Leonardo Bonucci, Kisah Cinta Runyam dengan Juventus

spot_img

Juventus, sejak dilatih Antonio Conte, menjelma menjadi tim dengan pertahanan terbaik di dunia. Mereka melakukannya, setidaknya berkat kehadiran empat orang: Gianluigi Buffon di bawah mistar, serta trio BBC di depannya, Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini.

Di antara keempat orang tersebut, Leonardo Bonucci merupakan yang paling muda. Ia berjarak tiga tahun dari Chiellini, serta sembilan tahun dari Buffon. Ia pertama kali datang ke Juventus pada 2010, semusim setelah tampil bagus bersama Bari.

Sejak saat itu, dia dianggap sebagai versi terbaik dari seorang bek tengah di seluruh dunia. Dia adalah bek paling komplet yang dapat ditemukan. Kuat dalam bertahan dan cakap memainkan bola, serta tak pernah takluk meski dalam tekanan atau dalam situasi sulit saat menguasai bola.

Tentu saja, kebanyakan dari kita menyadari bahwa jelajah umpannya dapat memberian perbedaan dari lini belakang. Baik memegang bola saat sedang ditekan, mengawali bangunan serangan, ataupun hendak melepas umpan lambung, Bonucci tak ada duanya. Dan ia melakukannya untuk klub dan negara selama bertahun-tahun.

Semasa di Juventus, bersama BBC, ia menjadi bagian dari unit paling alot di dunia. Di sana, ia memerankan tugas playmaking: menciptakan permainan melalui umpan dan visi. Dia menciptakan standar bagi bek tengah dunia lain bagaimana cara menyerang dari posisi paling belakang.

Jadinya, para gelandang seperti Andrea Pirlo, Paul Pogba, Arturo Vidal, dan Claudio Marchisio, bisa tampil lebih bagus daripada di klub-klub mereka sebelumnya. Bonucci membuat kerja mereka lebih mudah.

Yang menarik, kisah cinta Bonucci dengan Juventus sempat diguncang prahara hebat. Penggemar dan para legenda mungkin bisa menganggap Bonucci dan Juventus tak akan terpisahkan. Meski demikian, ia nyatanya membelot dan pindah ke klub rival pada 2017.

Dalam momen musim panas ketika AC Milan mendapat guyuran fulus melimpah dari Tiongkok, Rossoneri berhasrat mengembalikan masa emas dengan merekrut bintang-bintang terbesar Italia. Salah satu bintang yang hendak mereka datangkan adalah Bonucci, palang pintu utama di klub rival. Hingga akhirnya pada 14 Juli 2017, ia diumumkan telah direkrut Milan dengan biaya 42 juta euro, dengan kontrak lima tahun.

Meski Milan musim 2017/18 bermaterikan skuad menjanjikan, proyek musim tersebut nyatanya melempem. Vincenzo Montella di kursi pelatih hanya bertahan sampai bulan November. Sementara Juventus terus nyaman di puncak, Bonucci sedang bersusah payah bersama cinta barunya.

Penggemar Juventus, sementara itu, menyulut kebencian terhadapnya. Ketika Milan berkunjung ke Juventus pada bulan April, Bonucci mendapat makian dan cercaan di sepanjang laga. Suporter yang dulunya membuatkan lagu untuknya, kini menyimpan dendam padanya. Akibatnya, Bonucci memutuskan merayakan gol ketika ia membobol Juventus pada menit 28.

Ia menginginkan penghormatan dari pendukung Juventus setelah tujuh tahun mengabdi di sana. Yang jelas, pendukung Juventus berpikir sebaliknya. Bonucci adalah pengkhianat.

Hidup Bonucci terus berlanjut, dan kehidupannya di Milan tampak semakin memburuk. Masa depan Milan bersama penyokong dari Tiongkok tak jelas. Milan cuma finish di posisi enam, dan di tataran manajemen, terdapat ketidakpastian menyangkut sang pemilik.

Pada akhirnya, Bonucci menginginkan kepergian. Masalahnya, ia sudah berusia 31, mungkin terlambat untuk mencoba Premier League, sedangkan klub yang lebih baik dari Milan cuma Juventus. Pilihannya hanya satu, kembali ke Juventus.

Massimilano Allegri, pelatih Juventus, meski sempat cekcok dengan Bonucci, menganggap Bonucci adalah pemain yang sudah paham dengan sistem dan para pemain lain dalam tubuh Juventus. Jika dia ingin kembali, apalagi Juventus juga kedatangan Cristiano Ronaldo, timnya akan sangat kompetitif di Liga Champions.

Akhirnya, pada 2 Agustus 2018, Juventus dan Milan mencapai mufakat. Bonucci akan kembali berseragam putih-hitam, sementara Mattia Caldara akan menuju arah sebaliknya. Bonucci, sekali lagi, dikontrak lima tahun oleh Juventus.

Jika dia mengira akan disambut hangat oleh fans, ia salah besar. Dalam sesi latihan pertamanya bersama klub, ia dilempari telur busuk oleh pendukung, dan mendapat pertanyaan sarkas, “Kapan kau akan meminta maaf atas pengkhianatanmu tahun lalu?”

Kembali berduet dengan Chiellini, mendapat tugas mendidik Daniele Rugani, serta mendapat kecaman dari pendukung sendiri.

Semoga lekas mendapat kepercayaan dari pendukungmu lagi, Bonucci…

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru