Tidak salah kalau Vinicius kini muak. Ia sudah jadi sasaran serangan rasis reguler dari para suporter di La Liga. Jadi tak heran kalau Vini akhirnya ingin pindah.
Kejadian terakhir terjadi saat Real Madrid kalah 1-0 lawan Valencia di Stadion Mestalla. Pada laga yang digelar di hari Minggu waktu setempat itu, Vini diteriaki dengan kata “mono” yang berarti “monyet” oleh pendukung Valencia. Kata-kata itu bahkan sudah terdengar saat bus Real Madrid hendak memasuki Mestalla Stadium.
Pertandingan sempat terhenti di menit ke-71. Vini terlihat menunjuk beberapa fans Valencia yang meneriaki ujaran kebencian terhadapnya. Wasit pun memberikan peringatan kepada para penonton, dan pertandingan kembali dilanjutkan. Itu memang sudah jadi protokol di La Liga.
Tapi itu tidak menyelesaikan masalah. Pemain asal Brasil itu terus mendapatkan perlakuan serupa sepanjang pertandingan. Akhirnya Vini pun yang harus bertindak bak orang jahat. Ia kena kartu merah setelah berseteru dengan Hugo Duro di injury time babak kedua.
Bukan Pertama Kali
Setelah pertandingan, Carlo Ancelotti tidak ragu meluapkan amarahnya. Ia kecewa karena sepanjang pertandingan para penonton meneriakan ujaran rasis. Baginya, itu adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
“Apa yang kita saksikan hari ini tidak bisa diterima. Seisi stadion meneriakan ucapan rasis kepada Vini. Saya tidak mau berbicara soal sepak bola hari ini. Dari apa yang kita saksikan itu, wasit seharusnya membatalkan pertandingan.” Ujar Ancelotti.
Dilansir dari the guardian, Valencia telah memberikan hukuman kepada salah satu fans dengan melarangnya ke Stadion seumur hidup. Klub Valencia juga sedang berusaha mengidentifikasi dan mencari fans lain yang diduga jadi tersangka.
Lebih lanjut lagi, kantor kejaksaan di Valencia dikabarkan telah membuka investigasi terhadap insiden ini. Mereka membuka kemungkinan adanya kasus kejahatan rasial.
Ini bukan pertama kali Vini menerima perlakuan rasis di La Liga. Menurut laporan beberapa media, Liga Spanyol telah menerima sembilan laporan terpisah selama dua musim terakhir terkait insiden perlakuan rasis terhadap bintang Real Madrid itu. Sebagian besar kasus itu menguap tak berbekas.
Vini sendiri sudah mengungkapkan kemarahan dan kekecewaannya terhadap La Liga. Ia bahkan mengatakan kalau rasisme sudah jadi hal yang normal di Spanyol. Terlebih lagi, ia kecewa karena ia menganggap dulu Liga Spanyol adalah liga yang terbaik.
“Ini bukan yang pertama, bukan yang kedua, bukan yang ketiga. Rasisme adalah hal yang normal di Spanyol. La Liga sudah menganggapnya normal. Federasi juga melakukan hal yang sama dan para fans mendukungnya. Kompetisi yang dulunya milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano, Messi, dan lainnya kini jadi kompetisi milik para rasis.”
Ia melanjutkan kalau insiden yang ia terima membuat Spanyol dipandang sebagai negara rasis. Khususnya di Brasil, yang merupakan tanah kelahirannya.
“Spanyol bangsa yang indah, tapi setuju untuk mengekspor citra rasis ke dunia luar. Saya minta maaf kepada warga Spanyol yang tidak setuju. Tapi sekarang di Brasil, Spanyol dikenal dengan negara rasis. Dan setelah apa yang saya alami di hari minggu kemarin, saya tidak punya pembelaan”
La Liga Punya Masalah
Permasalahan La Liga yang diungkapkan Vini itu juga diamini oleh presiden Federasi Sepakbola Spanyol, Luis Rubiales. Ia berkata bangsa Spanyol memang punya masalah yang mengakar terkait diskriminasi dan rasisme.
“Kami memiliki masalah perilaku, pendidikan, rasisme. Dan selama masih ada satu atau kelompok penggemar yang menghina berdasarkan orientasi seksual, kepercayaan, atau warna kulit seseorang, maka kita punya masalah serius”
Presiden La Liga, Javier Tebas juga menanggapi kasus ini. Tapi ia lebih fokus pada kritik Vini kepada La Liga. Tebas meminta untuk Vini mengerti bahwa mereka sudah melakukan usaha sebaik mungkin untuk mengatasi rasisme.
Lewat media sosial, ia menuliskan: “Kami telah mencoba menjelaskan kepada anda apa itu La Liga dan apa yang bisa La Liga lakukan jika terjadi rasisme. Tapi anda tidak menunjukkan kesetujuan pada satu atau keduanya. Sebelum mengkritik La Liga, anda harus tahu lebih baik, Vinicius.”
Ini tentu ungkapan yang bermasalah dari presiden La Liga. Seharusnya Tebas sebagai pimpinan utama kompetisi bisa melindungi para pemainnya. Bukannya malah melimpahkan kesalahan pada Vini dan menolak untuk dikritik.
Vini tentu saja tidak senang. Ia merasa telah diserang oleh Presiden La Liga itu sendiri. Padahal ia merasa Tebas seharusnya lebih memfokuskan tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan masalah. Daripada membantah kritiknya lewat twitter.
“Sekali lagi, alih-alih mengkritik para rasis Presiden La Liga malah menggunakan media sosial untuk menyerang saya. Saya bukan teman anda dalam hal rasisme. Saya ingin adanya tindakan dan hukuman!” Balas Vini
Ingin Hengkang dari Madrid?
Memang jika diingat kembali, masalah rasisme yang diterima Vini ini seakan tidak pernah usai. Selalu saja berakhir dengan pernyataan dari La Liga atau tokoh penting lainnya yang mengatakan bahwa mereka akan menyelesaikan masalah ini secepatnya atau sebagainya.
Padahal pada kenyataannya permasalahan tidak pernah benar-benar rampung. Dilansir dari ESPN Brasil, Vini sudah mencapai batasnya. Sampai-sampai ia mempertimbangkan untuk pindah dari Real Madrid dan tidak bermain di La Liga.
Sumber dari AS mengatakan kalau agen Vini juga menyarankan Vini untuk pindah liga saja. Agensi sepak bola TMZ yang juga merupakan perwakilan agen Vinicius Jr juga sudah muak dengan La Liga. Baginya para suporter La Liga tidak bisa menerima pemuda berbakat berkulit hitam memiliki prestasi.
“Ini hanya contoh kecil dari keseluruhan musim La Liga. Jelas terlihat Spanyol tidak bisa menerima peran pemuda kulit hitam. Seluruh dunia telah menyaksikan bagaimana Vinicius dilumpuhkan lewat aksi rasisme yang pengecut. La Liga penyelundupan pesan kepada para fans, bahwa mereka tidak mau mendukung yang terbaik jika seorang pemain berkulit hitam” Tulis TMZ, dikutip dari AS.
Vini sebenarnya bisa hengkang dari Santiago Bernabeu di musim panas 2024. Mengingat kontrak pemain berusia 22 tahun itu akan segera habis. Lalu, kemana tujuan yang cocok untuk Vini selanjutnya?
Destinasi yang masuk akal adalah Liga Inggris. Jika ia benar-benar ingin pindah, seharusnya tidak sulit untuknya mencari klub baru. Dilansir dari AS, saat ini banyak klub-klub Liga Inggris yang berusaha mendapatkan tanda tangan bintang los blancos itu.
Liga Inggris saat ini masih jadi liga yang paling diminati oleh penggemar. Selain itu, kepindahan Vini ke Premier League dipercaya bisa meningkatkan pamor sang pemain. Sebab ia bisa bersaing langsung dengan Erling Haaland.
Tapi sulit untuk melihat kepindahan Vini di waktu dekat ini. Agennya pernah berkata kalau sang pemain sangat mencintai Real Madrid. Vini juga berharap bisa bertahan lebih lama lagi di Bernabeu. Meskipun begitu, dengan segala masalah yang terjadi tidak ada yang tahu pasti.