Mengapa Para Pemain Sepak Bola Dilarang Membuka Baju?

spot_img

Dalam perjalanan timnas U-22 menjuarai Piala AFF U-22 2019 di Kamboja pekan lalu, nama Marinus Wanewar sempat menjadi figur yang banyak diperbincangkan. Ia menjadi top scorer turnamen sekaligus menjadi pemain yang punya sering memantik kontroversi.

Bila footballlovers cermat, saat mencetak gol kedua ke gawang Kamboja di laga terakhir fase grup,Marinus terlihat emosional. Ia yang sudah diprovokasi para pemain Kamboja ingin mencopot jerseynya. Dua kali ia menarik kausnya ke atas, dua kali pula kausnya diturunkan rekan setimnya.

Marinus akan diganjar kartu kuning bila benar-benar mencopot bajunya dan merugikan Indonesia jika sampai terkena hukuman. Dari momen kecil itu bisa timbul pertanyaan, mengapa pesepak bola tak boleh membuka baju?

Alasan untuk pelarangan ini cukup sederhana. Sepak bola adalah olahraga yang menjunjung sifat sportmanship, dan berselebrasi membuka kaus dianggap sebagai sifat sportmanship yang buruk. Seperti dijelaskan Panditfootball, FIFA ingin menciptakan aturan yang ditujukan untuk mengantisipasi selebrasi tiap pemain.

Alasannya: pihak yang terbobol atau menderita kekalahan dalam sebuah pertandingan bukan hanya para pemain, melainkan juga para suporter. Jika pemain lawan mencetak gol dan berselebrasi, bisa dibilang pemain ini telah menari-nari di atas penderitaan suporter tim yang dibobol.

FIFA ingin membatasi selebrasi pemain, semata untuk menghindari keributan. Karena jika selebrasi dilakukan terlalu liar, emosi tim lawan dan suporter lawan bisa terpancing, dan besar kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Meski tak ada alasan khusus mengapa membuka baju termasuk bentuk selebrasi yang dilarang, FIFA menyebut selebrasi membuka baju sebagai tindakan yang tidak sportif, berlebihan, dan dianggap bisa membuang-buang waktu.

Ada rumor yang menyebutkan bahwa FIFA ingin melindungi para sponsor. Jika para pemain mencopot baju, maka tercopot pula label sponsor yang sedang dikenakan sang pemain. Ada pula yang berujar bahwa FIFA ingin menghindari lolosnya pesan beraroma politik ke lapangan hijau. Para pemain memang kerap memanfaatkan baju dalam mereka untuk menunjukkan ekspresi politik mereka, seperti saat Robbie Fowler menunjukkan tulisan dukungan untuk pekerja pelabuhan Liverpool pada 1997, atau kala Frederic Kanoute menunjukkan dukungan terhadap Palestina pada 2009.

Apakah pelarangan ini diakibatkan juga oleh isu seksisme? Well, membuka baju dalam dunia sepak bola lelaki terlihat biasa saja, tapi beda cerita bila membuka baju dilakukan dalam sepak bola perempuan …

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru