Sandy Walsh: Penantian Panjang Selama 7 Tahun Untuk Timnas Indonesia

spot_img

Perjalanan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 memang telah usai, tapi banyak hikmah yang bisa kita ambil dari setiap laga yang telah dimainkan. Datang sebagai tim termuda, Indonesia membuktikan bahwa sudah berkembang pesat. Dan itu tidak bisa lepas dari pengaruh pemain keturunan.

Keberadaan pemain-pemain keturunan nyatanya mampu mendongkrak kualitas permainan Indonesia. Aliran bola dan kualitas build up serangan dari Timnas Indonesia begitu enak ditonton. 

Selain Justin Hubner dan Ivar Janner, ada satu nama pemain keturunan lain yang mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Dia adalah Sandy Walsh. Pemain yang sempat diremehkan itu justru bersinar di Piala Asia kemarin. 

Bukan suatu hal yang mudah bagi Sandy untuk mendapat kepercayaan dari Indonesia. Jalan terjal dan berliku harus dilewati sang pemain. Bahkan penantian panjang selama tujuh tahun rela Sandy jalani demi membela Timnas Indonesia. 

Hubungannya dengan Indonesia

Sandy Henny Walsh, nama yang yang kini dikenal sebagai punggawa Timnas Indonesia itu memiliki perjalanan yang unik sebelum akhirnya menjadi warga negara Indonesia. Lahir di Brussel, Belgia pada tahun 1995, betapa beruntungnya Sandy dianugerahi banyak pilihan dalam karir sepakbola internasionalnya.

Sandy memiliki berbagai darah keturunan. Ia lahir dari pasangan lintas negara. Ayahnya berasal dari Inggris, tapi memiliki darah Irlandia. Sementara ibunya lahir di Swiss tapi memiliki paspor Belanda. Lantas dari mana darah Indonesianya? Dari ibunya. Karena ibu Walsh, yakni Brigitta Portier lahir dari keluarga asli Indonesia, tepatnya Surabaya. 

Selain Indonesia, berarti Sandy juga berhak membela Timnas Belgia, Swiss, Belanda dan Irlandia. Namun, sang pemain sudah membangun karir sepakbola di Belgia. Semuanya berawal dari salah satu klub paling populer di Belgia, yakni Anderlecht. 

Sandy mengenyam pendidikan sepakbola usia dini bersama Anderlecht sampai 2011. Bakatnya menarik perhatian beberapa klub Belgia. Namun, dirinya memilih untuk melanjutkan karir di KRC Genk U-21 dan menembus skuad utama pada tahun 2012. Menariknya, meski pada awalnya Sandy membela Timnas Belanda, ia tercatat belum pernah membela klub Belanda.

Terhubung dengan Indonesia

Di Belanda bakat Sandy cukup dihargai. Ia merupakan pemain langganan di tim nasional kelompok umur, mulai dari U-15 hingga U-20. Namun, Sandy belum pernah sekali pun membela skuad senior De Oranje. Laga terakhirnya untuk Timnas Belanda dicatatkan bersama Timnas Belanda U-20 pada tahun 2014. Tak kunjung dipanggil ke skuad senior membuatnya kembali ke Belgia dan fokus dengan klubnya KRC Genk.

Dua tahun kemudian, Sandy Walsh berhasil membawa Genk tampil di Europa League. Genk menembus babak perempat final Europa League musim 2016/17. Sandy sendiri mencatatkan empat penampilan di kompetisi tersebut. Nah, momen inilah yang membuat Sandy terkoneksi dengan Indonesia.

Tak dinyana, kesuksesan Genk itu menimbulkan gelombang pemberitaan yang luar biasa hingga terdengar sampai Indonesia. “Itu sangat luar biasa. Apa yang dicapai Genk sampai membuatku masuk berbagai macam laman berita. Salah satunya bahkan menulis saya sebagai pesepakbola campuran Belanda dan Belgia yang memiliki garis keturunan dari Indonesia yang berpartisipasi di Europa League,” ucap Sandy Walsh di channel YouTube Eleven Belgium.

Beberapa bulan dari munculnya berita itu, Sandy terbangun dari tidurnya dengan perasaan terkejut karena notifikasi dari Instagram memenuhi layar ponselnya. Ketika dibuka, ia melihat kalau pengikut Instagramnya sudah melonjak pesat. Ribuan followers itu ternyata datang dari Indonesia.

Dukungan serta ajakan untuk membela Timnas Indonesia terus berdatangan. Bahkan, ketika dirinya sudah pindah ke SV Zulte Waregem pada tahun 2017, netizen Indonesia masih saja memenuhi kolom komentar dan DM Instagram dengan kalimat berbahasa Indonesia yang Sandy pun tak mengerti apa maksudnya. 

Sejak saat itu, Sandy secara terbuka mendeklarasikan keinginannya untuk membela Timnas Indonesia melalui media sosial. Dukungan intens dari masyarakat Indonesia membuat semangatnya membara dan semakin yakin kalau Indonesia adalah rumah yang selama ini ia cari.

Campur Tangan Simon McMenemy

Sandy memang tak membaca pesannya satu persatu. Namun, dukungan dan pesan dari masyarakat Indonesia membuatnya tertarik untuk terus mempelajari budaya Indonesia. Ia bahkan sesekali membawa atribut berbau Indonesia ketika bertanding. Hingga akhirnya, dua tahun kemudian usaha dan gimik yang dilakukan Sandy membuahkan hasil.

Di suatu malam yang dingin pada tahun 2019, Sandy membuka daftar pesan yang masuk di Instagramnya. Dari sekian banyaknya pesan, ada satu pesan yang cukup menarik perhatian. Pesan itu dikirim dari akun yang telah terverifikasi dengan centang biru. Ya, akun tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah milik Simon Mcmenemy yang kala itu masih menukangi Timnas Indonesia.

Isi pesannya cukup to the point. Simon menawarkan kesempatan untuk bermain di Timnas Indonesia. Namun, Simon ingin memastikan terlebih dahulu bahwa Sandy memang benar-benar memiliki darah Indonesia dan punya komitmen tinggi untuk membela tanah kelahiran leluhurnya.

Sandy pun tertarik dengan tawaran Simon McMenemy. Keesokan harinya, ia langsung menjadwalkan penerbangan menuju Jakarta. Ketika pertama kali menginjakan kaki di Indonesia, ia langsung disambut oleh Simon dan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Dari situ relasi dengan Indonesia dimulai.

Periode Sulit

Melihat sambutan positif dari federasi sepakbola Indonesia, Sandy pun bergegas kembali ke Belgia guna mengumpulkan segala macam dokumen pendukung proses naturalisasi. Ia bahkan sampai menemui ibunya yang di Belanda untuk menanyakan beberapa hal tentang silsilah keluarganya di Indonesia.

Namun, di saat Sandy mulai bersemangat mengumpulkan dokumen, petaka pun datang. Bak petir yang menyambar di siang bolong, Sandy terkejut mendengar kabar Simon McMenemy dipecat oleh PSSI. Simon mesti bertanggung jawab atas hancur leburnya pencapaian Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia pada periode September hingga November 2019.

Dipecatnya Simon dibarengi dengan pergantian kepemimpinan PSSI dari Edy ke Joko Driyono dan Iwan Budianto. Momen ini membuat Sandy lepas komunikasi dengan Indonesia. Tak memiliki koneksi membuat Sandy mengalami kendala dalam mengumpulkan dokumen. Di era PSSI yang baru, mereka disibukan dengan transisi kepengurusan. Tak ada yang mau membantunya.

Sandy pun sempat putus asa. Ia berpikir kalau PSSI sudah tak menginginkannya lagi. Situasi semakin sulit karena awal 2020 Sandy mengalami penurunan karir. Pandemi membuat SV Zulte Waregem tak memperpanjang kontraknya. Kurang lebih selama empat bulan Sandy tak memiliki klub. Dicampakan Indonesia dan tak memiliki klub membuat mentalnya sedikit terganggu.

Pemain kelahiran Brussel itu bahkan sempat merasa kalau karirnya sudah tamat. Ketika Sandy telah berpikir untuk pensiun dini, ibu dan saudara perempuan menguatkannya. Mereka bersama-sama berziarah ke makam kakeknya yang ada di Surabaya. Terduduk di depan makam, ibunya berdoa dan bercerita bahwa sang putra sedang mengalami masa sulit.

Tawaran dari Timnas Irlandia

Doa keluarga Sandy pun diijabah. Karena pandemi, bursa transfer Liga Belgia pun diperpanjang. Di waktu yang singkat itu Sandy menerima proposal dari KV Mechelen dan panggilan dari tim nasional, tapi bukan dari Indonesia, melainkan dari Timnas Irlandia. Tanpa pikir panjang, Sandy langsung menerima pinangan KV Mechelen.

Namun, dirinya masih ingin mempertimbangkan tawaran Timnas Irlandia. Seperti yang sudah disampaikan, Sandy memiliki darah Irlandia dari ayahnya. Maka dari itu, Sandy sah-sah saja apabila ingin membela tim nasional Irlandia. Tapi Sandy justru dilema. Ia ingin membangun karir di tim nasional, tapi di sisi lain wasiat kakeknya terus melintas di kepala.

Sebelum meninggal kakeknya pernah berpesan pada ibu Sandy. Pesan itu berbunyi bahwa jika suatu saat nanti Sandy tak mendapat panggilan dari Timnas Belanda, Sandy diminta membela Timnas Indonesia. Karena darah Indonesia mengalir di dirinya. Alasan mendalam itu pun membuat Sandy yakin untuk menolak panggilan Timnas Irlandia. Sandy pun kembali bersabar menunggu panggilan dari Indonesia.

Panggilan dari Shin Tae-yong

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pada tahun 2021 setelah pandemi mulai mereda, pengganti Simon McMenemy, yakni Shin Tae-yong menghubungi Sandy Walsh. Kala itu, Shin Tae-yong dan PSSI era Iwan Bule berniat untuk kembali menjalankan proyek naturalisasi. Namun, dengan tujuan jelas dan seleksi yang sangat ketat. Hanya pemain-pemain tertentu saja yang bisa mendapat status WNI dan Sandy dinilai layak untuk itu.

Melalui asisten pelatih Shin Tae-yong, Sandy ditanya apakah masih berminat untuk membela Timnas Indonesia? Dengan tegas, Sandy pun bersedia dan siap membela Timnas Indonesia. Dokumen yang sempat tergeletak begitu saja akhirnya kembali dikumpulkan oleh Sandy. Ia pun lega, akhirnya proses naturalisasinya benar-benar dimulai. 

Namun, prosesnya cukup lama karena Sandy harus menunggu pemain lain, yakni Jordi Amat untuk merampungkan berbagai persyaratan administrasi sebelum diizinkan mengambil sumpah WNI pada November 2022.

“Saya tidak akan pernah melupakan momen itu. Setelah proses yang begitu panjang, akhirnya saya menyanyikan lagu kebangsaan dengan mata tertutup,” kata Sandy yang dikutip Bola.com

Sempat Jadi Cadangan Asnawi

Berstatus sebagai pemain naturalisasi yang memiliki segudang pengalaman di persepakbolaan Eropa tak langsung membuat Sandy Walsh menjadi andalan di skuad utama Timnas Indonesia. Berposisi bek kanan, Sandy dipaksa bersaing dengan sang kapten, Asnawi Mangkualam Bahar.

Sebetulnya, Sandy sudah layak tampil di Timnas Indonesia sejak akhir tahun 2022 saat Piala AFF berlangsung. Namun, dirinya belum bisa tampil lantaran cedera. Sandy kembali dipanggil kala Indonesia melakoni laga uji coba melawan Palestina dan Argentina. Namun, Sandy hanya duduk di bangku cadangan. Shin Tae-yong lebih memfavoritkan Asnawi ketimbang dirinya.

Debutnya terjadi pada September 2023 di Surabaya, tanah asal leluhurnya. Sandy bermain 71 menit pada duel lawan Turkmenistan. Setelah itu, bukan berarti dirinya langsung jadi andalan Shin Tae-yong. Dia hanya duduk di bangku cadangan saat Timnas Indonesia kalah 1-5 dari Irak di Basra. 

Lalu, Sandy juga diganti pada menit ke-30 saat duel lawan Filipina berakhir imbang 1-1. Meski begitu, Sandy tak pernah mengeluh sedikit pun. Tak pernah terdengar kata-kata buruk dari mulutnya dan unggahan multitafsir di media sosial pribadinya.

Pembuktian di Piala Asia 2023

Tujuan Sandy Walsh membela Timnas Indonesia tak akan pernah berubah. Perjuangan selama bertahun-tahun tak boleh hancur begitu saja cuma gara-gara tak diberi menit bermain yang cukup. Sandy pun tetap sabar dan terus berusaha menunjukan performa yang apik di setiap sesi latihan.

Sandy Walsh selalu memberi aura positif saat tampil di hadapan publik. Begitu pun saat diberikan kesempatan main oleh STY. Meski selalu diberikan peran yang berbeda-beda di setiap pertandingan, Sandy selalu berupaya tampil optimal. 

Panggung pembuktian Sandy pun tersaji di gelaran Piala Asia 2023. Meski cuma main dua menit di laga kontra Irak, pergerakan Sandy terlihat efektif dan cukup membantu tim. Itu yang membuat Shin Tae-yong akhirnya menurunkan Sandy sejak menit awal di dua laga berikutnya. 

Lawan Vietnam, Sandy Walsh bermain sangat taktis dan minim membuat kesalahan. Ia bahkan nyaris mencetak gol apabila bola hasil tandukannya tak dimentahkan oleh penjaga gawang Vietnam, Filip Nguyen. Sementara di laga kontra Jepang, dimainkan sebagai bek kanan, Sandy Walsh mampu tampil dominan. Pemain sayap The Blue Samurai tak dibiarkan bergerak bebas di area pertahanan Indonesia.

Sandy Walsh menunjukan daya juang yang sangat tinggi di laga tersebut. Performa apiknya diakhiri dengan satu gol di menit 90+1. Meski sudah tertinggal tiga gol, Sandy tak kuasa menahan kegembiraan itu. Gol debutnya itu ia dedikasikan untuk seluruh masyarakat Indonesia terutama kakek dan neneknya yang sudah tak bisa melihat dirinya berseragam Timnas Indonesia.

Sumber: BBC, FIFA, Kompasiana, CNN Indonesia, Bola.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru