Maaf, Aaron Ramsdale, Tidak Ada Lagi Tempat Untukmu

spot_img

Musim 2021/22, bertamu ke markas Leicester City, para pemain Arsenal berbaris membentuk pagar betis di depan Aaron Ramsdale, mengantisipasi tendangan bebas Leicester. James Maddison yang saat itu masih berseragam The Foxes ancang-ancang.

Tembakan dilepaskan. Ramsdale terbang untuk mencegah bola masuk. Tangannya berhasil menghalau bola. Itu adalah salah satu penyelamatan terbaik Aaron Ramsdale selama berseragam Arsenal. Bahkan Mikel Arteta, sang pelatih tak menyangka bahwa Ramsdale sanggup mengatasi tendangan James Maddison.

Sang pelatih saja tidak menyangka Ramsdale bisa melayang seperti itu, apalagi penonton. Namun, beberapa waktu ke depan, sepertinya kita tidak akan lagi melihat penyelamatan heroik dari Aaron Ramsdale untuk Arsenal.

Kehilangan Tempatnya

Musim ini Arteta jarang memainkan Aaron Ramsdale. Kiper yang pernah berseragam AFC Wimbledon itu baru bermain empat pertandingan di Liga Inggris musim 2023/24. Itu pun hanya di empat pertandingan awal musim ini. Saat menghadapi Nottingham Forest, Crystal Palace, Fulham, dan ketika mengalahkan Manchester United.

Sebetulnya main di empat laga pertama kesempatan yang bagus buat Ramsdale, sekurang-kurangnya untuk membuktikan bahwa ia layak menjadi pilihan utama sebagaimana musim lalu. Tapi Ramsdale gagal total membuktikan dirinya layak di mata Arteta.

Dalam empat laga tersebut, Ramsdale bahkan sudah kebobolan empat gol. Yah, itu artinya mantan pemain Bournemouth ini kebobolan satu gol per laga. Hanya saat melawan Crystal Palace, Ramsdale bisa mengemas nirbobol. Masalahnya tidak berhenti di situ.

Saat dimainkan dalam empat laga tersebut, Ramsdale tidak menunjukkan performa meyakinkan, terutama soal penyelamatan. Ia hanya melakukan lima kali penyelamatan dalam empat laga tersebut. Itu menjadi catatan yang buruk bagi seorang kiper yang musim lalu mengemas 95 penyelamatan.

Mengamini Anggapan Buruk

Penampilan jeleknya musim ini melegitimasi anggapan terhadap Ramsdale pada awal kedatangannya di Arsenal. Jelang musim 2021/22, saat Arsenal membutuhkan kiper baru, semua orang tak terkecuali pengamat sepak bola dibuat terkejut karena penjaga gawang incaran Arsenal hanyalah seorang Aaron Ramsdale.

Lebih-lebih harganya waktu itu terbilang mahal untuk ukuran kiper yang masih berusia 23 tahun. Selain itu pemain kelahiran Staffordshire, Inggris tersebut telah merasakan dua musim beruntun terdegradasi dari Liga Primer Inggris. Tatkala berseragam Bournemouth dan Sheffield United.

Tidak berhenti sampai di sana, Ramsdale juga pernah merasakan degradasi saat membela Chesterfield. Singkatnya, Ramsdale merupakan kiper spesialis degradasi. Banyak yang merasa Arsenal terlalu ceroboh mendatangkan Ramsdale yang diboyong seharga 30 juta poundsterling (Rp577 miliar). Tapi Arteta tetap berpijak pada pendiriannya.

Sempat Jadi Andalan Arsenal

Arteta pada akhirnya harus menelan pil pahit kalau Aaron Ramsdale tidak sebagus apa yang dibayangkannya. Penurunan performanya musim ini menjadi pukulan telak bagi Aaron Ramsdale. Padahal dalam dua musim sebelumnya, Ramsdale kelihatan sudah bertransformasi menjadi kiper yang luar biasa.

Betapa tidak? Musim lalu saja, kalau bukan karena mantan pemain Sheffield United itu, Arsenal sudah kebobolan banyak gol. Pasukan Mikel Arteta barangkali tidak akan sanggup untuk mengakhiri musim di peringkat kedua. Bahkan Ramsdale sebetulnya sudah mengesankan sejak laga debutnya.

Musim 2021/22, menjadi musim pertamanya berseragam The Gunners. Arsenal pada awal musim itu sangat memalukan. Pasukan Mikel Arteta sukses menjadi bahan lawakan karena kalah dari tim promosi, Brentford. Pada pekan berikutnya, pasukan Mikel Arteta juga kalah dari Chelsea.

Lalu, pada pekan ketiga, pasukan Josep Guardiola mengajari anak asuh Mikel Arteta bagaimana mencetak lima gol tanpa harus kebobolan satu gol pun. Nah, setelah tiga kali keok, pada pekan keempat, Aaron Ramsdale muncul bak matahari di pagi hari. 

Setelah menjalani debutnya di Arsenal dengan clean sheet melawan West Brom di Carabao Cup, Ramsdale debut di Premier League saat bersua Norwich. Tak disangka, Ramsdale mengemas nirbobol di laga tersebut. Arsenal pun meraih kemenangan pertamanya musim itu lewat gol Aubameyang.

Musim 2022/23

Setelah tampil apik musim 2021/22, dengan mencatatkan 90 penyelamatan di Liga Inggris, musim berikutnya menentukan bagi Ramsdale. Apakah performanya akan konsisten atau justru menjadi antiklimaks? Ramsdale membuktikan dirinya memang layak mengawal gawang Arsenal.

Pada laga pembuka Premier League musim 2022/23, Aaron Ramsdale bahkan sudah mencatatkan clean sheet. Penampilannya kian menggila dari satu pekan ke pekan berikutnya. Lima laga pertama Premier League musim tersebut, Arsenal yang gawangnya dijaga Ramsdale tidak menelan satu pun kekalahan.

Kekalahan Arsenal baru terjadi saat menghadapi Manchester United. Sepanjang musim itu, Ramsdale tampil amat bagus. Mantan pemain Timnas Inggris U-21 itu tidak pernah tidak bermain di Liga Inggris musim 2022/23. Total penyelamatannya pun meningkat menjadi 95.

Jumlah nirbobolnya di Premier League juga meningkat. Dari 12 clean sheets pada musim 2021/22, menjadi 14 nirbobol pada musim 2022/23. Dengan modal itu, keyakinannya tetap sama. Bahwa Arteta akan kembali mengandalkannya musim mendatang.

Arteta Mendatangkan David Raya

Namun, Mikel Arteta punya rencana lain. Mantan asisten Josep Guardiola itu mengagumi kiper Brentford, David Raya. Arteta ingin sekali memboyongnya ke Arsenal. Tapi Arteta menyadari kalau butuh waktu untuk memastikan bahwa Raya datang di momentum yang tepat.

Jelang bergulirnya musim 2023/24, alih-alih menjaga konsistensinya, performa Aaron Ramsdale justru melorot. Arteta mengamati betul bagaimana Ramsdale tampil tidak cukup baik di laga pra-musim. Di titik itu, pikiran untuk mendatangkan David Raya muncul kembali.

Namun, sekali lagi, Arteta masih belum yakin sepenuhnya pada Raya. Maka, kiper Brentford itu akhirnya dipinjam saja. Alasannya sederhana: untuk memberi tantangan pada Aaron Ramsdale. Enak saja, selama ini Ramsdale tidak punya pesaing, maka ia harus diberi persaingan agar kualitasnya terlihat.

Matt Turner yang sempat didatangkan juga tak memenuhi ekspektasi Arteta. Di sisi lain, Raya dianggap punya keahlian yang mendekati Ramsdale. Jadi, kiper Spanyol itu penantang yang tepat baginya. Ini juga sekaligus menjadi langkah antisipatif Arteta.

Ramsdale Tak Bisa Fokus

Manajer kelahiran San Sebastian itu tampaknya sudah membaca bahwa fans Arsenal mulai khawatir dan muak pada Ramsdale. Walaupun tampil baik, ada satu-dua kelemahan Ramsdale. Salah satunya adalah fokus terhadap permainan. Ramsdale dikritik karena sering kehilangan fokusnya.

Musim lalu, Arsenal gagal memetik poin penuh atas Southampton pada 23 Oktober 2022. Pada waktu itu, Arsenal yang sudah unggul gagal menang karena Stuart Armstrong menyamakan kedudukan. Gol itu juga sedikit banyak diakibatkan karena pada saat Soton menyerang, alih-alih fokus ke laga, Ramsdale justru teralihkan perhatiannya pada seekor burung.

Arsenal gagal menang, padahal di empat laga sebelumnya Arsenal selalu menang, termasuk saat mengalahkan Liverpool 3-2. Belakangan ini Ramsdale malah mengakui kalau ia memang tidak bisa fokus dalam 90 menit penuh. Menurutnya sulit bagi setiap pemain untuk fokus dalam 90 menit penuh.

Pernyataan ini justru aneh. Bukankah setiap pemain memang harus bisa fokus selama 90 menit? Para penggemar merasa harusnya Ramsdale menyimpan pernyataan tersebut untuk dirinya sendiri. Kurang pas rasanya kalau seorang pesepakbola berkata demikian. Justru hal itu membuat citranya makin buruk.

Well, citra Ramsdale mungkin benar-benar terlanjur buruk di mata penggemar. Daripada introspeksi, ayah Ramsdale malah cawe-cawe. Mengutip Sky Sports, ayah Ramsdale, Nick tidak terima dengan perlakukan Arsenal dan Arteta terhadap putranya. Nick menilai bahwa Arteta telah menghilangkan senyum putranya.

David Raya Makin Moncer

Wajar kalau Ramsdale tidak lagi dilirik Arteta. Penggantinya, David Raya memberi garansi permainan yang solid. Di bawah mistar Raya bermain agresif. Itu ditunjukkan dengan kemampuannya memotong umpan silang. Mengutip The Athletic, sejauh ini di Arsenal sudah 13 kali Raya memotong umpan silang, dengan rincian 10 ditangkap dan tiga ditinju.

Soal penyelamatan, Raya mengemas 12 penyelamatan dalam delapan laga di Liga Primer Inggris. Itu artinya rata-rata penyelamatan Raya per laga mencapai 1,5. Persentase save-nya juga sangat baik, yakni 66,7%. Raya juga punya kemampuan penguasaan arena yang baik.

Selain itu, kemampuan distribusi bolanya juga menawan. Menurut Fotmob, Raya punya akurasi umpan 76,6%. Singkatnya, Raya adalah kiper yang komplet. Arteta tentu lebih memilih kiper yang semacam ini, ketimbang Aaron Ramsdale.

Alih-alih memicunya untuk lebih baik lagi, keberadaan Raya makin membuat Ramsdale terlupakan. Ironisnya, daripada menghabiskan waktu untuk berbenah, Ramsdale justru mengeluarkan pernyataan yang semestinya disimpan saja. Kalau sudah begini, maaf Ramsdale, sepertinya memang tidak ada lagi tempat untukmu.

Sumber: TheGuardian, Goal, SkySports, Mirror, Goal, TheAthletic, DailyStar

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru