Mengapa Banyak Orang Salah Memaknai Formasi 2-7-2 Thiago Motta?

spot_img

Setelah pensiun pada akhir musim lalu, Thiago Motta kini beralih profesi menjadi pelatih Paris Saint-Germain U-19. Ia bertanggung jawab mempersiapkan anak-anak muda yang kelak akan menjadi tulang punggung tim utama.

Dalam interview dengan Gazzetta dello Sport pekan lalu, eks pemain Italia tersebut berbicara tentang transisinya berkarier dalam kepelatihan, serta filosofi taktik apa yang akan ia anut. Sebagai mantan gelandang bertahan, tak mengejutkan ketika dia menyebutkan akan menciptakan tim yang rapat di barisan pertahanan.

Menjadi aneh ketika mulai menyinggung bentuk formasi, Motta memilih tak menyebutkan formasi baku seperti 4-4-2, 4-3-3, atau 5-3-2. Motta malah menyebut formasi 2-7-2, yang oleh banyak kalangan segera disambut dengan opini-opini kontroversial.

Banyak yang mengartikan keseluruhan 11 pemain akan bertindak sebagai pemain outfield dalam formasi Motta. Anggapan ini bahkan ke luar dari mulut Motta sendiri. “Aku memasukkan penjaga gawang dalam tujuh (pemain) di tengah,” ujar Motta.

“Bagiku, penyerang adalah pemain bertahan pertama dan kiper adalah pemain menyerang pertama. Permainan dimulai dari kiper dengan kakinya, dan pressing para penyerang akan merebut bola kembali,” lanjutnya.

Beberapa media bahkan sudah memprediksi siapa saja kiper yang pantas memainkan peran sebagai gelandang. Manuel Neuer jelas masuk dalam daftar teratas.
Hanya saja, banyak kalangan, bahkan media-media populer, memaknai 2-7-2 versi Motta tidak dalam versi yang paling benar. Media-media berbahasa Inggris tak menerjemahkan ucapan Motta dengan presisi, apalagi media-media Indonesia.

Menurut Andy Nurhadi Sufi di Panditfootball, media-media telah menghilangkan satu kalimat penting dalam penjelasan Motta. Berikut salinan asli ucapan Motta dalam bahasa Italia:

“En comptant de droite a gauche, ce serait un 2-7-2. Le gardien, je le compte dans les sept du milieu de terrain. Pour moi, l’attaquant est le premier défenseur et le gardien le premier attaquant. Le gardien est le premier à commencer l’action en jouant au pied et les attaquants les premiers à faire pression pour récupérer le ballon.”

Dalam bahasa Indonesia, penjelasan tersebut akan berarti:

“Menghitung dari kanan ke kiri, (formasi) itu akan menjadi 2-7-2. Aku memasukkan penjaga gawang dalam tujuh (pemain) di tengah. Bagiku, penyerang adalah pemain bertahan pertama dan kiper adalah pemain menyerang pertama. Permainan dimulai dari kiper dengan kakinya, dan pressing para penyerang akan membuat bola terebut kembali.”

Jadi sudah jelas. 2-7-2 versi Motta adalah formasi yang “menghitung dari kanan ke kiri”, bukan dari belakang ke depan seperti lazimnya penyebutan formasi. Entah memang sengaja dihilangkan agar terkesan menimbulkan sensasi atau memang pihak media gagal menangkap pesan Motta secara sempurna, kondisi ini tentu menjelaskan banyak hal.
Jika disimulasikan, formasi mainstream seperti 4-3-3, 4-2-3-1, 5-3-2, 3-5-2, 3-4-3, atau formasi lain yang biasa kita pasang di gim konsol memang bisa dimaknai sebagai 2-7-2, hanya jika dihitung dari kanan ke kiri.

Yang paling penting, 2-7-2 versi Motta sudah disebutkan akan memiliki “dua pemain sayap di kanan” dan “dua pemain di sayap kiri”. Sepertinya, apa yang dimaksud Motta sebenarnya bisa jadi formasi dengan menempatkan dua pemain sayap, seperti 4-4-2, atau 4-2-3-1.

Jadi, tidak pernah terlintas dalam benak Motta untuk memainkan kiper jadi gelandang…

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru