Sejak 1988 Tidak Ada Tuan Rumah yang Juara EURO, Kecuali….

spot_img

64 tahun usia kompetisi bernama Piala Eropa atau EURO. 17 edisi. 10 negara yang pernah juara. Dari sekian fakta yang terhampar, ada sebuah fakta yang cukup mencengangkan.

Bahwa sejak tahun 1988, tuan rumah kompetisi ini, terutama jika digelar dalam satu atau dua host, tidak pernah juara. Terakhir kali tuan rumah juara adalah di tahun 1984. Waktu itu, Prancis menumpas perlawanan Spanyol di Parc des Princes, Paris.

Itu berbeda dengan Piala Dunia. Di Piala Dunia, Prancis pernah mengangkat trofi di rumahnya sendiri, yaitu tahun 1998. Tak sedikit, dari tahun 1988, tuan rumah EURO berguguran di babak grup maupun fase knock-out. Mirisnya, ada pula tuan rumah yang bertekuk lutut di partai final. 

EURO 1988, Jerman Barat

Tahun 1988, Jerman masih terpecah. Nah, Jerman Barat ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Piala Eropa. Sebagai tim yang sudah dua kali juara dan menjadi runner-up di dua Piala Dunia terakhir sebelum tahun 1988, Jerman Barat tentu pede juara.

Meski tahunnya baheula, kamu pasti mengenal skuad Jerman Barat yang berlaga di kompetisi itu. Siapa tak kenal Jurgen Klinsmann, Lothar Matthaus, hingga Rudi Voller? Sayangnya, skuad mewah, rekam jejak, dan status tuan rumah tak menjadikan Jerman Barat juara begitu saja.

Jerman Barat hanya bisa melaju ke semifinal. Mereka dikalahkan Belanda yang bisa mencetak gol di dua menit jelang waktu normal berakhir. Adalah Marco van Basten yang membuat Jerman Barat tersingkir di hadapan ribuan pendukungnya.

EURO 1992, Swedia

Empat tahun berselang giliran Swedia yang menjadi tuan rumah. Dan ini menjadi debut Swedia di Kejuaraan Eropa. Ada delapan negara yang berkompetisi. Dibagi menjadi dua grup, dan Swedia masuk ke Grup 1. Di sana ada Denmark, Prancis, dan Inggris.

Dengan gagahnya, Swedia lolos ke fase gugur yang waktu itu langsung semifinal. Mengapa gagah? Karena pasukan Tommy Svensson lolos tanpa satu pun menelan kekalahan. Mereka menahan imbang Prancis, mengalahkan Inggris dan Denmark.

Di semifinal, tuan rumah bau kencur itu bertemu Jerman yang sudah reunifikasi. Swedia memberi perlawanan alot. Namun, kualitas menunjukkan bahwa Jerman lah yang berhak melangkah ke final. Mirisnya, Jerman yang perkasa justru kalah oleh Denmark di final.

EURO 1996, Inggris

Sebelumnya, tiga kali Inggris berpartisipasi di Piala Eropa. Namun, negara yang mengagungkan diri sebagai tempat lahirnya sepak bola modern ini tak pernah sekali saja menjuarai kompetisi ini.

Nah, di edisi 1996, Inggris dipilih sebagai tuan rumah. Di edisi ini pula untuk pertama kalinya, Piala Eropa diikuti oleh 16 tim. Tentu saja, tampil sebagai tuan rumah, semangat Inggris untuk juara menggebu-gebu. Three Lions dan Football’s Coming Home mulai didengungkan.

Apalagi Inggris waktu itu diperkuat pemain hebat. Salah satunya Alan Shearer yang menganggap mencetak gol adalah sarapan. Selain itu, ada pula David Seaman, Gary Neville, Paul Gascoigne, Teddy Sheringham, Sol Campbell, Phil Neville, hingga Robbie Fowler.

Inggris gabung di Grup A, bersama Skotlandia, Belanda, dan Swiss. Tuan rumah ngosak-ngasik dan lolos ke perempat final tanpa satu pun menelan kekalahan. Bahkan Inggris menjadi tim yang paling banyak mencetak gol dari kontestan lainnya (7). Suporter Inggris di London kian berisik ketika timnya menghentikan langkah Spanyol di perempat final.

Namun di semifinal, suporter Inggris yang memadati Wembley harus pulang berderai air mata. Perlawanan alot diberikan Jerman dan Inggris harus pulang usai kalah adu penalti. Seluruh penandang Jerman sukses menunaikan tugasnya, sedangkan satu penendang Inggris gagal. Siapa penendang yang gagal itu? Dia adalah Gareth Southgate.

EURO 2000, Belgia dan Belanda

Tahun 2000, sebuah gebrakan baru muncul. Ini adalah untuk pertama kalinya EURO digelar di dua negara. Belgia dan Belanda didaulat sebagai tuan rumah. Bagi Belanda, ini adalah kesempatan bagus untuk mengulang kesuksesan di tahun 1988. Sementara, ini kesempatan Belgia supaya tidak mengulang kesalahan di tahun 1980.

Sayangnya, malah tidak ada satu pun dari Belgia maupun Belanda yang mencapai partai final. Belgia padahal memulai kompetisi dengan mengalahkan Swedia. Namun, kemenangan atas Swedia itu menjadi satu-satunya kemenangan yang diraih Belgia.

Di laga-laga berikutnya, Belgia justru ditaklukkan oleh rombongan Francesco Totti dan Turki. Belgia pun gagal lolos dari fase grup. Sementara Belanda yang diperkuat pemain seperti Patrick Kluivert menunjukkan dominasinya di Grup D. Ceko, Denmark, dan Prancis semuanya dibikin nangis.

Dennis Bergkamp dan kolega kian meyakinkan sebagai calon juara setelah melibas 6-1 Yugoslavia di perempat final. Di empat besar, Marc Overmars CS bertemu Italia. Bakat-bakat hebat Gli Azzurri, seperti Pippo Inzaghi, Maldini, Cannavaro, Albertini, Toldo, Nesta, Zambrotta, sampai Del Piero sedang merekah.

Catenaccio Italia membuat Belanda frustrasi. Italia memaksa laga berlanjut hingga adu penalti. Nah, di situlah kualitas Francesco Toldo dikagumi. Ia mematahkan penalti Frank de Boer, Jaap Stam, dan Paul Bosvelt. Sementara di pihak Italia hanya Maldini yang gagal menunaikan tugasnya.

EURO 2004, Portugal

Ketimbang tuan rumah sebelumnya, Portugal jauh lebih baik di edisi 2004. Sebab Selecao das Quinas sanggup mencapai final. EURO 2004 juga dihiasi dengan munculnya sang mega bintang, abangda Cristiano Ronaldo. Malangnya, Portugal justru terpeleset saat menghampiri trofi yang sudah di depan mata.

Di partai final, Portugal bertemu Yunani yang sudah 24 tahun tidak ikut EURO. Itu juga untuk pertama kalinya, partai pembuka terulang di final. Pada laga pembuka sebelumnya, anak asuh Luis Felipe Scolari digampar Yunani. Nah, di final, Portugal gagal revans.

Yunani kembali merepotkan Portugal. Serangan-serangan mereka tak ada satu pun yang tembus. Justru pasukan Otto Rehhagel yang berhasil mencetak gol lewat Angelos Charisteas. Yunani membawa pulang trofinya, sedang Lisbon banjir air mata.

EURO 2008, Austria dan Swiss

Empat tahun berikutnya, EURO kembali digelar di dunia negara. Kali ini Austria dan Swiss jadi tuan rumah. Namun, bukan cuma tak ada yang sampai final, baik Austria maupun Swiss tak ada satu pun yang melangkah ke fase gugur.

Swiss menjadi tim yang memastikan tersingkir lebih dulu usai menelan dua kekalahan atas Ceko dan Turki. Kemenangan atas Portugal di laga pamungkas fase grup, tak mampu membuat Swiss lolos. Sementara itu, Austria yang bergabung di Grup B, punya kesempatan untuk lolos.

Setelah kalah dari Kroasia, Austria menahan imbang Polandia. Namun, sayang sekali, di laga terakhir gol Michael Ballack membunuh harapan Austria untuk lolos ke fase gugur.

EURO 2012, Ukraina dan Polandia

Kegagalan Swiss dan Austria lolos dari jeratan fase grup sebagai tuan rumah diulangi oleh Ukraina dan Polandia di edisi tahun 2012. Polandia yang diperkuat bomber mematikan Robert Lewandowski ditahan imbang di dua laga beruntun: melawan Yunani dan Rusia.

Di laga pamungkas, daripada meraih kemenangan, Polandia justru kalah atas Ceko. Kekalahan itu mematenkan posisi Polandia sebagai juru kunci Grup A. Sementara itu, Ukraina membuka EURO dengan kemenangan atas Swedia. Dua gol Andriy Shevchenko hanya dibalas satu gol dari Zlatan Ibrahimovic.

Namun, itu ternyata satu-satunya kemenangan Ukraina. Mereka lalu kalah di dua laga berikutnya melawan Prancis dan Inggris. Ukraina juga tidak bisa mencetak gol lagi di EURO yang membuat mereka cuma finis di posisi ketiga Grup D.

EURO 2016, Prancis

Empat tahun kemudian, EURO kembali hanya dilangsungkan di satu negara. Prancis didapuk tuan rumah. Les Bleus asuhan Didier Deschamps berambisi mengulang kesuksesan tahun 1984. Prancis dihuni para generasi baru seperti Olivier Giroud, Paul Pogba, hingga Antoine Griezmann.

Prancis yang segrup dengan Albania, Rumania, dan Swiss melaju mulus sebagai juara grup. Keyakinan tuan rumah bakal juara kian nyata karena sampai semifinal, Prancis tidak pernah memenangkan laga dalam waktu lebih dari 90 menit.

Di 16 besar menghajar Republik Irlandia. Perempat final menyikat tim kejutan Islandia 5-2. Di semifinal, Jerman yang juara dunia dua tahun sebelumnya dibuat tak bisa mencetak satu pun gol. Di final, Prancis bertemu Portugal. Pasukan Fernando Santos bukan tim yang hebat sepanjang kompetisi.

Mereka bahkan lolos ke fase gugur lewat peringkat tiga terbaik. Di partai final abangda Ronaldo sudah menangis sebelum laga berakhir. Ia cedera di tengah pertandingan. Prancis yang tahu Ronaldo ditarik keluar menguasai permainan. Pertahanan Portugal dibombardir.

Namun, Tuhan akan mengabulkan doa orang terzalimi. Di tengah rintihannya, CR7 barangkali berdoa. Prancis gagal mencetak gol. Di babak tambahan, justru pemain pengganti, Ederzito mencetak gol kemenangan buat Portugal. Prancis tertunduk, Portugal juara, dan Ronaldo yang tadinya bersedih menjadi bahagia.

EURO 2020

Bencana Covid-19 yang melanda membuat EURO 2020 digelar di 11 negara yang berbeda. Nah, di sinilah kutukan tuan rumah selalu gagal juara terputus. Adalah Italia yang menghancurkan kutukan itu. Negeri Pizza menjadi salah satu tuan rumah EURO.

Laga pembuka digelar di Stadion Olimpico. Nah, Italia sendiri tergabung di Grup A bersama Wales, Turki, dan Swiss. Pasukan Roberto Mancini melibas semua lawannya. Di partai final, Italia mesti bertemu Inggris. Inggris juga tuan rumah di edisi kali ini.

Final sendiri berlangsung di Wembley. Waktu itu nyanyian Football’s Coming Home berdengung. Namun, Inggris yang mendapat dukungan penuh dari suporternya justru bertekuk lutut di hadapan Italia lewat babak adu penalti.

Rashford, Sancho, dan Bukayo Saka gagal mencetak gol. Sementara di kubu Italia, hanya Jorginho dan Belotti yang gagal. Football tidak jadi Coming Home, melainkan Coming Rome.

Well, entahlah, edisi 2020 bisa dihitung tuan rumahnya gagal atau tidak. Silakan kamu simpulkan sendiri. Nah, di edisi 2024, Jerman yang jadi tuan rumah. Mungkinkah gagal juara seperti tahun ‘88 saat Jerman menjadi tuan rumah? Wallahu A’lam.

https://youtu.be/_NnR9ZeA7e8

Sumber: TheAnalyst, TheGuardian, OffTheBall

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru