Kisah Meksiko dan Kutukan Pertandingan Kelima Piala Dunia

spot_img

Jose Mourinho pernah berkata “Sepakbola dan Piala Dunia selalu penuh dengan kejutan. Dan itulah keindahan sepakbola yang selalu menyenangkan, membuat orang-orang yang mencintai sepakbola semakin bahagia.” 

Pernyataan itu memang benar adanya, Piala Dunia tak akan pernah kehabisan kejutan, drama dan kontroversi. Tak terkecuali hal-hal negatif yang berbau mistis atau yang lebih akrab disebut dengan kutukan.

Dari mulai kutukan bahwa tim juara bertahan diyakini tak akan pernah bisa lolos dari penyisihan grup di Piala Dunia berikutnya, hingga Timnas Inggris yang dipercaya tak akan pernah menjuarai Piala Dunia lagi sejak terakhir pada tahun 1966 di Wembley.

Yang tak kalah terkenal adalah, kutukan yang melibatkan Timnas Meksiko. El Tri tercatat sudah 28 tahun lamanya terbelenggu dalam kutukan “Quinto Partido” di Piala Dunia. Namun, sebenarnya kutukan jenis apa, Quinto Partido ini? 

Meksiko Tim Langganan Piala Dunia

Sebelum membahas kutukan tersebut, perlu kita ketahui, kontribusi Meksiko di Piala Dunia tak bisa dianggap remeh. Meksiko bisa dibilang sebagai tim langganan Piala Dunia. Sejak Piala Dunia pertama diselenggarakan pada tahun 1930 silam, tercatat Meksiko hanya lima kali absen.

Bahkan, Meksiko beberapa kali dipercaya oleh FIFA untuk menyelenggarakan ajang empat tahunan tersebut. Terpilihnya Meksiko sebagai tuan rumah bersama dengan Amerika Serikat dan Kanada di Piala Dunia 2026 nanti, ini merupakan kali ketiga, Meksiko jadi tuan rumah dalam sejarah Piala Dunia. 

Meksiko sebelumnya pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi 1970 dan 1986. Akan tetapi, patut disayangkan status sebagai tuan rumah tidak mampu membuat Meksiko mengangkat trofi Piala Dunia sebagai juara.

Pencapaian terbaik Meksiko hanya sebatas perempat final, itu pun ketika mereka menjadi tuan rumah di tahun 1970 dan 1986 silam.

Terakhir, Meksiko kembali mentok di babak 16 besar Piala Dunia edisi Rusia pada 2018 lalu. Raul Jimenez dan kolega dipaksa tunduk oleh Brazil dengan skor 2-0. Kegagalan ini semakin menguatkan stigma masyarakat bahwa Meksiko belum bisa lepas dari kutukan Quinto Partido. 

Kutukan Quinto Partido

Quinto Partido sendiri bisa diartikan sebagai pertandingan kelima. Kutukan ini bisa dimaknai bahwa Meksiko tidak akan pernah mencapai pertandingan kelima di ajang Piala Dunia karena mereka selalu kandas di pertandingan keempat atau babak 16 besar di setiap turnamen tersebut.

Semua berawal di Amerika Serikat tahun 1994. Para pemain Meksiko di Piala Dunia 1994 tidak pernah menyadari bahwa mereka telah mengawali kutukan ini. Mereka hanya ingin fokus untuk mengembalikan kehormatan Meksiko. Setelah skandal pemalsuan usia pada Piala Dunia U-20 1988.

Tim yang saat itu dipimpin Alberto Garcia Aspe, Jorge Campos, dan Claudio Suarez, menjadi yang pertama gagal mencapai perempat final. Meksiko dikalahkan tim kejutan Bulgaria. Memasuki babak adu penalti, El Tri gagal mengeksekusi tiga penalti pertama mereka sebelum Yordan Letchkov berhasil mengkonversi tendangan penentu.

Kutukan pertandingan kelima pun lahir dan berlanjut di Piala Dunia 1998 di Prancis. Meksiko yang lolos grup di peringkat kedua harus berhadapan dengan Jerman. Sempat percaya diri lantaran Luis Hernandez berhasil membawa El Tri unggul. Namun, gol Jurgen Klinsmann dan Oliver Bierhoff di 15 menit terakhir membuat mereka kembali tersingkir.

Kutukan itu terus berlanjut di Piala Dunia edisi-edisi berikutnya. Meksiko kembali gugur di babak 16 Piala Dunia 2002 oleh negara tetangga, Amerika Serikat dengan skor 2-0 meski Meksiko tampil luar biasa di fase grup. Kemudian mereka kembali gagal di Jerman 2006, mereka tumbang oleh Argentina melalui gol spektakuler Maxi Rodriguez.

Kutukan tersebut masih menempel di Afrika Selatan 2010. Kembali bertemu Argentina di babak 16 besar, El Tri kalah 3-1. Dan mungkin kekalahan paling menyakitkan adalah ketika mereka bertemu dengan Belanda di Piala Dunia 2014.

Mungkin fans Meksiko akan kesal ketika mengingat Arjen Robben yang melakukan diving di kotak penalti sehingga Belanda berhasil membalikan keadaan menjadi 2-1 dan skor tersebut bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.

Benarkah Itu Kutukan?

Tentu dengan adanya fenomena ini, banyak yang bertanya-tanya, apakah hal ini benar kutukan atau memang level Meksiko ya di situ-situ saja.

Dalam olahraga secara keseluruhan, ada keyakinan bahwa sebuah kekuatan supranatural memiliki peran signifikan dalam sebuah laga. Kekuatan tak tampak mata ini kerap dijadikan sebagai kambing hitam atas kegagalan atau ketidakberuntungan seorang pemain, tim, klub, atau bahkan sebuah negara.

Namun, bagi sebagian orang yang religius, istilah kutukan ini akan sulit diterima sebab mereka meyakini bahwa yang maha kuasa lah yang berhak melakukan hal-hal demikian. Begitu pun bagi orang-orang yang menggeluti matematika akan sulit mempercayai rangkaian peristiwa semacam ini.

Terlebih dalam ilmu hitung-hitungan tersebut ada teori yang bernama Gambler’s Fallacy atau yang artinya falasi penjudi. Singkatnya, gambler’s fallacy berarti kesesatan cara berfikir yang biasa terjadi pada seorang yang melakukan judi.

Teori gambler’s fallacy menganut paham bahwa probabilitas dari sebuah pertandingan dengan dua hasil pasti, yaitu kalah atau menang, adalah 50 persen. Selama prosesnya terjadi tanpa pengaruh atau campur tangan pihak tertentu, maka akan tercipta proses yang fair dan menghasilkan ketidakaturan pada hasil.

Dengan teori ini, maka apa yang terjadi dengan Meksiko, hanya sebuah peristiwa acak dengan probabilitas tersendiri. Kecuali Timnas Meksiko menjual setiap laga 16 besarnya selama tujuh edisi Piala Dunia terakhir. yakali sebuah negara mempertaruhkan harga dan martabat negara hanya demi uang.

Namun, bumbu-bumbu semacam inilah yang menjadikan olahraga sepak bola terutama Piala Dunia dipandang sebagai kompetisi yang menarik, unik dan penuh intrik.

Mampukah Meksiko Mematahkan Kutukan di Qatar?

Lantas, apakah di Piala Dunia 2022 nanti Meksiko bisa mematahkan “kutukan” Quinto partido? Tentu akan sulit diprediksi. Meksiko sendiri tergabung dalam Grup C bersama Polandia, Arab Saudi, dan Argentina. Khusus Argentina adalah tim yang dua kali menggagalkan El Tri di babak 16 besar. 

Terlebih jika Meksiko berhasil lolos fase grup, mereka mungkin akan bertemu sang juara bertahan, Prancis. Itu juga kalau Prancis berhasil mematahkan kutukan juara bertahan. 

Mungkin Piala Dunia Qatar akan lebih menarik apabila Meksiko asuhan Tata Martino mampu tampil baik dan membuktikan bahwa penampilan bagus Meksiko di fase grup lalu mendadak memburuk di babak 16 besar hanyalah kebetulan semata. 

Meksiko sudah berupaya mematahkan kutukan melalui penampilan yang berani dalam beberapa turnamen terakhir. Namun, kenyataan pahit membayangi, dan dugaan lain pun bisa saja benar, bahwa mereka memang tidak sebagus yang dibayangkan.

https://youtu.be/QZqE8HB6bPs

Sumber: The Athletic, Four Four Two, Goal, Liga Laga

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru