“Murah, tapi bukan murahan.” Kalimat tersebut sering kita jumpai di iklan-iklan yang berusaha mempromosikan sebuah barang atau produk yang memiliki harga murah namun tetap menjaga kualitas dan fungsionalnya. Kredo itu bisa digunakan oleh pemain-pemain yang berstatus bebas transfer setelah tak diperpanjang oleh klubnya.
Pemain gratisan kadang jadi favorit klub yang ingin menambah kekuatan tapi tetap bisa menekan pengeluaran. Nah, berstatus pemain gratisan tak selamanya kualitasnya jelek atau masa keemasannya sudah habis. Beberapa di antaranya masih memiliki value dan bisa membuktikan diri. Berikut adalah pemain gratisan yang kian meroket bersama klub barunya.
Daftar Isi
Ilkay Gundogan
Setelah menjadi bagian dari kejayaan Manchester City di Eropa dengan meraih treble winner pada musim 2022/23, Ilkay Gundogan yang kini sudah berusia 33 tahun dilepas secara gratis pada Juli 2023. Gundogan dan The Sky Blue sepakat untuk tidak memperpanjang kerjasama meski Pep Guardiola masih menginginkannya ada di skuad.
Di saat Gundogan tak memperpanjang kontraknya, situasi ini dimanfaatkan Barcelona yang memang sudah menaruh hati sejak lama. Akhirnya Gundogan pun menerima pinangan La Blaugrana dengan niatan untuk menjajal tantangan baru di La Liga. Bergabung dengan status bebas transfer, Gundogan membuktikan kalau nilainya lebih dari kata “Gratis”
Juara bertahan La Liga memang kurang konsisten di musim 2023/24, namun tidak dengan Gundogan. Ia tetap konsisten menampilkan performa yang apik. Meski sudah tak muda lagi, Gundogan menduduki peringkat keempat di La Liga dalam hal umpan kunci (45 kali) dan kelima dalam umpan terobosan (11 kali).
Isco
Sempat menjadi bocah ajaib di Malaga, karir Isco Alarcon justru meredup dalam dua musim terakhir. Pasca dilepas Real Madrid, pemain yang identik dengan brewoknya ini kesulitan di klub barunya, Sevilla. Penurunan performa dan riwayat cedera jadi salah satu alasan mengapa Isco akhirnya diputus kontrak pada akhir Desember 2022.
Usai didepak, Isco sulit mencari klub. Ia bahkan hampir nganggur selama tujuh bulan sebelum akhirnya menemukan klub baru. Awalnya Isco hampir bergabung dengan Union Berlin namun gagal di tes medis. Namun, kini pemain berkebangsaan Spanyol itu tengah menikmati kebangkitan karirnya bersama klub Spanyol, Real Betis.
Bergabungnya dengan Betis dalam rangka reuni dengan pelatihnya di Malaga, Manuel Pellegrini. Di tangan pelatih asal Chile itu, Isco bak terlahir kembali. Isco terlihat lebih tajam, lebih bugar, bahkan kembali stylish ketika memegang bola. Jadi suatu hal yang menyenangkan bisa melihat pemain sepertinya menemukan kebahagiaan dan sentuhan terbaiknya lagi.
Marcus Thuram
Lahir dari ayah seorang legenda sepakbola Prancis, Marcus Thuram memiliki darah sepakbola yang begitu kental. Oleh karena itu, ia sempat menjadi pentolan di lini depan Borussia Monchengladbach musim lalu. Performanya di sana bahkan mengantarkan Thuram ke skuad Timnas Prancis asuhan Didier Deschamp.
Sayangnya, Gladbach gagal mencapai kesepakatan untuk memperpanjang kontrak sang pemain di akhir musim 2022/23. Oleh karena itu, Thuram bisa pergi dengan status bebas transfer di musim panas 2023. Momen ini pun tak disia-siakan oleh banyak klub top Eropa. Namun, Inter Milan yang memenangkan tanda tangan dari anak Lilian Thuram tersebut.
Marcus Thuram memang datang dengan status pemain gratisan, tapi gratisan yang berkualitas. Mendapatkan pemain dengan kualitas sepertinya adalah kemenangan mutlak bagi Inter. Itu dibuktikan dengan performanya yang langsung moncer. Thuram tak butuh waktu lama untuk nyetel dengan Lautaro Martinez. Pemain Prancis itu menggantikan peran Romelu Lukaku dengan sangat baik di lini depan.
Alex Grimaldo
Bayer Leverkusen sedang ramai-ramainya dibicarakan. Apalagi kalau bukan karena performa ciamiknya di Bundesliga dan Europa League. Klub asuhan Xabi Alonso itu bahkan belum terkalahkan hingga pekan ke-18 Bundesliga. Nah, kesuksesan Die Werkself tentu tak bisa dilepaskan dari kinerja pemainnya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Alex Grimaldo.
Pemain yang memiliki nama asli Alejandro Grimaldo ini direkrut Leverkusen dengan cuma-cuma dari klub Portugal, Benfica. Sebelum bergabung dengan Leverkusen, sebelumnya Grimaldo lebih diisukan bakal bergabung dengan Barcelona pada tahun 2022 tapi tak diizinkan. Oleh karena itu, ketika negosiasi perpanjangan kontrak Grimaldo menolak dan lebih baik hengkang dengan gratis.
Grimaldo langsung jadi pilihan utama di sektor bek kiri Leverkusen. Kemampuan menyerangnya dimanfaatkan dengan baik oleh Xabi. Grimaldo juga mempertajam akurasi sepakan jarak jauhnya. Oleh karena itu, ia sesekali mencetak gol dari situasi tendangan bebas. Dari 18 pertandingan di Bundesliga, Grimaldo sudah mencetak tujuh gol dan sembilan assist. Statistik yang cukup untuk membuat Benfica menyesal tak dapat sepeserpun dari penjualannya.
Jonny Evans
Balikan sama mantan jadi jalan yang dipilih dalam karir Jonny Evans. Setelah Leicester City degradasi, kontrak Evans otomatis hangus karena itu bagian dari kesepakatan. Berstatus bebas transfer di usia 35 tahun bukan suatu hal yang mudah bagi Evans. Ia sempat bingung antara harus menyudahi karirnya atau mencari klub baru.
Di tengah kebimbangan, Manchester United pun datang. Mereka menawarkan tempat latihan agar Evans bisa menjaga kebugaran. Rejeki emang nggak kemana, setelah mengikuti beberapa sesi latihan, Ten Hag kesengsem dengan permainan Evans. Akhirnya, pelatih berpaspor Belanda itu memberikannya kontrak jangka pendek berdurasi satu tahun.
Keberadaan Evans di skuad United berdampak positif. Di saat Harry Maguire inkonsisten dan Lisandro Martinez masih cedera, Evans muncul sebagai solusi. Pengalaman dan ketenangannya di lini bertahan membuat organisasi tim makin solid. Evans bahkan jadi pemain penting saat MU menahan imbang Liverpool beberapa pekan lalu.
Angel Di Maria
Pencetak gol di final Piala Dunia 2022, Angel Di Maria juga dilepas Juventus secara gratis ke Benfica musim panas kemarin. Pemain asal Argentina itu sebetulnya kerasan di Juve. Ia ingin menambah masa kerja setidaknya satu tahun lagi. Namun, pihak klub ternyata tak sepemikiran dengan Di Maria.
Mereka memilih untuk membiarkan Di Maria pergi dan memberikan tempat untuk Timothy Weah. Terbuang dari klub pesakitan macam Juve membuat Di Maria dianggap sudah habis. Namun, Benfica percaya kalau sang pemain masih bisa menampilkan performa apik di Liga Portugal. Di Maria pun membayar lunas kepercayaan mantan klubnya itu.
Di Maria terus konsisten mencetak gol di lima pertandingan awal. Di usianya yang sudah menginjak 35 tahun, Di Maria terbilang konsisten dan selalu menjadi pilihan utama di skuad Benfica. Kini, ia sudah mengantongi tujuh gol dan tiga assist dalam 15 pertandingan Liga Portugal.
Daley Blind
Terakhir ada Daley Blind yang didatangkan secara gratis oleh Girona. Setelah memutus kontraknya dengan Ajax, Blind sempat kesulitan mendapat klub baru. Kepergiannya dari Ajax pun terkesan tiba-tiba. Usut punya usut, alasan Blind meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya itu karena berselisih dengan pelatihnya kala itu, Alfred Schreuder.
Sempat dikontrak jangka pendek oleh Bayern Munchen, Blind gagal membuktikan diri dan akhirnya nganggur lagi pada akhir musim 2022/23. Situasi ini pun dimanfaatkan Girona yang sedang ingin membangun tim tapi dengan dana yang minim.
Blind dikontrak hingga 2025 dan membuktikan kalau dirinya masih layak bersaing di level tertinggi. Pemain berusia 33 tahun itu tak tergantikan di skuad Girona. Fleksibilitas dan kepiawaiannya dalam distribusi bola memberikan dimensi yang berbeda dalam permainan Blanquivermells. Kini, Blind jadi bagian penting dari kesuksesan Girona memuncaki klasemen La Liga.
Sumber: Football Faithfull, Sports Mole, BTL, Transfermarkt