Mengapa Banyak Pemain dari Negara Balkan di Serie A?

spot_img

Berjalan menyusuri negeri Balkan. Sebutan untuk negara yang terletak di kawasan Eropa bagian tenggara. Negaranya meliputi pecahan Yugoslavia seperti Serbia, Montenegro, Bosnia, Makedonia, Slovenia, Slovakia, Albania, Kroasia, Kosovo, maupun Bulgaria.

Nah, dari beberapa negara tersebut, ternyata sudah sejak 31 tahun lamanya erat kaitannya dengan sepakbola negeri Pizza. Banyak pemain dari negeri Balkan yang lebih memilih hijrah ke Serie A dan memiliki banyak prestasi. Lantas kenapa di Serie A dan tidak di liga lainnya?

Kemunduran Sepakbola Eropa Timur

Tak dipungkiri sepakbola Eropa bagian timur ke tenggara seperti Uni Soviet, Cekoslovakia maupun Yugoslavia telah lama menjadi kekuatan yang mengancam negara Eropa barat.

Kemenangan Steaua Bucuresti (1986) dan Red Star Belgrade (1991) di Liga Champions, serta kemenangan Uni Soviet (1960) dan Cekoslovakia (1976) di Piala Eropa, menjadi bukti bahwa kekuatan sepakbola mereka tak bisa dianggap remeh.

Namun semua pencapaian itu hanyalah masa lalu. Ketika Soviet, Cekoslovakia, dan Yugoslavia pecah, cerita berubah. Kemunduran demi kemunduran terjadi. Jarang lagi tim maupun negara wilayah ini yang mampu bercokol di tempat teratas. Terakhir paling Kroasia yang mampu mencapai final Piala Dunia 2018.

Akan tetapi jika melihat para pemainnya, masih banyak berceceran talenta-talenta terbaik yang lahir dari negeri Balkan. Namun sejak fase kemunduran sepakbola di belahan timur Eropa itu, para pemain asal Balkan tak ubahnya menjadikan tanah kelahirannya hanya untuk mengasah kemampuan bermain bolanya saja. Sebelum nantinya kemampuan itu mereka jajakan ke liga-liga top di Eropa.

Eksodus Para Pemain Pecahan Yugoslavia Ke Serie A

Maka tak heran banyak talenta terbaik dari negara negara Balkan banyak yang eksodus ke Liga yang sedang populer ketika itu seperti Serie A. Tak dipungkiri di era 90an Serie A sudah lebih dulu tenar daripada Liga Inggris.

Tepatnya setelah kemenangan Liga Champions Red Star Belgrade pada tahun 1991, mulailah eksodus para pemain Balkan ke Serie A. Sebut saja Dejan Savicevic, Darko Pancev, Sinisa Mihajlovic, maupun Vladimir Jugovic.

AC Milan pada medio 90-an ketika diasuh Fabio Capello juga dikenal sebagai tim yang mengandalkan para pemain dari Balkan seperti Zvonimir Boban dan Dejan Savicevic. Duo striker Kroasia dan Yugoslavia itu telah membawa Rossoneri meraih 7 gelar selama tiga musim, yakni dari tahun 1992 hingga 1994.

Pergantian era milenium di 2000-an awal, Lazio juga dikenal sukses dengan para pemain Balkan-nya. Lazio meraih gelar Scudetto, Coppa Italia sekaligus Supercoppa Italia berkat duo andalannya Sinisa Mihajlovic dan Dejan Stankovic. Duo Yugoslavia itu menjadi bintang di skuad besutan Sven-Goran Eriksson.

Ketergantungan Tim-Tim Di Italia Terhadap Pemain Dari Negeri Balkan

Ketika para pemain Balkan itu mampu berdampak positif bagi tim, semua tim akhirnya bergantung pada hadirnya para pemain Balkan. Tak terkecuali klub seperti Inter, Lazio, Fiorentina, maupun tim-tim lainnya.

Inter misalnya, setelah ia identik dengan aroma Tango, mereka juga telah lama hidup bergantung pada para pemain Balkan yang datang dan pergi. Mihajlovic dan Stankovic contohnya, setelah dari Lazio mereka sempat direkrut Inter dan juga menuai sukses disana. Stankovic bahkan berhasil menjadi bagian dari skuad Treble Winner pada tahun 2010.

Begitupun di era berikutnya, pemain seperti Vidic, Pandev, Kuzmanovic, Kolarov, Kovacic, Perisic, Jovetic, Handanovic, Ljajic, Vrsaljko, Dzeko, Asllani, Skriniar, maupun Brozovic silih berganti mewarnai skuad Nerazzurri. Dan bahkan, beberapa dari pemain itu tersisa hingga sekarang.

Sementara itu, Lazio juga telah lama hidup dalam warna pemain Balkan. Sejak jaman Mihajlovic dan Stankovic, koneksi Balkan di Gli Aquilotti berlanjut. Seperti hadirnya pemain macam Dusan Basta, Filip Djordjevic, Senad Lulic, Milan Badelj, Thomas Strakosha, Adam Marusic, hingga Sergej Milinkovic-Savic.

Ketergantungan “Balkan Connection” tak hanya menghinggapi klub besar. Klub medioker seperti Fiorentina pun tak mau kalah. Para pemain seperti Stefan Savic, Nikola Kalinic, Josip Ilicic, Nikola Milenkovic, Matija Nastasic, Nenad Tomovic, hingga Dusan Vlahovic juga pernah mewarnai skuad La Viola.

Harganya Murah Dan Cocok Dengan Sepakbola Serie A

Lalu apa sih yang membuat para pemain Balkan itu diincar klub Italia? Selain harganya yang cenderung murah, iklim dan kepopuleran liga juga menjadi faktor kenapa para pemain Balkan cocok dan betah berada di Serie A.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan sepakbola di negara-negara Balkan jauh tertinggal dalam hal sorotan media, apalagi dalam hal finansial. Sehingga begitu ada pemain muda berbakat dari Balkan yang tampak menonjol, maka para klub berlomba untuk mendapatkannya. Disamping harganya yang juga terjangkau, klub mana yang tak tergoda apabila diiming-imingi uang dalam jumlah yang besar.

Begitu pula si pemain, pemain mana yang tak tergoda apabila didekati klub besar dari liga yang lebih mentereng. Bahkan klub itu berani memberikan gaji yang jauh lebih besar ketimbang klub lamanya.

Kemudian pertanyaan yang muncul, kenapa jarang ada yang langsung ke Liga Inggris maupun Spanyol, yang secara uang mereka lebih kaya dibanding klub-klub Serie A? Faktanya Serie A hanya dijadikan para pemain Balkan sebagai batu loncatan meniti karir kesuksesan.

Selain intensitas liga yang tak terlalu keras, tingkat persaingan juga terbilang rendah di internal klub-klub Serie A. Syukur-syukur bisa berhasil seperti Kovacic ketika dibeli Madrid dari Inter. Namun jika tak berhasil, ya muter saja di klub-klub Italia hingga pensiun.

Maka tak jarang jika tak ada tawaran menggiurkan dari klub luar Italia, mereka lebih memilih berada di Serie A sampai pensiun, bahkan hingga melatih. Contohnya saja Sinisa Mihajlovic, bahkan sampai melatih pun ia di Serie A. Begitupun Dejan Stankovic, yang pensiun di Italia dan kini jadi pelatih Sampdoria.

Tingkat Persebaran Pemain Balkan Di Serie A

Hal seperti itulah yang membuat tingkat kesuburan para pemain Balkan yang berada di Serie A hingga sekarang masih terjaga. Menurut Transfermarkt, total para pemain dari negara-negara Balkan yang berada di Serie A musim 2022/23 ini yakni sekitar 60 pemain. Total populasinya mencapai 10 persen sendiri.

Lima besar penyumbang pemain terbanyak, dicatat oleh Serbia dengan 14 pemain, Kroasia dengan 13 pemain, Albania 9 pemain, Slovenia 8 pemain, dan Bosnia 5 pemain. Bahkan jika ditotal, jumlah mereka lebih banyak daripada para pemain asing dari Brazil dan Argentina, yang jika ditotal hanya 44 pemain.

Mesranya hubungan Serie A dengan para pemain Balkan memang tak ada ujungnya. Selama menguntungkan, mereka akan terus makin subur melakukan proses simbiosis mutualisme. Dan tak heran jika hubungan mesra itu akan tetap terjalin di masa-masa mendatang.

https://youtu.be/Gpm64k_-jkY

Sumber Referensi : transfermarkt, runningtheshowseriea, milanobsession

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru