Perkasanya Bayer Leverkusen di Bundesliga musim ini menjadi salah satu fenomena yang mengejutkan. Performa konsisten anak asuh Xabi Alonso menjadi sorotan, karena dengan materi yang tak semewah Bayern Munchen, tapi bisa tampil solid dan memukau.
Di balik solidnya komposisi skuad Bayer Leverkusen musim ini, ternyata ada beberapa elemen yang berpengaruh di dalamnya. Dan jangan lupa, ternyata Leverkusen punya sistem tersendiri dalam hal perekrutan dan pengembangan pemain muda. Seperti apa cara mereka?
Want to take part in the @Bundesliga_EN's first data competition? ⚽ 📊
— Amazon Web Services (@awscloud) August 11, 2022
Click below to learn more and register for this global data shootout. Powered by #AWS and brought to you by the @Bundesliga_EN.
Register here 👉 https://t.co/TbYYxSLVoj pic.twitter.com/Vv3lu6F7Jd
Daftar Isi
Perekrutan dan Pengembangan Pemain
Dari mengasuh Kai Havertz sejak usia muda, hingga merekrut pemuda yang baru berusia 16 tahun, Florian Wirtz, menjadi bukti bahwa Die Werkself percaya dan lihai dalam urusan perekrutan dan pengembangan pemain muda.
Leverkusen telah menjadi pusat pengembangan talenta muda dalam beberapa tahun terakhir. Menggunakan jaringan kepanduan pemain yang luas dan fasilitas pelatihan kelas dunia membuat mereka banyak dipuji.
Tiap musimnya Leverkusen mengkombinasikan perekrutan pemain yang efektif dan pengembangan pemain muda yang berkelanjutan. Karena tentu tiap musimnya tidak mudah untuk merekrut pemain yang selalu tepat sesuai keinginan. Maka dari itu, Leverkusen tetap mengandalkan produk dari akademi yang dianggap unggul.
🚨🔴⚫️ Bayer Leverkusen director Simon Rolfes: “Everyone stays. We won't let go of any players in winter”, told Kicker.
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) December 23, 2023
No January move for Tah, Hincapié or any other player, Rolfes guarantees. pic.twitter.com/p62DsgFpOb
Sosok Simon Rolfes
Beruntung Die Werkself punya direktur olahraga yang kompeten dalam diri Simon Rolfes. Pria kelahiran Ibbenburen ini sebenarnya sudah bekerja di balik layar Leverkusen sejak menjadi manajer akademi pada Juli 2018. Namun selang beberapa bulan tepatnya Desember 2018, ia sudah naik pangkat dan bertanggung jawab sebagai direktur olahraga.
Bayer Leverkusen Sportif Direktörü Simon Rolfes: Bütün oyuncular bizimle kalacak. Kimsenin bu transfer döneminde gitmesine izin vermeyeceğiz. pic.twitter.com/NqBvPeBVVr
— man on! (@manonsports) December 23, 2023
Baru lima bulan bekerja sebagai direktur olahraga, ia sudah ditunjuk untuk menjadi direktur pengelola olahraga menggantikan Rudi Voller tepatnya pada Juli 2022. Dibanding pendahulunya, Rolfes punya pendekatan yang berbeda.
Penggunaan Data AWS
Di bawah kendali Rolfes, Leverkusen menggunakan pendekatan kuantitatif melalui data. Rolfes memanfaatkan Amazon Web Service (AWS). Platform digital yang juga dipakai Bundesliga untuk membuat Bundesliga Match Facts. Dengan penggunaan data inilah, Leverkusen bisa dengan cepat melacak dan menemukan target baru yang potensial.
