muslera, yang sampai mengatakan kalau bola itu adalah bola terburuk yang pernah dia gunakan.
Tak hanya dari kalangan kiper, penyerang asal Italia, Giampaolo Pazzini, melukiskan bola itu sebagai bola yang kerap bergerak lebih liar dan susah dikontrol.
Dengan sudah ditetapkannya standar bola serta perkembangan teknologi yang semakin maju, semoga tidak ada lagi kritik pedas dari pemain terhadap bola yang digunakan di berbagai kompetisi resmi lainnya.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=KVUgU_xdHrc[/embedyt]
Sumber referensi: fieldinsider, bola okezone, nzsoccershop