Tidak gampang menjuarai Premier League. Apalagi buat tim dari ibukota Inggris. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir saja, hanya Chelsea, klub dari London yang berhasil menjuarai Premier League. Namun, pernyataan “menjuarai Premier League itu nggak gampang” jangan kamu sodorkan ke penggemar duo Manchester.
Jika dulu Manchester United adalah penguasanya, sekarang giliran Manchester City yang sedang menulis sejarahnya sebagai penguasa kompetisi ini. Juga kamu tidak bisa menyodorkan kalimat yang sama ke penggemar duo Merseyside: Liverpool dan Everton.
Sebab jumlah trofi Liga Inggris yang dimiliki Liverpool lebih banyak dari Arsenal, dan Everton lebih banyak trofi Liga Inggris-nya ketimbang Chelsea. Pertanyaannya, mengapa tim dari London susah juara Premier League?
Nah, sebelum mendapat jawabannya pastikan dulu kamu subscribe channel Starting Eleven dan nyalakan loncengnya supaya nggak ketinggalan update terbaru.
Daftar Isi
Kota London Paling Banyak Klub Bolanya
Faktanya, London menjadi kota yang paling banyak menghasilkan klub sepak bola di Inggris. Total ada 42 tim sepak bola di tanah London. Jumlah itu tersebar di Premier League hingga kasta kedelapan. Banyak banget nggak, tuh? Di level dunia, London juga paling banyak menghasilkan tim sepak bola. Mengungguli kota besar lain di dunia seperti Istanbul, Moscow, Buenos Aires, hingga Doha.
Moskow yang ibu kota Rusia itu hanya memiliki 17 tim sepak bola. Sementara di Buenos Aires, kota yang melahirkan Rodrigo De Paul mempunyai 24 tim sepak bola. Sedangkan Istanbul dan Doha masing-masing memiliki 33 dan 18 tim sepak bola.
Football Clubs In London
— Jon Johnson (@jonjohnson) January 21, 2021
A club for approx every 280,000 people pic.twitter.com/TFhhT25NfG
Karena jumlah klubnya menjadi yang terbanyak di dunia, London pun menjelma menjadi pusat klub sepak bola. Selain Arsenal dan Chelsea; ada Tottenham Hotspur, Crystal Palace, Fulham, Brentford, Queens Park Rangers, Charlton Athletic, West Ham, Millwall, hingga AFC Wimbledon.
Wajar kalau jumlah klub sepak bolanya banyak, wong London itu luasnya sekitar 1.572 kilometer persegi. Itu jauh lebih luas dari kota-kota lainnya di Inggris. Greater Manchester saja hanya 1.276 kilometer persegi. Merseyside bahkan lebih kecil lagi, yaitu 645 kilometer persegi.
Sedikit Sekali Tim London yang Juara Liga Inggris
Dengan jumlah klub yang banyak, semestinya tidak sulit bagi London untuk mendominasi Premier League. Karena semakin banyak klub, peluangnya makin tinggi. Namun, kenyataan jauh berbeda.
Baik di era pra Premier League maupun pasca Premier League, sangat sedikit tim dari Kota London yang merengkuh trofi domestik paling prestisius di Britania Raya itu. Terhitung dari era Premier League lahir tahun 1992, hanya ada dua tim London yang naik ke podium.
Kedua tim itu adalah Arsenal dan Chelsea. Sementara kalau dihitung secara keseluruhan, yakni dari tahun 1888 hingga saat ini hanya ada tiga tim London yang pernah meraih gelar Liga Inggris. Selain Chelsea dan Arsenal, ada Tottenham Hotspur yang pernah meraihnya dua kali di era Divisi Utama.
How the trophy cabinets of Chelsea and Arsenal compare ahead of their Premier League clash 🏆🔵🔴#PremierLeague #Arsenal #CFC #Chelsea #ChelseaFC #KTBFFH pic.twitter.com/yeRC0ENlVB
— ∃M (@ogy_emy) October 21, 2023
Sekadar informasi saja, perkembangan divisi teratas Inggris terbagi dalam tiga era. Pertama, era Football League tahun 1888-1892. Kedua, era Football League First Division (Divisi Utama) dari tahun 1892-1992. Dan yang terakhir era Premier League yang dimulai tahun 1992.
Selama tiga era itu, Arsenal 13 kali menjadi juara. Ia menjadi yang terbanyak di London dan menempati posisi lima besar tim dengan trofi Liga Inggris terbanyak. Ketimbang London, Merseyside dan Manchester justru yang menguasai Premier League. Dua tim Merseyside, Liverpool dan Everton sudah mengoleksi 28 gelar Liga Inggris.
Sementara duet Manchester sudah 29 kali mengangkat trofi Liga Inggris. Kendati begitu London masih menjadi kota ketiga di Inggris yang paling sering menjuarai Liga Inggris dengan 21 trofi. Rinciannya, Arsenal 13 kali, Chelsea enam gelar, dan Spurs dua trofi.
Kaya Tapi Pengelolaan Buruk
Ini menjadi makin ironis banyak klub kaya dari London. Berbeda dengan Sheffield maupun Leeds. Alasannya karena London merupakan ibu kota. Di sanalah roda perekonomian Inggris berputar.
Perusahaan besar dari Cadbury, Unilever, hingga bank multinasional Barclays berdiri di London. Karena London pusat ekonomi, klub dari ibukota tidak sulit menarik investor dari luar. Chelsea misalnya. Usai tergulingnya Roman Abramovich, datang seorang investor dari Amerika, Todd Boehly. Arsenal juga dimiliki pengusaha dari Amerika, Stan Kroenke.
🚨 Todd Boehly will be REMOVED as Chelsea chairman in 2027 as the majority owners Clearlake Capital plan to switch to a new figurehead for the club. ❌
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) March 28, 2024
(Source: @MailSport ) pic.twitter.com/1JjixlcGi8
Menjadi klub ibukota Inggris, Crystal Palace dan Fulham saja sanggup menarik investor asing. The Cottagers dimiliki oleh Shahid Kahn, pebisnis berdarah Pakistan. Sedangkan The Eagles menggiurkan pengusaha asal Prancis, John Textor. Hadirnya investor membuat tim dari London tak sulit membangun skuadnya dengan membeli pemain hebat.
Namun, uang dan pemain mahal saja tak menjamin trofi. Sebab ternyata banyak tim dari London justru mengalami salah urus. Ambil contoh Chelsea. Tim dari London Barat ini sedang dikelola serampangan oleh si pemilik baru.
Arsenal pun sebenarnya tak jauh beda. Bertahun-tahun sejak terakhir kali juara tahun 2004, Arsenal meraih gelar itu lagi. Padahal Arsenal tak kehabisan para pemain hebat dan mahal.
Kurang Percaya Diri
Yang paling ironis, tak sedikit tim dari London yang kekurangan kepercayaan diri, sehingga buat juara Liga Inggris susah. Ini faktornya banyak. Tapi yang bisa dikatakan paling berpengaruh adalah sejarah masa lalu. Entah kenapa tim yang jarang juara pasti punya mental disorder.
Ambil contoh Tottenham Hotspur. Saban musim tim London Utara ini tak pernah kehabisan pemain hebat. Dari era Paul Gascoigne, Dimitar Berbatov, Robbie Keane, Van der Vaart, Son Heung-min, hingga Richarlison. Pelatih terkenal juga keluar-masuk Spurs. Martin Jol, Juande Ramos, Jose Mourinho, hingga Antonio Conte pernah melatih Spurs.
Tottenham Hotspur fans still waiting for Trophy 🏆🏆🏆🏆 pic.twitter.com/7K7EQLYzHz
— promise (@QuincyP94126) March 26, 2024
Namun, prestasi Spurs selalu rendah. Hal itulah yang membuat mereka kurang memiliki semangat untuk meraih gelar juara, terutama Liga Inggris. Ironisnya, sang pemilik malah terang-terangan mengatakan tidak pernah menargetkan trofi.
Sementara tim sebesar Tottenham tak pede karena sejarahnya, tim kecil tak percaya diri atas timnya sendiri. Untuk mendapat hasil baik, tim seperti Crystal Palace pernah sampai harus mempertahankan pemain seperti Wilfried Zaha. Hal yang sama juga dilakukan Brentford yang sedang mati-matian mempertahankan Ivan Toney.
Hal ini bertolak belakang dengan tim dari luar London. Leicester City misalnya. Terlepas dari siapa pemain dan pelatihnya, Leicester selalu punya kepercayaan diri. Kepercayaan diri inilah yang bikin The Foxes mendobrak ketidakmungkinan dengan menjuarai Liga Inggris tahun 2016.
Lesu Gairah Sepak Bola di London
Inggris memang negara dengan gairah sepak bola yang luar biasa. Tapi tidak dengan ibukotanya. Hal itu karena animo para penggemar tim-tim dari London yang kurang. Berbeda dengan penggemar klub di wilayah utara Inggris seperti Manchester dan Merseyside yang suporternya selalu bergairah. Apa pun kondisi timnya.
Markasnya Arsenal dari Highbury hingga Emirates sampai dijuluki “The Library” karena dianggap kurang berisik oleh penggemar tim lawan yang bertandang ke sana. Begitu pula markasnya Tottenham Hotspur. Para penggemar Spurs bahkan sering kali meninggalkan stadion jika timnya bermain buruk.
Stadion London, markasnya West Ham juga berkali-kali dikritik karena tipisnya atmosfer dari para pendukungnya. Malahan kritik itu datang dari pelatih West Ham sendiri. David Moyes kerap kecewa dengan pendukung The Hammers yang kurang menciptakan suasana mencekam bagi tim tamu.
Arsenal's Emirates Stadium has been referred to by supporters of other clubs as "The Library". They probably haven't seen London Stadium yet. Hope we can turn the home crowd even more quiet than last time tonight.#SCF ⚪🔴 #WHUSCF pic.twitter.com/v8oVRquyad
— Maxim Quixote (@Maxim_Quixote) March 14, 2024
Banyaknya Derby, Sangat Kompetitif
Dengan jumlah yang banyak dan mendominasi di setiap kasta, harusnya tim-tim London tidak akan mudah lelah. Karena setiap tim tidak akan sering keluar kota walaupun di laga tandang. Namun, justru karena inilah timbul persaingan antar tim London. Hasilnya tim-tim London saling sikut sendiri.
Pertandingan derbi antara dua tim London pun bermunculan. Banyaknya derbi membuat tim London kesulitan untuk menjuarai Liga Inggris. Hal itu dikatakan oleh mantan pelatih Chelsea, Jose Mourinho.
Pelatih berpaspor Portugal itu meyakini, tim dari Inggris utara jauh lebih diuntungkan karena minimnya derbi. Tak ayal kalau yang paling sering keluar menjadi juara Premier League adalah tim-tim dari Inggris utara.
Selain sulit juara Premier League, klub-klub London juga payah di kompetisi kasta kedua. Sejak 2004, hanya Fulham tim dari London yang bisa menjuarai EFL Championship.
Nah, itu tadi alasan mengapa tim London susah sekali menjuarai Premier League. Kalau menurut football lovers bagaimana?
Sumber: FPLConnect, Independent, Football-Stadium, StatsInsider, FootballLondon, HammersNews, Spurs-Web, P1Travel