Swansea City dan Kejayaan Musim 2012/13 yang Terlupakan

spot_img

Beberapa tahun lalu kita diajarkan oleh Leicester City kalau peribahasa “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” itu benar adanya. Ketika mereka bersatu dalam kesatuan tim dan saling membangun koneksi yang baik segala macam bentuk ketidakmungkinan seperti bisa dilalui. Dengan bermodalkan kekompakan dan konsistensi, mereka bisa menjuarai Liga Inggris musim 2015/16.

Namun sebelum kita mengenal kisah ajaib Leicester City yang menjuarai Liga Inggris itu, para penikmat sepakbola Inggris sudah lebih dulu disuguhkan kisah luar biasa bak dongeng Cinderella pada musim 2012/13. Kala itu yang menjadi pemeran utamanya adalah klub asal Wales, Swansea City. Lantas, bagaimana kisah kejayaan semusim milik Swansea yang mungkin sudah terlupakan itu?

Pendatang Baru

Sebelum kita banyak menceritakan tentang pencapaian Swansea City di daratan Inggris, kita akan sedikit membahas kemunculan klub berlogo angsa ini di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Perlu diketahui, Swansea bukanlah klub Inggris asli. Jadi ketika mereka berlaga di kompetisi sepakbola Inggris, statusnya sebagai pendatang. 

Berstatus bukan klub Inggris asli, pada tahun 2011 Swansea City mencetak sejarah. Klub yang berjuluk The Swans itu berhasil mengguratkan tinta emas sebagai tim asal Wales serta negara non-Inggris pertama yang tampil di Liga Inggris. Itu jadi prestasi yang luar biasa apabila melihat rekam jejak klub tersebut.

Sebelumnya mereka hanya berstatus tim gurem. Mereka bahkan sempat berlaga di kasta ketiga sebelum akhirnya keluar sebagai juara pada musim 2007/08. Jadi, bisa dibilang mereka bukan unggulan.

Perubahan yang Dibawa Michael Laudrup

Meski bukan unggulan, Swansea berhasil bertahan di kasta tertinggi musim 2011/12. Sayangnya, di akhir musim sang pelatih, yakni Brendan Rodgers justru hijrah ke Liverpool. Manajemen klub akhirnya menunjuk legenda sepakbola Denmark, Michael Laudrup sebagai suksesor Rodgers.

Pergantian pelatih membuat Swansea melakukan beberapa perombakan. Pemain-pemain baru dari La Liga macam Jonathan De Guzman, Michu, Sung Yueng-ki, dan Pablo Hernandez didatangkan sebagai amunisi tambahan di musim 2012/13. Pemain-pemain baru itu langsung jadi andalan di skuad Laudrup.

Dengan mengadopsi permainan Spanyol, Laudrup dengan sepenuh hati membangun Swansea menjadi tim yang ia inginkan. Di tangannya permainan Swansea jadi makin menarik untuk ditonton. Selain bisa membaca kekuatan lawan, memanfaatkan lebar lapangan dan memainkan sepakbola cepat jadi ciri khas Swansea kala itu. 

Kabarnya untuk mengubah sistem di Swansea, Laudrup sampai meminjam buku taktik milik Barcelona dan Timnas Spanyol. Itu tidak mengherankan, mengingat pria berkebangsaan Denmark itu merupakan mantan pemain Barcelona. Jadi, Laudrup memiliki koneksi dengan Klub Catalan tersebut. 

Kondisi di Liga

Rombakan cepat yang dilakukan Laudrup langsung membuahkan hasil. Hal itu dibuktikan dengan tiga laga awal yang fantastis. Swansea meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang sehingga sempat memuncaki klasemen dalam beberapa hari.

Namun, setelah rangkaian hasil positif itu, Swansea terlena. Menghadapi Aston Villa, Everton dan Stoke City, The Swans gagal mendulang satu poin pun. Itu membuat Swansea turun peringkat ke urutan 12 klasemen sementara. Setelah itu Swansea kembali membaik namun tetap mengalami naik turun performa.

Meski sesekali terlihat tak stabil, Swansea bisa bersaing di papan tengah. Jonathan De Guzman cs berhasil mengakhiri musim di urutan kesembilan. Itu jadi suatu akhir yang cukup memuaskan mengingat itu peringkat yang lebih baik daripada musim lalu yang hanya finis di urutan sebelas. 

Terlebih sang pemain baru, yakni Michu menunjukan permainan yang luar biasa. Dengan naluri gol yang sangat tinggi, mantan pemain Napoli itu berhasil mendulang 18 gol dari 35 pertandingan. Itu semua membuat Swansea langsung jadi perbincangan di Inggris. Tapi yang lebih mengejutkan adalah performa mereka di Piala Liga.

Perjalanan di Piala Liga

Meski tampil di dua kompetisi, konsentrasi Swansea tak terpecah. Kompetisi yang kala itu bernama Capital One Cup jadi salah satu kompetisi wajib yang harus diikuti oleh seluruh klub dari berbagai kasta dan salah satunya Swansea. Dengan kecemerlangannya, Michael Laudrup membawa Swansea jadi tim kejutan di Piala Liga.

Bermula dari ronde kedua, Swansea ditantang oleh klub yang kini berlaga di kasta ketiga Liga Inggris, Barnsley. Bermain dengan formasi 4-3-3, Swansea mendominasi laga sejak babak pertama. Mengakhiri laga dengan skor 3-1, Luke Moore jadi pemain paling berpengaruh dengan catatan dua gol dan satu assist.

Di ronde ketiga, Swansea menghadapi Crawley Town itu bukan suatu halangan yang berarti bagi skuad asuhan Michael Laudrup. Cobaan sesungguhnya baru hadir di babak 16 besar ketika Swansea harus menghadapi Liverpool racikan mantan pelatihnya sendiri, Brendan Rodgers.

Di atas kertas Liverpool diunggulkan. Selain perbedaan kualitas materi pemain, Rodgers juga paham luar dalam kualitas pemain Swansea. Namun, Liverpool justru terlalu meremehkan lawan dengan mencadangkan Luis Suarez, Raheem Sterling, dan Steven Gerrard. Situasi itu dimanfaatkan dengan baik oleh Swansea.

Melihat Liverpool tampil tidak dengan kekuatan maksimal, Swansea mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu. Upaya itu membuahkan hasil ketika Swansea berhasil unggul dua gol lebih dulu melalui Chico Flores dan Nathan Dyer. The Reds merespons dengan memasukan Suarez dan Gerrard di babak kedua. 

Suarez sempat memperkecil keunggulan di menit 76 namun semuanya buyar ketika Jonathan De Guzman mencetak gol ketiga Swansea pada menit-menit akhir guna mengunci kemenangan dengan skor 3-1.

Menuju Final

Rintangan Swansea tak berhenti di situ. Di babak semifinal, Michu cs harus berhadapan dengan tim kuat lainya, Chelsea. Ini layaknya menghadapi kemustahilan, mengingat Chelsea baru saja menjuarai Liga Champions musim sebelumnya. Namun, Dewi Fortuna tampaknya sedang menghinggapi sang angsa.

Setelah hanya bermain bertahan, Swansea mendapat durian runtuh saat berhasil memanfaatkan dua blunder pemain Chelsea menjadi gol. Leg pertama dimenangkan Swansea dengan skor 2-0. Dengan hasil itu, sang angsa sudah menginjakan satu kakinya di partai final.

Swansea hanya membutuhkan hasil imbang untuk memenangkan laga. Dan itu benar-benar diamini oleh tim. Mereka berusaha setengah mati untuk tidak kebobolan di leg kedua. Bermain di Liberty Stadium, Swansea berhasil menahan imbang 10 pemain Chelsea setelah Eden Hazard diganjar kartu merah karena menyepak anak gawang.

Ketika peluit panjang dibunyikan, seketika Liberty Stadium bergetar lantaran puluhan ribu fans yang datang merayakan lolosnya Swansea ke final Piala Liga. Itu jadi kegembiraan tersendiri karena di laga pamungkas musuh yang akan dihadapi adalah Bradford yang kualitasnya jauh di bawah mereka. Ini artinya gelar sudah bisa dipastikan jadi milik Swansea.

Juara dan Ambruk

Sesuai prediksi, Swansea tak menemui kesulitan saat menghadapi Bradford di Wembley Stadium. Skuad asuhan Michael Laudrup bahkan berhasil melumat lawannya itu dengan skor meyakinkan 5-0. Itu jadi trofi mayor pertama dan satu-satunya yang berhasil diraih The Swans

Hingga narasi ini ditulis, Swansea juga masih jadi tim non-big six dan non-Inggris terakhir yang menjuarai kompetisi tersebut. Sayangnya, kejayaan klub asal Wales itu tak bertahan lama di Inggris. Michael Laudrup justru dipecat pada pertengahan musim 2013/14 dan Swansea seperti kehilangan jati dirinya.

Selepas kepergian Michael Laudrup, Swansea tak kunjung membaik. Setiap tahun hanya berusaha menghindari degradasi. Hingga pada akhirnya pada musim 2017/18, Swansea sudah tak mampu lagi bertahan. Akhirnya si Angsa kembali ke habitatnya setelah terdegradasi dari Liga Inggris.

https://youtu.be/_BFEVzozhgg

Sumber: Swansea City, The Guardian, Squawka, BBC, ESPN

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru