Cristiano Ronaldo adalah salah satu atlet terkaya di dunia. Ia adalah atlet dengan bayaran termahal ketiga pada 2018, serta menjadi pesepakbola dengan bayaran termahal kedua setelah Lionel Messi. Total, ia meraup pendapatan sebesar 108 juta dolar per tahun.
Dari angka tersebut, 60 juta dollar didapat dari gaji dan bonus penampilan dari klubnya, sementara 48 dollar sisanya didapat dari iklan dengan sejumlah merk ternama. Dengan pendapatan setara 2,7 triliun rupiah per tahun, Ronaldo pun masih terjerat kasus penggelapan pajak.
Dalam pengadilan yang diselenggarakan otoritas Spanyol pada akhir Januari lalu, Ronaldo terbukti mengemplang pajak sebesar 14,8 juta dollar antara tahun 2011 hingga 2014. Ronaldo pun tak sendirian. Di hari yang sama, Xabi Alonso menjalani sidang atas kasus yang sama. Jose Mourinho pun kedapatan mengemplang pajak kala melatih Real Madrid juga. Lionel Messi dan Javier Mascherano bahkan sudah mendapat vonis hukuman penjara.
Dengan pendapatan sebegitu besar, mengapa para pemain bintang tersebut tetap kemaruk menggelapkan pajak?
Ronaldo dan Messi mungkin berstatus sebagai pemain dengan pendapatan terbesar dunia, tapi itu tak menghentikan mereka dalam meraup lebih banyak pundi-pundi uang. Ada ujar-ujar yang mengatakan, “Semakin banyak yang dipunya, maka semakin banyak pula yang diinginkan.”
Di pengadilan, mereka berdalih “hanya berlatih dan bermain tiap hari tanpa mengetahui apa-apa tentang pajak,” tapi yang pasti, mereka jelas sepenuhnya memahami apa yang disampaikan penasihat keuangan mereka. Para pemain akan menyewa penasihat keuangan, lalu mendengarkan cara untuk mengakali pajak serta menyembunyikan pendapatan.
Di Inggris, sejumlah klub di Premier League punya cara tersendiri dalam mengakali otoritas pajak. Mereka lebih memilih menjalin kesepakatan dengan pihak ketiga yang akan mengurusi hak citra para pemain. Dengan membayar seperlima dari total gaji pemain, pihak klub bisa menghemat jutaan pounds tanpa membayar pajak.
Ada pula cara lain dengan mengirim gaji pemain ke negara tax heaven untuk menutupi jumlah gaji sebenarnya. Modus ini dilakukan dengan cara membayar sekian gaji dengan menggunakan perusahaan cangkang di negara-negara bebas pajak. N’Golo Kante dilaporkan menolak cara ini kala menerima pinangan Chelsea.
Lantas, bila Ronaldo, Messi, Mascherano, serta banyak pesepak bola lain telah divonis penjara, mengapa pula mereka tak menghabiskan waktu di balik jeruji besi?
Jawabannya ada di sistem hukum Spanyol. Di negeri matador, hukuman pidana selama kurang dari 24 bulan, selama bukan kasus kekerasan dan membahayakan keamanana negara, bisa mendapatkan dispensasi dengan masa percobaan dengan besaran denda tertentu. Jadi, bila Ronaldo divonis dua tahun, ia tak perlu menjalani hukuman itu. Bisa jadi, penasihat hukum dan pengacara mereka berkongkalikong agar jangan sampai klien mereka dihukum lebih dari dua tahun.
Di Indonesia, urusan pajak pemain sempat menjadi kontroversi pada 2015 lalu. Kala itu, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mempersoalkan sejumlah klub Liga Super Indonesia yang tak mendaftarkan NPWP para pemain. Menurut Tempo, tercatat sepuluh klub tak punya NPWP. Jadi, bila sejak dulu hingga kini para pemain di Liga Indonesia belum membayar pajak, tak pernah ada yang tahu…