Pria itu bernama Lionel Messi.
Pada suatu malam, Ernesto Valverde tidak bisa berhenti menatapnya. Banyak pikiran yang melintas di benaknya ketika itu, kala menatap satu sosok pemain yang ada di timnya, Lionel Messi.
Selama menjadi pelatih di Spanyol, termasuk ketika dirinya melatih Athletic Bilbao, ia sudah banyak mendengar dan merasakan keajaiban serta magis-magis yang dilakukan oleh pemain asal Rosario, Argentina tersebut. Di dalam ingatannya, terpampang jelas bagaimana sosok Messi, seorang diri membuat pertahanan Bilbao yang sudah terorganisir menjadi ketar-ketir begitu saja.
“Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan tentang Messi. Ia adalah pemain yang luar biasa dengan tingkat intelenjensia yang sama hebatnya.”
“Di atas lapangan, ketika orang berpikir tidak akan ada yang terjadi, ia mampu menciptakan sesuatu yang baik untuk tim. Itulah sosok Lionel Messi,” ungkap Valverde
Sejak masih berusia belia, Messi sudah akrab dengan keajaiban. Banyak orang yang berusaha untuk meneliti Messi, salah satunya adalah Benjamin Morris yang menulis di laman Five Thirty Eight. Ia pernah menuliskan hasil penelitiannya soal jumlah gol yang dilesakkan Messi dan dengan cara apa Messi melesakkan gol tersebut. Di akhir tulisan, ia menuliskan satu hal tentang Messi, berdasarkan hasil penelitiannya tersebut ia meyimpulkan sosok Messi sebagai, ketidakmungkinan.
Sudah terlalu banyak keajaiban yang diciptakan Messi di atas lapangan hijau. Seperti yang Valverde ungkapkan, ia bisa mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Lima gelar pemain terbaik dunia, jumlah gol yang dilesakkan untuk Barcelona, trofi bergengsi yang ia persembahkan kepada Barcelona hingga kecintaan dan kesetiaan nya kepada tim catalan tersebut berhasil membuktikan kepada dunia siapa itu Lionel Messi.
Dibalik kegermelapan karirnya tersebut, ada satu kisah yang membuat Lionel Messi tertunduk lesu. Kisah pahit itu adalah trofi Piala Dunia. Bisa dibilang, dunia sepakbola berhutang trofi Piala Dunia kepada pemain ajaib itu.
Lionel Messi harus membuang mimpinya menjadi juara Piala Dunia 2018 setelah Argentina kalah dari Prancis dalam fase 16 besar. Di laga Piala Dunia keempatnya ini, Messi harus menerima kekalahan pahit lantaran Argentina kalah 3-4 dari Prancis.
Messi pertama kali membela Argentina dalam laga Piala Dunia pada 2006. Kala itu, penyerang tim Barcelona kelahiran 24 Juni 1987 ini masih berumur 19 tahun. Sayangnya, Tim Tango hanya mampu mencapai babak perempat final.
Leo, panggilan akrab Messi, kembali membela Argentina dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sama seperti sebelumnya, tim nasional berkostum putih-biru muda ini hanya mampu finish di fase perempat final. Pada tahun 2014 Messi berkesempatan untuk bisa meraih trofi idaman nya itu, namun lagi-lagi, Piala Dunia masih belum menunjukkan minatnya untuk mau diangkat oleh Lionel Messi. Argentina kalah 1-0 atas Jerman di laga puncak Piala Dunia 2014.
Jika kembali menarik kebelakang tentang cerita timnas Argentina dalam menggapai satu tempat di Russia. Maka nama Messi adalah yang paling populer diantara pemain lain. Pada gelaran tersebut, pelatih Argentina saat itu Jorse Sampaoli mengungkap,
“Piala Dunia itu seperti pistol yang menodong kepala Lionel Messi, jika ia tidak juara, ia akan tertembak dan mati,”
“Faktanya sepakbola berutang Piala Dunia kepada Lionel Messi, dan kami punya kesempatan untuk menolongnya di Russia,”
Argentina bersama negara-negara Amerika Latin lainnya bermain di babak kualifikasi zona conmebol. Pada babak kualifikasi ini semua kesebelasan bertemu, artinya kualifikasi conmebol adalah cerminan kekuatan Amerika Latin. Argentina hampir tak lolos. Mereka lolos karena Lionel Messi. Pada pertandingan terakhir, Argentina bukan hanya butuh menang melawan Ekuador, tapi juga berharap Chile serta Peru atau Kolombia tidak menang. Jika La Albiceleste imbang atau kalah, posisinya juga terancam oleh Paraguay.
Pada akhirnya Messi mencetak trigol. Argentina menang 3-1 di kandang Ekuador. Chile kalah 0-3 di kandang Brasil yang mana membuat Chile gagal lolos ke Piala Dunia. Peru bermain imbang 1-1 dengan Kolombia dan keduanya pun lolos. Paraguay kalah 0-1 atas tamunya, Venezuela. Hasil ini membuat Argentina lolos dengan menempati posisi ketiga.
Jika dilihat dari kejadian tersebut, lagi-lagi Lionel Messi menjadi satu-satu nya pemain andalan timnas Argentina untuk bisa meraih satu tempat di Russia. Akan tetapi, perjuangan nya itu menjadi sia-sia setelah Argentina gagal membuktikan diri di ajang sepakbola tertinggi itu. Sial nya lagi, Lionel Messi tak bermain cemerlang. Banyak momen yang menjadikan dirinya sebagai penyebab kegagalan Argentina pada pentas tersebut.
Bersinar bersama Barcelona, nyatanya belum mampu membuat Messi memberikan kejayaan bagi Argentina.
Piala Dunia belum menjadi takdir bagi Lionel Messi. Selalu saja terselip cerita tentang kesialan yang dialami oleh Lionel Messi.