Setelah melalui musim yang biasa-biasa saja, Manchester City menjelma menjadi sosok raksasa yang mampu menyaingi klub yang sudah lama eksis di Liga Inggris lainnya seperti Manchester united, Arsenal, hingga Liverpool.
Bersama pengusaha kaya bernama Syeikh Mansour, City mampu menguasai kompetisi Liga Inggris dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Manchester City adalah sebuah klub sepak bola profesional dari Inggris yang bermain di Liga Premier Inggris. Klub ini adalah klub sekota Manchester United yang bermarkas di Stadion Etihad, Manchester.
Berdirinya Manchester City Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark’s di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya, Anna Connell, berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga.
Saat itu, tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St.Mark’s, dan pada tahun 1875, tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola pada perkumpulannya. Akhirnya, tepat pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks West Gordon dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell.
Tahun 1887, mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan letak barunya. Kemudian, Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun setelahnya, tepat di musim 1893/94, masalah keuangan mulai membelit klub. Setelah menjalani beberapa pertemuan, akhirnya mereka berganti nama menjadi Manchester City Football Club.
Manchester City telah memenangi gelar Liga Inggris sebanyak 4 kali, Piala FA 5 kali, Piala Liga Inggris 4 kali, dan Piala Winners Eropa 1 kali. Periode tersukses klub ini terjadi pada era akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an. Pada saat itu, City dilatih oleh Joe Mercer dengan asistennya Malcolm Allison. Dengan beberapa pemain seperti Colin Bell, Mike Summerbee dan Francis Lee, Man City sukses menjadi klub yang cukup populer waktu itu.
Mulai tahun 1980-an City mengalami masa penuh gejolak penurunan yang berpuncak pada degradasi ke divisi tiga pada tahun 1998. Hal buruk itu terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Meski ikut andil dalam pembentukan sistem liga Inggris yang baru pada tahun 1992, Manchester City tak kunjung menemukan permainan terbaiknya. Bahkan, City harus terdegradasi kembali ke divisi dua hingga 2 kali. Sementara di ajang Piala FA sejak bergulirnya era Liga Primer Inggris, prestasi terbaik City hanya sampai pada fase perempat-final.
Pada musim 2006/07, City sempat membuka asa setelah mereka dibeli oleh seorang milyarder Thailand, yang juga mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Tapi kepemilikan Thaksin tak berlangsung lama karena dirinya dituduh terlibat dalam kasus korupsi di negaranya. Akhirnya pada September 2008, Thaksin menjual kepemilikan klub kepada pengusaha yang juga menjadi anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yaitu Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.
Dari sinilah, Manchester City mulai membuka era kejayaan mereka. Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan kemudian menghabiskan ratusan jutaan poundsterling untuk membeli pemain kelas atas. Setelah mulai menata pemain terbaik mereka, keberhasilan hadir di tahun 2011, Manchester City lolos ke Liga Champions UEFA dan memenangkan Piala FA. Keberhasilan ini mencapai puncaknya dengan menjuarai Liga Premier Inggris pada musim 2011/12.
Hingga kini, sepak terjang The Citizen mulai diperhitungkan. Sukses mendatangkan pemain dengan kualitas tinggi, City menjelma menjadi kekuatas serius yang patut diwaspadai oleh tim manapun.