Gestur harap-harap cemas ditunjukan Shin Tae-yong sepanjang pertandingan kontra Jepang. Selain hasil pertandingan, selepas turnamen bakal jadi momen yang lebih mengkhawatirkan bagi pelatih asal Korea Selatan itu.
Sebab, PSSI sudah merencanakan evaluasi besar-besaran untuk Shin Tae-yong, mengingat kontraknya akan habis pada Juni 2024. Oleh karena itu, tiga pertandingan di Piala Asia bakal jadi catatan khusus Erick Thohir dalam menilai performa Timnas Indonesia asuhan STY.
So, dengan apa yang sudah diberikan STY dan menimbang hasil Skuad Garuda di Piala Asia 2023, apakah STY masih layak memimpin skuad Indonesia?
Daftar Isi
Pelatih yang Pas Bagi Indonesia
Bergabung dengan Timnas Indonesia tahun 2020, Shin Tae-yong sudah harus berjibaku dengan badai pandemi. Karena tak boleh ada kerumunan, sesi latihan dan pertemuan awal dengan punggawa tim nasional pun dilakukan secara daring.
Meski terlihat sulit, Shin Tae-yong tetap sabar dan berusaha membuat pertemuan itu efektif. Setelah melakukan beberapa pertemuan, Shin Tae-yong memutuskan untuk melakukan regenerasi pada tim nasional Indonesia. Pelatih yang pernah menangani Son Heung-min lebih suka pemain under 30 tahun.
Menurutnya, pemain muda lebih mudah dibentuk daripada pemain yang sudah matang. Oleh karena itu, STY lebih mudah ketika memberikan saran, masukan dan arahan untuk membentuk karakter pemain yang lebih disiplin. Kita semua tahu, kedisiplinan memang jadi PR bagi atlet di Indonesia dan STY berusaha memperbaiki itu dengan memangkas generasi.
Sederhananya, STY mengutamakan untuk memulai dari awal ketimbang memperbaiki watak pemain senior yang sudah terbentuk. Kedisiplinan yang dimaksud tentu tidak hanya dalam latihan, tapi juga di luar lapangan. Selaku atlet nasional, para pemain dituntut tepat waktu, disiplin dalam urusan makan, dan sebagainya.
Menurut STY, kedisiplinan bisa mempengaruhi kualitas latihan dan permainan di lapangan. Dan sekarang kita bisa memetik hasilnya. Jika dibandingkan dengan era yang dulu, permainan Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong jauh lebih terstruktur. Kita mulai jarang melihat punggawa timnas memainkan bola-bola atas seperti di eranya almarhum Alfred Riedl dan Simon McMenemy.
Shin Tae-yong juga tak melulu menggenjot kedisiplinan. Ia bisa menempatkan diri sebagai pelatih yang rendah hati dan tak segan bercanda dengan pemain. Meski terkendala bahasa, STY berusaha membangun kedekatan supaya memiliki koneksi yang baik dengan para pemain. Cara ini sangat efektif untuk memangkas jarak antara pelatih dan pemain.
Piala Asia 2023 Jadi Tolok Ukur
Setelah memastikan diri lolos ke putaran final Piala Asia 2023, Shin Tae-yong pun mempersiapkan tim secara menyeluruh. Upayanya tak main-main. Mulai dari menggenjot proses naturalisasi dari beberapa pemain, pemusatan latihan di luar negeri, hingga memainkan beberapa pertandingan uji coba melawan tim yang rankingnya di atas Indonesia.
Persiapannya juga dilakukan dengan penuh dedikasi, mengingat Piala Asia kali ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Shin Tae-yong. Kontrak STY sebetulnya sudah berakhir pada Desember 2023 kemarin. Namun, karena berhasil mengantarkan tim nasional tampil di Piala Asia 2023, kontraknya diperpanjang hingga Juni 2024 dan bisa kembali diperpanjang jika berhasil mencapai target.
Bicara soal target, Shin Tae-yong dan PSSI sudah sepakat mematok target untuk lolos ke babak gugur. Target yang tampak ambisius. Namun realistis karena persiapan yang dilakukan sudah maksimal dan ini ajang Piala Asia pertama setelah terakhir kali tampil tahun 2007.
Skuad Garuda di Piala Asia 2023 sudah melewati tiga laga penyisihan grup. Hasilnya, Indonesia hanya mengumpulkan tiga poin saja. Dan hanya bisa berharap pada hasil pertandingan Bahrain vs Yordania dan Oman vs Kirgistan untuk lolos melalui jalur peringkat tiga terbaik.
Menariknya, Indonesia mampu mencetak gol di semua pertandingan. Itu jadi yang pertama kali dalam sejarah. Semua gol Timnas Indonesia lahir dari kaki para pemain abroad alias yang berkarier di luar negeri. Ini menunjukkan bagaimana fasilitas yang baik dan liga yang waras akan mempengaruhi kualitas pemain di level setinggi Asia.
Rapor STY
Ya, meskipun hingga ditulisnya narasi ini, Indonesia masih ada kemungkinan lolos ke babak 16 besar, Shin Tae-yong akan tetap dievaluasi oleh PSSI. Apalagi Piala Asia 2023 akan jadi ajang terakhir bagi tim nasional senior yang dipimpin oleh STY sebelum kontraknya habis.
Tentu sangat wajar apabila pelatih berusia 53 tahun itu akan dievaluasi habis-habisan apabila tidak mencapai target. Sebagai pelatih, STY memiliki tanggung jawab penuh terhadap kinerja tim nasional Indonesia. PSSI tentu tak mau terus membayar gajinya yang tinggi jika tak memberikan prestasi untuk Indonesia.
Piala Asia memang jadi tolok ukur, tapi kita tak bisa mengabaikan kinerja STY selama empat tahun terakhir. Ada banyak kemajuan yang dibawa STY di Timnas Indonesia. Progres yang terus ditunjukkan oleh Skuad Garuda telah mendapatkan respons positif dan dukungan luas dari jutaan fans yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
Pemain Indonesia mulai percaya diri untuk menguasai bola dan membangun serangan dari bawah. Itu patut mendapat apresiasi. Oleh karena itu, meski belum mengantarkan sebiji pun trofi bergengsi selama empat tahun melatih, sulit untuk mengatakan Shin Tae-yong adalah pelatih yang buruk buat Timnas Indonesia.
Di luar trofi, Timnas Indonesia mengalami kemajuan yang pesat dari segi ranking FIFA. Saat pertama kali dia datang, Indonesia masih duduk di peringkat 175 FIFA. Namun kini Indonesia bertengger di 150 besar. Tepatnya 146 FIFA.
Peremajaan pemain juga membuat Shin Tae-yong mampu membangun kerangka skuad Timnas Indonesia yang akan jauh lebih baik di lima tahun ke depan. Dengan rata-rata usia 24,33 tahun, mereka jadi yang termuda di Piala Asia 2023. Banyak pengamat sepakbola asing yang mengatakan kalau masa depan sepakbola Indonesia berada di tangan pemain-pemain yang tepat.
Kendati demikian, tak bisa dipungkiri STY juga menorehkan beberapa catatan yang mengecewakan. Tak usah banyak-banyak, kita beri contoh seperti gagal juara di dua edisi Piala AFF tahun 2020 dan 2022. Sulit untuk mengabaikan kekecewaan atas ketidakmampuan meraih gelar di tingkat kompetisi Asia Tenggara.
Evaluasi Proyek Naturalisasi
Masa depan Timnas Indonesia begitu cerah bersama pemain-pemain muda ini. Skuad Piala Asia 2023 jadi pondasi kuat jika suatu saat nanti Shin Tae-yong tak lagi menangani Timnas Indonesia. Solidnya skuad Piala Asia juga tak lepas dari pengaruh pemain naturalisasi.
Kita semua tahu, proyek naturalisasi memang bukan kali pertama dilakukan Timnas Indonesia. Namun, program naturalisasi yang dikelola oleh STY dan PSSI era kepemimpinan Iwan Bule dan Erick Thohir kali ini terbukti berhasil dan terarah. Lihatlah bagaimana kualitas luar biasa yang dimiliki oleh pemain-pemain macam Ivar Jenner dan Justin Hubner. Marc Klok saja sampai didepak dari skuad utama.
Tapi jangan cepat berpuas, proyek naturalisasi masih menjadi perdebatan bagi sebagian pihak. Sebab, Naturalisasi bisa diartikan sebagai keputusasaan PSSI dan STY terhadap bakat Indonesia. Bobroknya pengembangan usia muda di Indonesia coba diatasi STY dengan cara praktis. Hal ini sekaligus menjadi tamparan keras untuk PSSI itu sendiri.
Sumber: Liputan6, CNN Indonesia, TVOne News, Pandit Football