Prancis datang ke Piala Dunia 2022 dengan sebuah kutukan yang menghantui. Kutukan tersebut membuat juara bertahan Piala Dunia dari benua Eropa akan selalu terhenti di fase grup.
Ironisnya, yang menciptakan dan memulai kutukan tersebut adalah Prancis itu sendiri.
Daftar Isi
Awal Mula Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia Tercipta
Ini dimulai di Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang. Kala itu, Prancis datang dengan status sebagai juara bertahan usai memenangi Piala Dunia 1998 yang digelar di rumah mereka
Tim Ayam Jantan juga menyandang status sebagai tim peringkat 1 dunia. Prancis adalah unggulan pertama. Skuad yang mereka bawa saat itu juga mayoritas masih berisikan para pemain yang membawa Prancis juara dunia 1998.
Namun, yang terjadi justru bencana. Prancis langsung kalah mengejutkan di pertandingan pembuka Piala Dunia 2002. Les Bleus kalah 1-0 dari Senegal yang kala itu berstatus tim debutan.
Di pertandingan berikutnya, Prancis ditahan imbang 0-0 oleh Uruguay dan kalah 2-0 dari Denmark. Tak satu pun menghasilkan gol, hanya meraih 1 poin, dan jadi juru kunci Grup A, Prancis terhenti di fase grup.
Sebelum Prancis ada Uruguay. Juara dunia 1930 itu gagal mencapai putaran kedua Piala Dunia 1934. Namun, kala itu, penyebab kegagalan Uruguay bukan karena kekalahan, tetapi karena mereka enggan ikut serta ke Piala Dunia yang diadakan di benua Eropa.
France 2002 🚫
Italy 2010 🚫
Spain 2014 🚫
Germany 2018 🚫The World Cup curse has been broken 🪄
France become the first world champions from Europe to make it to the KO rounds since Germany in 1994! pic.twitter.com/Pf95JIFHNl
— CBS Sports Golazo ⚽️ (@CBSSportsGolazo) November 26, 2022
Artinya, Prancis adalah juara bertahan pertama yang terhenti di fase grup Piala Dunia. Setelah Prancis, juara bertahan berikutnya yang gagal lolos dari fase grup adalah Italia di Piala Dunia Afsel 2010.
Di Piala Dunia Brasil 2014, giliran Spanyol, juara dunia 2010 yang terhenti di fase grup. Lalu, di Piala Dunia Rusia 2018, giliran juara bertahan Jerman yang gagal lolos dari fase grup.
Dari 5 edisi terakhir Piala Dunia, 4 juara bertahan terhenti di fase grup. Berulangnya kejadian tersebut membuat orang-orang percaya kalau itu adalah sebuah kutukan. Kutukan yang membuat negara yang memenangkan Piala Dunia terakhir gagal dalam kondisi memalukan untuk mempertahankan mahkota juara dengan tidak lolos dari fase grup.
Herannya, kutukan tersebut hanya berlaku bagi juara bertahan Piala Dunia yang berasal dari benua Eropa. Dan tokoh yang memulai kutukan tersebut adalah Prancis.
Kutukan Juara Bertahan Piala Dunua Menghantui Prancis di Qatar 2022
Kutukan itu pula yang menghantui Prancis di Piala Dunia Qatar 2022. Les Bleus adalah kampiun Piala Dunia 2018. Sejak 2002, hanya Brasil yang lolos dari kutukan juara bertahan Piala Dunia.
Meski jadi salah satu yang diperhitungkan sebagai favorit juara, tetap saja banyak pihak yang memprediksi Prancis akan terhenti di fase grup. Banyak faktor yang mendukung kutukan juara bertahan Piala Dunia akan kembali terulang di edisi 2022.
Hasil undian fase grup menempatkan Prancis tergabung di Grup D bersama Denmark, Tunisia, dan Australia. Kecuali Tunisia, susunan tersebut adalah pengulangan Grup C Piala Dunia 2018.
Di grup tersebut, Denmark adalah batu sandungan terbesar Prancis. Di dua pertemuan terakhir kedua negara di UEFA Nations League, Prancis dua kali tumbang dari Denmark.
Head to head kedua negara di 2 pertemuan terakhir mereka di Piala Dunia juga berpihak kepada Denmark. Di edisi 2002, Prancis kalah 2-0 dari Denmark. Sementara di edisi 2018, Prancis ditahan imbang Denmark dengan skor 0-0.
Akan tetapi, faktor terbesar yang menghalangi usaha Prancis untuk menghindari kutukan juara bertahan Piala Dunia untuk kedua kalinya adalah badai cedera yang menerjang skuad mereka. Banyaknya pemain kunci yang cedera membuat pilihan Didier Deschamps tergerus.
All of these players are injured and France are still two wins away from defending their World Cup title…
Unreal depth 😳 pic.twitter.com/933O08gquL
— ESPN FC (@ESPNFC) December 10, 2022
N’Golo Kante dan Paul Pogba sudah dipastikan absen jauh sebelum kickoff Piala Dunia. Begitu pula dengan kiper Mike Maignan. Menjelang keberangkatan, Prancis juga kehilangan Christopher Nkunku dan Presnel Kimpembe yang mengalami cedera saat menjalani latihan di Clairefontaine.
Ketika sudah sampai di Qatar, kabar buruk datang dari Karim Benzema. Bomber Real Madrid itu menderita cedera paha yang membuatnya dipastikan absen. Absennya Benzema membuat Piala Dunia tahun ini digelar tanpa kehadiran pemenang Ballon d’Or.
Badai cedera yang dialami Prancis tak selesai di situ. Di laga pertama Grup D melawan Australia, Lucas Hernandez menderita robek ACL di lutut kananya yang memaksanya naik meja operasi dan membuatnya dipastikan absen hingga akhir musim ini.
Akhiri Kutukan, Prancis Lolos ke Fase Gugur Piala Dunia 2022
Namun, dengan kondisi skuad yang pincang, Prancis tetap sanggup menunjukkan kelasnya. Australia mereka lumat dengan skor 4-1. Di pertandingan kedua yang menentukan kontra Denmark, Les Bleus berhasil membalikkan prediksi dan meraih kemenangan dramatis berkat gol Kylian Mbappe yang mengubah skor menjadi 2-1.
Hasil itu membuat Prancis telah mengumpulkan 6 poin dalam dua pertandingan pembuka. Koleksi poin yang tak akan tergoyahkan dan memastikan Les Bleus lolos ke babak 16 besar.
Lolosnya Prancis ke fase gugur tak sekadar mematahkan berbagai prediksi, tetapi juga membuat Prancis terhindar dari kutukan juara Piala Dunia yang mereka ciptakan.
Prancis adalah juara bertahan pertama yang lolos ke fase gugur Piala Dunia sejak Brasil di edisi 2002. Tim Ayam Jantan adalah juara bertahan Piala Dunia pertama dari benua Eropa yang bisa melakukan hal tersebut.
Artinya, lolosnya Prancis ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 juga sekaligus mengakhiri kutukan juara bertahan Piala Dunia yang selalu terhenti di fase grup. Lalu, faktor apa yang membuat mereka berhasil mengakhiri kutukan tersebut?
Jawabannya cukup sederhana, tetapi sulit ditiru negara lain. Prancis diberkahi dengan pilihan pemain yang melimpah. Saat ini, mereka tengah dipuji karena regenerasi pemainnya yang luar biasa.
Badai cedera memang menggoyahkan kedalaman skuad mereka. Akan tetapi, Prancis sukses menggantinya dengan beberapa pemain yang tak kalah bagusnya sehingga membuat skuad Les Bleus tampil lebih fresh.
Pos yang ditinggalkan Kante dan Pogba diluar dugaan berhasil diisi dengan apik oleh Aurélien Tchouaméni dan Adrien Rabiot. Sementara posisi Lucas Hernandez sukses digantikan oleh sang adik, Theo Hernandez.
Namun, kekhawatiran soal kedalaman skuad Prancis kembali mencuat saat berjumpa dengan Tunisia. Deschamps merotasi 9 pemain pada starting eleven-nya. Banyaknya perubahan akhirnya membuat Prancis takluk 1-0.
Beruntung, kekalahan tersebut tak mengubah posisi Prancis yang tetap kokoh di puncak klasemen Grup D.
🗺️ | STANDINGS
Final standings in groups C and D! ⬇️
Australia and Argentina recorded wins that sent them to the knockout stage, France were already safe before today, while Poland *just* got through.
Round of 16 clashes are:#ARG v #AUS#FRA v #POL #Qatar2022 #FIFAWorldCup pic.twitter.com/okiLRzNnI0
— Sofascore (@SofascoreINT) November 30, 2022
Prancis di Ambang Juara Back-to-Back Piala Dunia
Tak ingin mengulang kesalahan, Deschamps kembali menurunkan skuad terbaiknya di laga 16 besar kontra Polandia. Hasilnya, mereka menang meyakinkan dengan skor 3-1 dan memastikan tiket ke babak perempat final.
Prancis pun kembali mematahkan kutukan. Mereka adalah juara bertahan Piala Dunia pertama yang mencapai perempat final sejak Brasil pada edisi 2006.
Meski menang besar, tetapi keraguan akan kehebatan Prancis belum sirna sepenuhnya. Sebab, lawan mereka sejauh ini hanyalah Australia, Denmark, Tunisia, dan Polandia. Belum ada lawan sepadan.
Inggris pun datang sebagai ujian terberat Les Blues di babak perempat final. Lawan yang lebih dari sepadan, sebab The Three Lions datang dengan status tim tersubur di Qatar.
Namun, dengan keindahan dan sedikit keberuntungan, Prancis berhasil memulangkan Inggris dengan skor 2-1. Hasil akhir yang membuat Prancis mampu mematahkan kutukan yang sudah berlangsung lebih dari 2 dekade. Prancis adalah juara bertahan pertama yang melaju ke semifinal sejak Brasil pada edisi 1998.
France is the first defending champion to advance to semifinals since Brazil in 1998 pic.twitter.com/hdbyTaYhf3
— CBS Sports (@CBSSports) December 10, 2022
Keberhasilan itu tentu tak lepas dari kejeniusan Didier Deschamps dalam meramu skuad dan taktik. Penampilan apik Kylian Mbappe yang jadi calon top skor Piala Dunia 2022 dan Olivier Giroud yang memecahkan rekor pencetak gol terbanyak Les Blues juga memberi andil yang sangat besar.
Deschamps juga harus berterima kasih kepada Antoine Griezmann. Di Piala Dunia ketiganya ini, Griezmann bermain lebih dalam di lini tengah sebagai penghubung gelandang dan penyerang.
Kontribusi terbesarnya bukan gol, tetapi asis. Ada di mana-mana, Griezmann sudah menyumbang 3 asis yang menjadikannya sebagai pemberi asis terbanyak di Qatar. 2 asisnya di laga kontra Inggris juga membuat Griezmann tercatat sebagai pemberi assist terbanyak sepanjang masa timnas Prancis dengan 28 asis.
Kini, setelah memutus dan mengakhiri kutukan serta memecahkan beberapa rekor, Prancis diambang menciptakan sejarah baru. Les Bleus hanya tinggal berjarak 2 pertandingan untuk menjadi juara back-to-back Piala Dunia.
Sejak Brasil melakukannya pada 1962, belum ada negara lain yang dapat mempertahankan trofi Piala Dunia. 60 tahun sudah rekor tersebut bertahan. Lalu, apakah Prancis sanggup memecahkan rekor tersebut dan keluar sebagai juara back-to-back Piala Dunia?
https://youtu.be/WXv3Xw7q1EE
***
Referensi: Sporting News, FIFA, Opta, CBS, Detik.