Pada suatu masa, Mesut Ozil adalah bintang paling terang di skuad Arsenal. Ia adalah pemain pertama yang dibeli dengan merogoh dompet sangat dalam oleh Arsene Wenger sejak pembangunan Stadion Emirates. Sejak kedatangannya pada 2013, ia selalu menjadi penyedia assist terbanyak bagi klub. Bahkan kala penggemar mengkritiknya karena terlihat malas-malasan, Wenger selalu mempercayainya.
Performa Mesut Ozil di Arsenal saat ini sedang berada di titik nadir. Krisis saat ini bukan sekadar krisis hasil atau krisis pengaruh sebagaimana yang sering terjadi di era Arsene Wenger. Kali ini, di pertengahan musim bersama Unai Emery, Ozil bahkan tidak lagi jadi pilihan utama di lini tengah The Gunners.
Terhitung sejak usai jeda internasional bulan November, Arsenal memainkan sepuluh pertandingan. Dimulai pada laga melawan Bournemouth, Ozil diparkir dengan alasan “tuntutan fisik dan kecepatan”. Sejak saat itu, Ozil cuma sekali bermain 90 menit, dua kali diganti di tengah laga, serta sekali bermain sebagai pengganti. Jumlah 238 menit dari kemungkinan 900 menit sungguh sangat sedikit bagi pemain yang direkrut membobol kas Arsenal tersebut.
Sebetulnya, pencadangan Ozil bisa jadi tak akan dipermasalahkan penggemar bila sang pemain berada di ujung kontrak. Masalahnya, Ozil baru saja diberikan kontrak pada setahun lalu dengan gaji 350 ribu pounds per pekan, tertinggi di klub. Jika Ozil tak lagi masuk dalam rencana Emery, Arsenal akan memberi makan pemain yang tak punya kontribusi bagi tim. Dari sisi finansial Arsenal, jelas rugi besar.
Dalam kacamata teknis, tak masuknya Ozil dalam daftar pemain utama Arsenal tak terlalu mengagetkan. Bagi pemain dengan kontribusi defensif amat nihil seperti Ozil, liga seketat Premier League bukan ekosistem yang cocok. Ia jadi korban gaya permainannya sendiri. Ia adalah pelayan bagi striker, dan di klub sebelumnya, Real Madrid, hampir tak dibebani tugas bertahan.
Bagi pelatih dengan aura tanpa kompromi seperti Emery, nasib Ozil tak akan membaik. Disiplin adalah kunci baginya. Ia bukan pelatih yang akan silau dengan kebintangan pemain. Apalagi, pengalamannya di Paris Saint-Germain mengatakan, melatih megabintang seperti Neymar hanya akan membuatnya sakit kepala.
Independent, media terkemuka Inggris, bahkan mengklaim Emery belum punya peran spesifik untuknya dalam tim. Ozil tidak akan jadi pilihan utama lagi.
Satu momen dalam laga melawan Brighton pada Boxing Day bisa jadi contoh. Di pertandingan tersebut, Arsenal ditahan imbang akibat dibobol oleh Jurgen Locadia. Dalam momen sebelum terjadinya gol, Ozil sebenarnya berada dalam jarak yang cukup dekat untuk menempel Locadia, bahkan mengejarnya hingga dikepung rekan-rekannya. Nyatanya, ia membiarkannya, keputusan yang mengizinkan Locadia membobol gawang Bernd Leno.
Menurut Breaking The Lines, pemain dengan label termahal dan terbaik seperti Ozil memang lebih mudah jadi sasaran tembak oleh penggemar. Ozil lebih rawan mendapat kritikan, apalagi ketika tim meraih hasil buruk. Ia adalah pemain dengan naluri menyerang, tapi bukan pencetak gol ulung. Ketika bermain, ia melakukan banyak hal yang dapat menolong tim, tapi ia tak berkontribusi langsung dalam penciptaan gol seperti halnya striker, serta tak berkontribusi langsung dalam pertahanan seperti halnya para bek.
Di Arsenal, situasi menjadi agak rumit. Dalam sistem penyerangan Emery, terdapat duo Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette. Bila tak ada halangan, tentu saja mereka akan dimainkan bersama. Keberadaan dua penyerang dengan tugas bertahan minimal dirasa sudah tak seimbang. Jika Ozil bermain, pemain dengan tanpa tugas bertahan bertambah lagi. Opsi ini jelas akan ditolak Emery.
Belakangan, dengan duet pivot dalam diri Granit Xhaka dan Lucas Torreira, Emery merasa sudah menemukan jalan bagaimana lini tengahnya akan beroperasi. Xhaka dan Torreira, yang pada dasarnya memang gelandang bertahan, bahkan sudah menggusur Aaron Ramsey ke bangku cadangan.
Kembali lagi dengan alib Emery saat mencadangkan Ozil di laga kontra Bournemouth, “tuntutan fisik dan kecepatan laga” klub kecil di selatan Inggris tersebut tentu masih jauh di bawah klub-klub Top Six. Jadi, jika pada pertandingan melawan Bournemouth saja ia dicadangkan, atau pada pertandingan melawan Brighton saja ia diganti di babak pertama, jangan harap ia akan bermain dalam laga big match.
Kecuali, semua personil Arsenal tiba-tiba cedera, sebaiknya Ozil segera mencari pelabuhan baru.