Simon Rolfes, Sports Direction @Bayer Leverkusen talks to T-online about the future of soccer and what role the AWS Match Facts play in it. Read the full interview to learn more about why “data is a big future field in soccer” (German language): https://t.co/rleJ2z30qQ pic.twitter.com/wDeYHm16M3
— Katrin Kull (@Katrin__Kull) February 12, 2021
Melalui metode AWS ini, Bayer Leverkusen menjadi lebih stabil dan tak takut kehilangan pemain bintangnya di setiap musim. Tidak ada yang namanya sikap menahan pemain di Leverkusen. Seperti yang terjadi pada Havertz, atau Moussa Diaby yang dilepas musim ini. Meski Havertz dan Diaby akhirnya lebih sukses ketika pindah klub, Rolfes malah senang. Artinya bukti pengembangan pemain di klubnya berhasil.
Selain itu, dengan metode AWS pula, Rolfes dan Leverkusen akhirnya berani merekrut Xabi Alonso sebagai pelatih pada pertengahan musim lalu menggantikan Gerardo Seoane. Sepak terjang Alonso dalam menangani Real Sociedad B maupun Real Madrid junior telah dilihat dari data AWS oleh Rolfes. Menurut Rolfes, racikan dan pengaruh gaya main Xabi Alonso akan cocok bila diterapkan di Leverkusen dengan materi skuad yang ada.
Pemain Hasil dari Data AWS
Beberapa transfer cerdas pemain yang dihasilkan dari metode data AWS ini juga terbukti berhasil. Seperti misal di musim ini ada Alex Grimaldo, Granit Xhaka, Nathan Tella, maupun Victor Boniface. Siapa yang mengenal Nathan Tella?
✍️ Reforços do Bayer Leverkusen para 23/24:
— 𝐁𝐮𝐧𝐝𝐞𝐬𝐥𝐞𝐚𝐠𝐮𝐞 𝐈𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞𝐫 🇩🇪🇧🇷 (@BundesInsider) August 27, 2023
🇨🇭 Granit Xhaka (€25m)
🏴 Nathan Tella (€23m)
🇳🇬 Victor Boniface (€20.5m)
🇩🇪 Jonas Hofmann (€10m)
🇧🇷 Arthur (€7m)
🇨🇿 Matej Kovar (€5m)
🇨🇴 Gustavo Puerta (€2m)
🇪🇸 Alejandro Grimaldo (custo zero)
🇭🇷 Josip Stanisić (empréstimo) pic.twitter.com/g4rckrU6MI
Pemain yang hanya bermain untuk klub medioker macam Burnley maupun Southampton itu justru dilirik oleh Rolfes lewat data dari AWS. Dan akhirnya terbukti. Nathan Tella menjadi salah satu pemain penting Leverkusen.
Hincapie dan Frimpong yang didatangkan pada musim-musim sebelumnya juga hasil data AWS. Hincapie berani dibeli di usia yang masih 19 tahun dari klub antah berantah, CA Talleres. Namun dengan kepercayaan Rolfes dari data yang ditunjukan AWS, Hincapie benar-benar berkembang menjadi salah satu bek potensial di Leverkusen.
🚨🔥Piero #Hincapie 🔜 Bayer #Leverkusen ✅#Talleres #Bayer04 pic.twitter.com/kDe1PERi7f
— Ekrem KONUR (@Ekremkonur) August 12, 2021
Frimpong juga mirip. Pemain akademi Manchester City ini dibeli dari Celtic. Rolfes ketika itu yakin bahwa Frimpong mampu berkembang di Leverkusen setelah melihat langsung sayap Belanda tersebut dari video analisis data AWS.
Fee plus bonus payments
— Transfermarkt.co.uk (@TMuk_news) January 27, 2021
Bayer Leverkusen sign Frimpong from Celtic – "Excited" to play in the Bundesliga#B04 #Werkself #CelticFC #Celtic https://t.co/QvBHW5xCQs
Cetak Biru Bayer Leverkusen
Selain menggunakan alat bantu data AWS, di bawah kendali Simon Rolfes, Leverkusen juga punya tiga poin penting dalam cetak biru klub. Yakni atmosfer, pengembangan, serta kinerja.
Yang dimaksud atmosfer adalah menciptakan sebagus mungkin suasana internal tim. “Jika suasana di klub keruh, anda tidak akan mendapatkan performa terbaik dari pemain rekrutan anda,” kata Rolfes. Rolfes mengungkapkan jika dirinya terus mencoba membangun skuad terbaik dari sisi kepribadian terlebih dahulu.
Yang kedua adalah pengembangan. Baik itu pendatang baru, pemain akademi, atau pemain berpengalaman, begitu masuk ke dalam klub, proses pengembangan adalah yang paling diutamakan Leverkusen. Dan di sini yang paling berperan adalah sang pelatih.
When Xabi Alonso took charge on October 5, 2022, Bayer Leverkusen sat second from bottom in the Bundesliga table with 5 points from 8.
— Breaking The Lines (@BTLvid) September 15, 2023
Today, they sit atop the table on goal difference and level with Bayern Munich with 10 points from 4 after drawing 2-2 at the defending champs. pic.twitter.com/nAmAJmL3e7
Seperti yang dikatakan oleh kepala tim utama Leverkusen sekarang, Thomas Eichin. “Anda boleh memiliki strategi terbaik maupun filosofi terbaik. Akan tetapi jika anda tidak memiliki pelatih terbaik, anda tidak dapat mencapai tujuan anda. Karena buat Leverkusen, sangat penting pelatih yang tepat untuk membawa si pemain berkembang,” katanya.
Di sini penunjukan pelatih seperti Xabi Alonso menjadi tepat. Xabi Alonso mampu memanfaatkan kapasitas pemainnya dengan tepat. Baik itu pemain muda maupun pemain rekrutan baru. Bagaimanapun Xabi Alonso menjadi pilar penting penopang cetak biru Die Werkself dari segi pengembangan.
Yang terakhir adalah kinerja. Pilar ketiga ini bertujuan untuk membantu para pemain konsisten selama proses pengembangan. Segi kinerja inilah yang akan menilai pemain ini lolos uji atau tidak dari proses pengembangan.
Kalau sistem pengembangannya berjalan dengan baik, bisa diprediksi kinerja pemain tersebut akan berpengaruh bagi klub. Entah nantinya akan terus dipertahankan klub sebagai pemain inti, atau bisa saja kalau ada peluang untuk dijual dengan harga mahal, mereka pun akan dijual.
Ambisi Meraih Prestasi
Dengan beberapa metode yang kini sudah tak menjadi rahasia lagi, Leverkusen tampaknya sedang dalam track yang tepat dalam segi pengelolaan klub. Bayangkan dengan metode AWS dan cetak biru klub yang diterapkan, mereka musim ini hanya keluar kocek 80 juta euro saja.
Ya, efektivitas perekrutan pemain yang dilakukan Die Werkself musim ini oleh Rolfes berhasil. Setidaknya hingga spieltag ke-16 Bundesliga mereka masih memuncaki klasemen dengan koleksi 42 poin. Yang spesialnya lagi, mereka belum pernah kalah di Bundesliga.
Bayer Leverkusen will be spending Christmas on top of the Bundesliga and 𝐬𝐭𝐢𝐥𝐥 undefeated 🎄🎁 pic.twitter.com/dbBtG3VwTs
— B/R Football (@brfootball) December 20, 2023
Oh ya, selain itu mereka juga lolos ke babak 16 besar Europa League, juga dengan rekor sempurna tak pernah kalah di fase grup. Tak berlebihan jika menyebut pasukan Xabi Alonso di akhir musim nanti diprediksi akan meraih beberapa gelar. Entah itu gelar Bundesliga, Europa League, ataupun DFB Pokal.
Sayang kan, sudah kadung sempurna secara hasil, Leverkusen harusnya pede untuk berprestasi lebih. Maka dari itu, hilangkan mulai sekarang stigma “Neverkusen” atau “Mr Runner Up” yang dulu pernah mereka sandang. Bersiaplah, gelar di akhir musim akan mampir ke Leverkusen.
Sumber Referensi : bundesliga.com, transfermarkt, forbes, awsamazon