Munchen Maaf, Bayer Leverkusen yang Bakal Juara Bundesliga Musim Ini!

spot_img

Bayer Leverkusen itu ya Neverkusen. Pada umumnya sebuah julukan diberikan agar membuat sebuah klub terlihat lebih gahar atau sebatas biar keren aja gitu. Namun, julukan “Neverkusen” disematkan justru agar orang-orang di seluruh dunia selalu ingat bahwa klub yang didirikan oleh perusahaan farmasi itu pernah menjadi pecundang sejati.

Neverkusen boleh melekat pada identitas Leverkusen. Namun, setelah kedatangan Xabi Alonso, julukan tersebut tampaknya sudah tak pantas lagi disematkan pada Leverkusen. Di tangan pelatih asal Spanyol itu, Leverkusen kini menjelma klub papan atas penantang gelar Bundesliga musim ini.

Para pengamat sepakbola pun menganggap kalau kutukan Neverkusen akan patah di tangan Xabi. Kredo “Semua akan Munchen pada waktunya” juga bakal dipatahkannya. Jika masih ragu dengan pernyataan itu, berikut alasan penguat mengapa Bayer Leverkusen akan menjuarai Bundesliga musim 2023/24.

Statistik Bayer Leverkusen

Tanda-tanda Bayer Leverkusen bakal meroket musim ini sudah terlihat sejak pekan-pekan awal. Skuad asuhan Xabi Alonso tancap gas sejak peluit kick off Liga Jerman dibunyikan. Dalam tiga pertandingan pertama, Die Werkself sudah mengantongi tiga kemenangan beruntun. Itu langsung membuat mereka memuncaki klasemen.

Di pekan ketujuh, Bayer Leverkusen kembali cetak catatan manis di persepakbolaan Eropa. Mereka memuncaki klasemen dengan torehan 23 gol. Itu jadi yang terbanyak dari klub-klub lain di lima liga top Eropa. Statistik ini menandakan kalau lini depan Leverkusen terasah dengan baik.

Kini, skuad racikan Xabi Alonso sudah mencetak 50 gol dari 18 pertandingan. Jumlahnya lebih dari dua kali lipat gol yang dicetak Manchester United (24 gol) di Liga Inggris. Padahal MU memainkan tiga laga lebih banyak dari Bayer Leverkusen.  

Ketajaman di mulut gawang diimbangi dengan pertahanan yang ciamik. Bayer Leverkusen jadi klub terbaik dalam urusan mempertahankan keperawanan gawangnya. Dari 18 pertandingan yang sudah dimainkan, mereka baru kebobolan 14 gol. Lebih sedikit dua gol dari Bayern Munchen yang ada di urutan kedua.

Perolehan Poin

Sulitnya membobol gawang Bayer Leverkusen membuat tim ini juga sulit untuk dikalahkan. Hal itu dibuktikan dengan status mereka yang belum terkalahkan baik di kompetisi domestik maupun Eropa. Dengan catatan 24 kemenangan dan tiga hasil imbang Die Werkself jadi satu-satunya klub yang belum terkalahkan di pertandingan kompetitif dari 54 liga papan atas yang dinaungi oleh UEFA. 

Semakin rajin menang, semakin rajin pula mengumpulkan poin. Menurut situs Transfermarkt, hingga pekan ke-18 Leverkusen rata-rata mampu memperoleh 2,67 poin per match. Itu lebih baik dari Bayern Munchen yang hanya mampu mengumpulkan rata-rata 2,41 poin per match

Skuad Ideal

Statistik yang dicatatkan Bayer Leverkusen memang numero uno. Namun, mereka tak akan mencapai hal-hal spektakuler tersebut tanpa komposisi skuad yang ideal. Di awal musim 2023/24, geliat transfer Bayer Leverkusen memang tak tersorot karena media lebih menyoroti kedatangan Harry Kane ke Bayern Munchen.

Jadi tak heran apabila beberapa dari kalian bahkan mungkin nggak tahu pemain-pemain yang sekarang mengisi skuad Die Werkself datang dari klub mana. Tapi kalau dilihat-lihat, sepak terjang Leverkusen di musim panas kemarin memang nggak begitu spesial jika dibandingkan dengan Bayern Munchen.

Kebanyakan dari pemain yang didatangkan juga tak selevel dengan Harry Kane atau Kim Min-jae. Itu karena dana yang dimiliki Leverkusen memang nggak seberapa. Bahkan cenderung minim. Oleh karena itu, tambahan uang dari menjual Moussa Diaby ke Aston Villa sangat membantu Xabi Alonso dalam meracik skuad. 

Dengan anggaran seadanya, beberapa pemain macam Jonas Hofmann, Victor Boniface, Alejandro Grimaldo, Nathan Tella dan Granit Xhaka pun didatangkan. Khusus Grimaldo, dirinya bahkan didatangkan secara cuma-cuma dari klub Portugal, Benfica.

Dengan tambahan pemain-pemain ini, kedalaman skuad Die Werkself jauh lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Itu jadi modal yang cukup untuk mengarungi musim 2023/24, mengingat mereka bermain di tiga kompetisi, termasuk Europa League.

Pemain Kunci

Granit Xhaka datang dengan segunung pengalaman dan mampu menerjemahkan instruksi Xabi ketika berada di lapangan. Sementara Hofmann datang dengan status sebagai gelandang beratribut lengkap sewaktu masih di Borussia Monchengladbach. Grimaldo datang sebagai kepingan puzzle untuk melengkapi sektor bertahan. 

Sedangkan Boniface tiba di BayArena usai menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Eropa musim lalu. Pemain-pemain tersebut dikolaborasikan dengan pemain-pemain yang sudah ada macam Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, dan Patrik Schick. Pemain-pemain yang telah disebutkan tadi diandalkan tim di semua kompetisi. 

Boniface bahkan menjadi top skor tim dengan 16 gol di semua kompetisi. Xabi bak mendapatkan mutiara hitam kala mendatangkannya dari Union Saint-Gilloise. Ia jadi pemain yang sangat merepotkan di kotak penalti lawan. Menurut Fbref, Boniface setidaknya bisa melepaskan hampir lima tembakan per laga dengan akurasi 40%. Terbaik kedua setelah Michael Gregoritsch dari Freiburg. 

Namun, kenyataannya kontribusi para pemain asuhan Xabi Alonso terbilang merata. Menurut situs Transfermarkt, setidaknya ada lima pemain yang telah mencetak lima gol atau lebih di skuad Bayer Leverkusen. Begitupun dalam urusan assist. Ada lima pemain Bayer yang mampu mencetak tujuh atau lebih assist di Bundesliga musim ini.

Faktor Xabi Alonso

Nah, dalang yang mengarahkan para pemain-pemain tersebut ya Xabi Alonso. Pelatih yang dulu pernah main buat Liverpool itu jadi sosok yang menyatukan semua unsur-unsur yang ada di klub. Jika bukan dia pelatihnya, mungkin Bayer Leverkusen tak akan jadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Benua Eropa.

Meski telah menjalani karir yang cemerlang dan bermandikan trofi sewaktu masih bermain, Xabi adalah pribadi yang humble dan tak sungkan untuk terus belajar. Dirinya berusaha jadi pelatih, rekan, sekaligus abang di skuad Bayer kali ini. Itu semua dilakukan agar tak ada gap yang begitu jauh antara pelatih dan pemain.

Alonso selalu membawa vibes positif di ruang ganti. Ia mau mendengar dan selalu menularkan mental juara kepada skuad asuhannya. Tak ada bosan-bosannya sang pelatih meyakinkan para pemainnya kalau kini, level permainan tim sudah sejajar dengan Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan klub-klub top Eropa lain. Setiap kata yang terlontar dari mulutnya bisa membakar api semangat para pemain.

Selain berperan membangun mental dan perasaan positif setiap harinya, Xabi Alonso juga membawa ideologi sepakbola Spanyol yang telah ia dalami selama bertahun-tahun ke Bayer Leverkusen. Strategi yang diberikan Xabi jelas. Ia ingin para pemainnya menjaga jarak satu sama lain agar tetap terhubung. Ini dilakukan untuk menerapkan gaya permainan Spanyol yang berorientasi menyerang dengan mengandalkan penguasaan bola. 

Peluang

Kegemilangan Bayer Leverkusen sejauh ini membuat persentase mereka untuk meraih titel Bundesliga meroket tajam. Opta mencatat, bahwa peluang Bayer Leverkusen menjuarai Bundesliga naik dari 0,9% menjadi 29,4%. Hal ini bisa menjadi alarm bahaya bagi Bayern Munchen yang menjadi favorit juara.

Lalu, apakah Die Werkself akan membuat Harry Kane menangis di pojokan? Itu tergantung pada stabilitas mereka sendiri di papan atas. Jika Xabi dan anak didiknya mampu konsisten, pengalaman buruk musim 2009/10 tentu saja akan dengan mudah dipatahkan. Kuncinya, Bayer Leverkusen konsisten hingga sepuluh pertandingan terakhir. Jadi, sudah siap melihat juara baru di Bundesliga?

Sumber: Bundesliga, Sky Sport, The Analyst, Khel Talk, Transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru