Pelatih Muda Potensial yang Siap Kudeta Para Senior di Masa Depan

spot_img

Tentu kebahagiaan dari berlari dan menendang bola tidak sebanding dengan hal lain termasuk mengelola tim sepak bola. Itulah sebabnya tidak banyak orang yang memilih menjadi pelatih sepak bola di usia muda.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir muncul nama pelatih muda yang berani bersaing di liga-liga top Eropa. Kemunculan mereka layaknya sebuah tren baru, lantaran setelah muncul satu yang lainnya pun mengikuti. Lantas siapa saja pelatih muda potensial tersebut? 

Steven Gerrard (Aston Villa)

 Steven Gerrard adalah nama pertama yang muncul di daftar pelatih muda potensial kali ini. Gerrard ditunjuk sebagai pelatih kepala Aston Villa awal musim lalu menggantikan bos Villa sebelumnya, Dean Smith.

Sebelum melatih Villa, Gerrard sempat melatih Rangers FC. Di musim terakhirnya, Gerrard mengantarkan Rangers untuk meraih gelar liga ke-55 sepanjang sejarah klub. Bahkan pada musim 2020/21 itu Rangers mengakhiri musim tanpa satu pun kekalahan.

Usia Gerrard baru menginjak 41 tahun, ia dirasa masih memiliki waktu yang sangat panjang untuk terus mengembangkan pola kepelatihan dan filosofi apa yang ia pakai selama melatih pemain-pemainnya.

Sejak menangani Villa, Gerrard membuktikan dirinya pantas jadi pelatih. Melakoni liga yang lebih ganas dari Skotlandia Gerrard mampu membawa Aston Villa menang 8 kali, kalah 8 kali, 2 kali seri di pertandingan liga. 

Statistik Gerrard selama menjadi pelatih pun tak bisa dianggap remeh, selama menjadi pelatih, Gerrard sudah memainkan 243 pertandingan dengan rata-rata perolehan poin, 2,05 poin per laga.

Mikel Arteta (Arsenal)

Selanjutnya ada nama Mikel Arteta. Tenang-tenang, memang benar, football lovers tidak salah mendengar. Arteta masih berusia 37 tahun saat ditunjuk Arsenal untuk menggantikan Unai Emery pada 20 Desember 2019. Kini di musim ketiganya bersama The Gunners, ia sudah berusia 40 tahun.

Arteta pernah berguru pada sosok Pep Guardiola sebelum akhirnya menukangi Arsenal akhir 2019. Arteta ditunjuk sebagai asisten pelatih di Manchester City pada Juli 2016 dan menjadi bagian dari tim pelatih yang memenangkan Liga Inggris pada 2017/18 dengan rekor 100 poin.

Selama menukangi Arsenal ia sudah meraih 1 trofi Community Shield dan 1 trofi FA Cup. Bersama Arsenal, Arteta sudah memainkan 120 pertandingan di semua kompetisi, dengan persentase kemenangan 54,55%. Jika dirata-rata ia dapat mengumpulkan 1,90 poin per laga.

Hebatnya, menurut ESPN, persentase kemenangan Arteta lebih tinggi dari Arsene Wenger. Wenger hanya memiliki persentase kemenangan di angka 51%. Tentu Arteta pantas disebut sebagai pelatih muda potensial.

Julian Nagelsmann (Bayern Munchen)

Selanjutnya ada Julian Nagelsmann. Tak adil jika kita memasukan nama Arteta, namun tak memasukan nama pelatih muda potensial yang satu ini. 

Julian Nagelsmann mungkin bisa disebut sebagai wonderkid-nya pelatih di dunia sepak bola. Ia sudah berkecimpung di dunia kepelatihan dari usia 20 tahun. Di usia yang masih muda tersebut ia sembari menimba ilmu di universitas guna mengasah kemampuan kepelatihanya secara teori.

Nagelsmann mulai mencuri perhatian publik pencinta sepak bola Eropa kala membawa RB Leipzig tampil luar biasa di Liga Champions musim 2019/20. Praktis setelah momen itu karirnya terus melonjak. 

Kini Nagelsmann melatih raksasa Bundesliga Bayern Munchen dan sudah melakoni 37 pertandingan. Ia berhasil meraih 85 poin yang apabila dirata-rata ia memperoleh 2,3 poin per laga.

Rasio kemenangan Nagelsmann musim ini sekitar 75%, itu angka yang sangat fantastis bagi pelatih yang masih berusia 34 tahun. Ia bahkan lebih muda dua tahun dari penjaga gawang andalan The Bavarian, Manuel Neuer.  

Domenico Tedesco (RB Leipzig)

Selanjutnya ada Domenico Tedesco. Meski baru menjalani musim pertamanya bersama RB Leipzig, pria 36 tahun ini bukanlah wajah baru di kompetisi Bundesliga.

RB Leipzig bukan satu-satunya klub Jerman yang pernah dilatih olehnya. Ia juga pernah melatih tim muda Hoffenheim dan FC Schalke. sebelum akhirnya ditunjuk Leipzig untuk menggantikan posisi Julian Nagelsmann.

Tedesco memang belum meraih satu trofi pun dalam karier kepelatihannya. Namun catatan kemenangan Tedesco cukup apik, ia memiliki persentase kemenangan di angka 64,71%. 

Dari 17 pertandingan yang sudah ia mainkan bersama Leipzig musim ini, Tedesco mendapatkan 37 poin dan memiliki rata-rata perolehan 2,18 poin per laga. Dengan catatan ini tentu Tedesco pantas masuk daftar pelatih muda paling potensial.

Ruben Amorim (Sporting Lisbon)

Selanjutnya ada Ruben Amorim. Nama Ruben Amorim mungkin kurang familiar di telinga football lovers. Pria 37 tahun ini tercatat sudah dua musim melatih Sporting Lisbon.

Ruben Amorim menambah daftar panjang pelatih top yang dihasilkan Portugal. Sebelum Amorim, Portugal sudah memiliki nama-nama pelatih top seperti, Sérgio Conceição, Paulo Fonseca, Nuno Espírito Santo hingga The Special One, Jose Mourinho.

Kini, Ruben Amorim memimpin skuad Sporting bertengger di posisi kedua klasemen Liga Portugal dengan selisih 6 poin dari Porto. Persentase kemenangan Ruben juga tak bisa diragukan, di musim ini saja Ruben sudah mengantongi 33 kemenangan dari 45 pertandingan di semua kompetisi.

Dengan berhasil mengumpulkan 104 poin, rata-rata Ruben bisa meraih sekitar 2,3 poin per laga, dan persentase kemenangan Ruben bisa mencapai 73,3%. Tentu dengan catatan ini, Ruben Amorim dapat diperhitungkan untuk naik level dengan melatih salah satu klub dari lima liga top Eropa. Terlebih ia sudah meraih empat trofi selama dua musim bersama Sporting Lisbon 

Wayne Rooney (Derby County)

Nama selanjutnya ada legenda Manchester United, Wayne Rooney. Mungkin kalian akan sedikit bingung, kenapa Rooney masuk ke dalam daftar ini. Terlebih ia hanya melatih Derby County.

Rooney memang masih minim prestasi. Namun pria 36 tahun ini berperan penting dalam menyelamatkan Derby dari jurang degradasi musim lalu. Selama menjadi pelatih, Rooney telah memainkan 77 laga dengan meraih 87 poin, dan apabila di rata-rata ia bisa meraih 1,13 per laga. 

Kini keadaan Derby County sangatlah mengenaskan. Mereka terbenam di dasar klasemen Divisi Championship lantaran menerima sanksi pengurangan 21 poin. Sejatinya, skuad asuhan Wayne Rooney telah mengumpulkan 46 poin. Jadi apabila mereka tak mendapat sanksi, mungkin Derby County sedang bersaing di papan tengah Championship.

Xavi (Barcelona)

Bisa dibilang Xavi jadi nama yang paling senior di daftar pelatih muda paling potensial kali ini. Karier kepelatihan Xavi dimulai dari klub Liga Qatar Al-Sadd pada tahun 2019 lalu.

Prestasi Xavi bersama Al-Sadd tak bisa diragukan lagi. Selama dua musim menukangi Al-Sadd, Xavi telah meraih 7 trofi bergengsi di Qatar. Ia 2 kali menjuarai Piala Liga, 2 kali Emir Cup, 1 kali trofi Liga Qatar, 1 kali Sheikh Jassim Cup dan Qatar Star Cup.

Prestasinya bersama Al-Sadd membuat mantan klubnya, Barcelona tergoda untuk bekerja sama dengannya guna membangun kembali kejayaan Barcelona. Bersama Barca, perjalanan Xavi baru dimulai.

Xavi datang saat kapal Barcelona hampir karam. Pilihannya cuma dua, antara membiarkan klub yang membesarkan namanya itu terpuruk atau berusaha bersama manajemen Barca untuk memperbaiki keadaan klub. Tentu Xavi memilih pilihan yang kedua.

Xavi telah melakoni 25 pertandingan bersama Barcelona. Dari 25 laga tersebut ia sudah berhasil meraih 49 poin yang mana apabila di rata-rata, Xavi bisa menghasilkan 1,96 poin per laga. Dan rasio kemenangan Xavi musim ini di angka 64,7%. Masterclass!

https://youtu.be/qoawS-ezFqw

Sumber: Sportmob, Sport Brief, Footystats, Transfermarkt, Box2boxbola

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru