Diperlukan lebih dari sekadar skill untuk menjadi gelandang utama Atletico Madrid. Para prajurit Diego Simeono harus disiplin, punya etos kerja, dan mau mengerahkan segalanya untuk tim. Saul Niguez tentu punya semua itu.
Lahir pada 21 November 1994, Saul menempuh akademi Atletico Madrid sejak berusia 14 tahun. Ia lantas menembus tim utama, lalu mencatatkan debut dalam usia 17 tahun 108 hari saat menghadapi Besiktas pada 8 Maret 2012.
Dalam perjalanan Atletico Madrid dua kali menembus final Liga Champions dalam tiga musim, menjadi juara Liga Europa pada 2017/18, serta bertahun-tahun menjadi penantang duopoli Madrid-Barca selama diasuh Simeone, Saul praktis menjadi salah satu mesin utama di lini tengah.
Akan tetapi, di balik begitu ngototnya penampilan Saul, ia ternyata merahasiakan penderitaan yang ia alami. Selama hampir dua tahun, ia bemain dengan kondisi ginjal yang koyak.
Adalah laga debut di Liga Champions pada Februari 2015 melawan Bayer Leverkusen yang menjadi pangkal masalahnya. Ia berbenturan dengan bek tengah Leverkusen Kyriakos Papadopoulos, yang membuatnya langsung diganti dan masuk rumah sakit.
Saat ditandu ke luar lapangan, mereka harus berhenti tujuh kali karena Saul merasa kesakitan. Dalam perjalanannya menuju rumah sakit, ia ditunggui ayahnya. Sang ayah menangis melihat putranya terbaring lemah. Saul kemudian meyakinkan ayahnya, “Ayah, aku tidak apa-apa. Aku seorang banteng. Aku bisa menghadapi ini.”
Presiden Atletico Madrid kemudian mengungkapkan ginjal Saul rusak. Ketika ia kembali, ia terpaksa harus menggunakan kateter untuk membantunya saat buang air kecil. Sayangnya, kateter tak membantu menyembuhkan penyakitnya. Dokter mulai menyarankan agar ia berhenti bermain sepak bola.
Selama dua tahun sejak benturan itu terjadi, Saul menahan sakit. Tiap kali ia mengakhiri sesi latihan atau menyelesaikan pertandingan, ia kencing darah.
Saul mulai putus asa. Ia meminta dokter untuk membuang ginjalnya, dan meminta transplantasi ginjal. Tentu saja, itu pilihan yang beresiko. Kariernya bisa saja harus terhenti jika ginjal baru tak cocok dengan tubuhnya.
Waktu itu, asisten pelatih German Burgos menghubunginya. “Doktor bilang kau ingin mengganti ginjalmu. Kau baru 22 tahun! Apa yang kau pikirkan?” Saul menganggap nasihat Burgos amat berarti baginya. Ia bertahan dengan ginjalnya, dan sekarang telah pulih.
Kini, ia bertarung lebih kuat dari sebelumnya. Ia percaya pepatah, “Apa yang tidak membunuhmu akan menguatkanmu.”
Karier Saul terus menanjak. Ia telah menjadi bagian dari timnas Spanyol, serta dipanggil menuju Piala 2018. Beberapa bulan setelah kesembuhannya, ia menandatangani kontrak dengan Atletico hingga 2026, kontrak luar biasa panjang yang membuatnya terikat dengan klub yang mengurusnya di kala sakit.