Sejarah! Perjuangan Heroik Georgia Lolos Pertama Kalinya ke EURO

spot_img

Heroik dan penuh luapan suka cita. Fans Georgia tumpah ruah memadati stadion Dinamo Arena di Kota Tbilisi, sesaat setelah negara mereka ciptakan sejarah lolos ke Euro untuk pertama kalinya. Sungguh momen yang luar biasa bagi sepakbola Georgia. Inilah hadiah yang pantas mereka dapatkan sejak sepakbola mereka mengalami kebangkitan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sebelum ke pembahasan, jangan lupa subscribe dulu dan tekan tombol loncengnya, agar kalian tak ketinggalan konten terbaik dari Starting Eleven Story

Kelolosan Georgia

Tbilisi, 27 Maret 2024 adalah hari yang bersejarah bagi sepakbola Georgia. Mereka berjuang hingga titik darah penghabisan melawan Yunani di babak playoff Kualifikasi Euro 2024. Kemenangan heroik melalui adu penalti membuat tim berjuluk Crusaders tersebut lolos ke Euro 2024 Jerman.

Perjuangan negara yang pernah membantai Thailand 8-0 ini lolos ke Jerman, diawali di babak semifinal playoff Kualifikasi Euro 2024 melawan Luxemburg. Georgia menang 2-0. Setelah itu mereka baru menghadapi juara Euro 2004, Yunani.

Lalu kok bisa Georgia lolos ke playoff? Sedangkan di Kualifikasinya saja mereka hanya bertengger di posisi empat klasemen di bawah Spanyol, Skotlandia, dan Norwegia? Ternyata Georgia mendapat satu tiket berlaga di babak playoff berkat pencapaiannya di UEFA Nations League 2022/23.

Georgia menjadi juara grup di Liga C saat itu. Para Juara Grup di Liga B, C, maupun D UEFA Nations League musim lalu, dapat jatah untuk masuk babak playoff Kualifikasi Euro 2024 yang diisi oleh 12 negara.

Negara Miskin Pecahan Soviet

Terlepas dari itu semua, sejarah pencapaian ini sangat membanggakan negara pecahan Soviet tersebut. Negara yang baru merdeka tahun 1991 itu hanyalah negara kecil yang selalu luput dari pengamatan para pecinta sepakbola Eropa.

Selain kurang terekspos, Georgia adalah negara miskin menurut World Population Review tahun 2020. Mereka adalah negara termiskin kedua di Eropa setelah Ukraina dengan pendapatan per kapitanya hanya 4.290 dollar (Rp 68,2 juta).

Meski sepakbola adalah salah satu olahraga yang populer di Georgia, namun secara prestasi baik timnas maupun klubnya, tak ada yang menjanjikan. Siapa yang kenal klub terbaik dan terbesar di Georgia seperti Dinamo Tbilisi maupun Dinamo Batumi? Hmmm… pasti kalian baru dengar kan, nama klub tersebut? Ya, saking kurang terkenal dan minim prestasi, sepakbola Georgia terlalu lama tidur pulas.

Sempat Terpuruk Karena Korupsi

Tidur mereka pun tak nyenyak, karena dihantui mimpi buruk ketika dilanda krisis ekonomi. Krisis tersebut akibat korupsi berkepanjangan yang dilakukan pemimpin diktator mereka, Eduard Shevardnadze sejak tahun 1995 hingga awal 2000-an. Dampaknya terasa betul. Klub-klub sepak bola Georgia pada periode tersebut kesulitan merawat stadion mereka. Bahkan nih, klub besar seperti Dinamo Tbilisi pun kesulitan menggaji pemain.

Tidak banyak perubahan yang terjadi ketika diktator Shevardnadze digantikan Mikheil Saakashvili yang menjanjikan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Sepakbola mereka tetap tertinggal dan makin tak tentu nasibnya.

Di tengah kondisi ketidakpastian tersebut, akhirnya beberapa pesepakbola berbakat Georgia nekat mengadu nasibnya merantau ke luar negeri. Hal itu terjadi sejak era 2000-an awal. Tujuan utama mereka adalah negara yang dekat dengan mereka seperti Rusia dan Ukraina. Selain kesamaan bahasa, kemudahan mengurus dokumen di dua negara tersebut juga jadi faktor.

Selain banyak yang hijrah ke Rusia maupun Ukraina, ada juga beberapa pemain yang nekat memilih hijrah ke negara Eropa Barat seperti halnya Levan Kobiashvili yang bergabung ke klub Jerman, Freiburg.

Georgia Mulai Dikenal

Fenomena perginya talenta berbakat Georgia ke negeri orang ada berkahnya tersendiri. Mereka menimba ilmu dengan baik di negara yang punya lingkungan sepakbola yang lebih mumpuni. Selain itu, perlahan mulai banyak yang kenal dengan para pesepakbola asal Georgia.

Misal saja dulu di era kejayaan AC Milan, ada bek Georgia yang jadi andalan Carlo Ancelotti yakni Kakhaber Kaladze. Setelah dikenal karena Kakha Kaladze, Georgia kemudian dikenal lebih luas oleh sepakbola Eropa setelah UEFA menunjuknya menjadi tuan rumah Piala Super Eropa tahun 2015 antara Barcelona melawan Sevilla.

Selain mengenalkan potensi wisata, laga yang berlangsung di Tbilisi tersebut juga sekaligus jadi upaya untuk mengenalkan sepakbola mereka ke mata dunia.

Cara Strategis

Setelah menjadi tuan rumah yang baik di Piala Super Eropa 2015, Georgia makin gencar menumbuhkan bakat-bakat terbaiknya. Termasuk program peningkatan jumlah pemain yang dilakukan Federasi Sepakbola Georgia dalam jangka waktu 2015 hingga 2021. Program tersebut didanai oleh “UEFA Grow”, program khusus dari UEFA untuk pengembangan pemain sepakbola.

Dalam jangka waktu tersebut, ternyata jumlah pemain sepakbola Georgia bertambah dari yang semula 14.676 menjadi 37.600. Artinya program tersebut mampu menambah minat sekaligus makin menaikan popularitas sepakbola di Georgia.

Selain dukungan program pengembangan pemain dari UEFA Grow, Georgia juga mendapat bantuan dari “UEFA Hattrick”, program khusus UEFA yang berkontribusi untuk pengembangan infrastruktur sepakbola.

Ya, dengan pendanaan tersebut, Georgia akhirnya dapat merenovasi secara besar-besaran fasilitas stadion mereka, sekaligus mampu mendirikan beberapa akademi sepakbola yang layak.

Jadi Tuan Rumah Usia Muda

Namun tak hanya berhenti sampai di peningkatan jumlah pemain maupun pengembangan infrastruktur dan akademi. Para bibit muda baru Georgia yang baru lahir tersebut juga diperkenalkan lewat kompetisi kelas dunia.

Misal di tahun 2017, Georgia berani menjadi tuan rumah EURO U-19. Mereka ingin para pemain muda belajar dari turnamen tersebut. Alhasil mereka pun bisa menorehkan prestasi dengan lolos dari fase grup di EURO U-21 pada tahun 2023 yang kebetulan juga diselenggarakan di Georgia. Di kompetisi tersebut, Timnas Georgia U-21 mengangkangi tim besar seperti Portugal, Belgia, dan Belanda.

Dengan dua ajang besar level usia muda tersebut, Federasi Sepakbola Georgia berharap pemain muda yang dihasilkan melalui program tadi bisa berkembang dengan baik dan terarah. Georgia pun bisa menelurkan para pemain hebat. Para pemain yang terlibat di ajang EURO kelompok umur itu akhirnya bisa menjadi pilar di Timnas Georgia.

Misalnya, Khvicha Kvaratskhelia yang pada akhirnya dipanggil oleh pelatih Timnas Georgia, Vladimir Weiss untuk mengikuti Kualifikasi EURO 2020. Hebatnya, saat itu Georgia nyaris lolos ke EURO. Sayangnya, Goran Pandev dan kawan-kawan menyingkirkan mereka di babak final playoff.

Willy Sagnol

Pasca gagal lolos Euro 2020, Federasi Sepakbola Georgia tak tinggal diam. Mereka tak berhenti membuat terobosan demi kemajuan sepakbolanya. Di tahun 2021, Georgia sengaja mendatangkan pelatih baru eks Bayern Munchen, Willy Sagnol.

Sagnol adalah mantan asisten pelatih Bayern Munchen tahun 2017 di bawah Carlo Ancelotti. Bekas bek kanan Munchen dan Timnas Prancis itu juga pernah menjadi pelatih kepala Bordeaux tahun 2014. Meski belum berprestasi sebagai pelatih kepala, namun Sagnol mampu menularkan mentalnya kepada para pemain Crusaders.

Sagnol piawai memaksimalkan Georgia yang sudah dipenuhi pemain-pemain matang. Selain Kvaratskhelia, kehadiran pemain seperti Nika Kvekveskiri, Georges Mikautadze, hingga Giorgi Mamardashvilli bisa dimaksimalkan di ajang UEFA Nations League 2022/23. Bergabung dengan Bulgaria, Gibraltar, dan Makedonia Utara, lewat permainan fisik dan cenderung bertahan, Georgia berhasil memuncaki klasemen tanpa pernah kalah.

Kekuatan Georgia Di Euro 2024

Di Euro 2024, mungkin kurang lebih Sagnol akan lakukan strategi yang sama dalam menghadapi ketatnya Grup F yang dihuni Portugal, Turki, dan Ceko. Crusaders di grup ini berstatus underdog.

Namun, dengan formasi tiga bek dan permainan pragmatis ala Sagnol, bukan tidak mungkin mereka akan bisa menyulitkan Ceko, Turki, bahkan Portugal sekalipun. Kiper Valencia, Mamadarsvili akan jadi tembok terakhir yang siap menjadi mimpi buruk bagi para lawan.

Di tengah, akan ada performa spartan dari pemain seperti Kiteishvili, Chakvetadze dan Kochorashvili. Sedangkan di lini depan, Kvaratzkelia akan jadi senjata utama dalam melakukan finishing serta serangan balik cepat.

Ya, pada akhirnya rakyat Georgia nanti akan merasakan betapa bahagianya tampil di turnamen akbar sekelas Euro. Hal ini akan terasa seperti mimpi bagi mereka. Sebagai debutan, Crusaders tentu akan berjuang yang terbaik bagi rakyat Georgia. Tinggal, bagaimana langkah mereka di Euro nanti. Selamat sekali lagi, Georgia!

Sumber Referensi : footballpardise, fifa.com, uefa.com, agenda.ge, uefa.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru