Koeman Kids: Deretan Pemain Muda yang Disulap Ronald Koeman

spot_img

Siapa yang tak kenal Ronald Koeman? Memang sih, secara prestasi Koeman tak semoncer pelatih top lainnya. Paling mentok gelar di level domestik.

Namun ada yang lebih dari itu. Selama karirnya menjadi pelatih, pria berambut pirang itu dikenal sangat ramah bagi para pemain muda. Buktinya, banyak sekali wonderkid lahir dari sentuhan tangan dinginnya.

Sampai-sampai banyak yang menyebut buah tangan dinginnya dengan istilah “Koeman Kids”. Lantas, siapa saja sih pemain yang menjadi bagian dari “Koeman Kids” tersebut?

Zlatan Ibrahimovic, Wesley Sneijder, Van Der Vaart (Ajax)

Yang pertama diawali dari klub Ajax Amsterdam. Koeman menjadi pelatih di situ sejak tahun 2000 hingga 2005. Di awal masa kepelatihannya di ajax yakni musim 2001/02, Koeman ditargetkan meraih kembali mahkota Liga Belanda yang raib direbut PSV.

Koeman langsung bergerak memperbaiki skuad, salah satunya dengan mendatangkan beberapa pemain, termasuk Zlatan Ibrahimovic. Striker jangkung dari Malmo itu didatangkan demi menambah daya gedor.

Sebuah perjudian ketika Koeman mempercayakan posisi ujung tombaknya dengan pemuda dari Swedia yang masih berusia 20 tahun. Dengan postur yang tinggi menjulang, serta atribut finishing-nya yang komplit sejak usia muda, Koeman mampu memanfaatkannya. Hasilnya, Zlatan yang turun di 33 laga di musim debutnya itu mampu menorehkan 9 gol dan 5 assist.

Selain torehannya, mental “Lord Ibra” pun secara tidak langsung mulai terasah. Apalagi di musim debutnya itu, ia langsung memberikan sumbangsih berupa gelar Eredivisie bagi Ajax.

Namun, ia tak sendirian mencapai itu semua. Ia dibantu pemain jebolan akademi Ajax yang juga dipercaya Koeman yakni Rafael Van Der Vaart. Ia beroperasi sebagai gelandang serang.

Pemain kidal yang mungil itu berani diberi kepercayaan lebih sebanyak 27 kali bermain oleh Koeman. Posisi Van Der Vaart ketika itu sebagai gelandang serang di formasi Koeman 4-3-3. Bakatnya yang lincah dan akurasi bola matinya mampu dipoles lebih matang oleh Koeman.

Hebatnya dengan usia yang masih 18 tahun, ia bisa menjadi jenderal lini tengah Ajax bersama Steven Pienaar. Bahkan yang lebih spesialnya, meski sebagai gelandang Van Der Vaart muncul sebagai top skor klub pada musim itu dengan 15 golnya.

Nah, barulah di musim kedua Koeman pada 2002/03, muncul lagi anak muda bernama Wesley Sneijder. Ketika itu Sneijder masih berusia 18 tahun, namun sudah dipercaya Koeman bermain sebanyak 23 kali bermain di skuad inti.

Torehannya pun lumayan, 5 Gol dan 4 Assist. Ia ketika itu seolah menjadi kepingan pelengkap terbentuknya trio lini tengah Ajax yang mengerikan bersama Van Der Vaart, Pienaar, maupun Nigel De Jong. Atributnya yang hampir mirip dengan Van Der Vaart, mampu dimanfaatkan Koeman untuk menambah daya gedor dari lini tengah.

Juan Mata (Valencia)

Sentuhan tangan dingin Koeman mengorbitkan pemain muda terus berlanjut. Bahkan ketika ia melancong ke La Liga bersama Valencia pada musim 2007/08. Ia di Valencia bukan sebagai pelatih utama dari awal musim. Koeman masuk di pertengahan musim menggantikan pelatih sementara Oscar Fernandez.

Dalam keterpurukan Valencia ketika transisi pelatih, Koeman malah berhasil menyulap para pemain muda seperti Juan Mata jadi aset yang menjanjikan. Mata ketika itu masih berusia 20 tahun. Sebelum Koeman datang, Mata yang datang dari Real Madrid Castilla jarang dipercaya menjadi starter.

Perannya sebagai penyerang sayap kiri memberi pengaruh besar bagi tim. Mata mampu menjadi pilihan di tengah langkanya stok pemain mumpuni di sektor penyerang sayap Valencia ketika itu.

Mata pun membayar kesempatan bermain lebih yang diberikan oleh Koeman. Selama paruh musim, ia mampu menorehkan 9 gol dan 2 assist selama 33 pertandingan. Ia menjadi bagian penting kesuksesan tak terduga Valencia musim itu.

Meski hanya paruh musim, Valencia di bawah Koeman mampu diantarkan meraih mahkota Copa Del Rey. Mata pun jadi aktor dari beberapa gol yang disarangkan Valencia di Copa Del Rey, termasuk di final kala mengalahkan Getafe.

Sadio Mane dan Virgil Van Dijk (Southampton)

Setelah masa singkatya di Valencia, Koeman melanjutkan sentuhannya lagi ketika sampai di Inggris, dengan melatih Southampton. Musim 2014/15 Koeman datang menggantikan Pochettino. Salah satu operasi transfernya selain membeli Graziano Pelle maupun Dusan Tadic, ia juga membeli talenta muda Senegal dari Salzburg, Sadio Mane.

Torehan 23 gol Mane di Salzburg dipandang oleh Koeman sebagai bahan pertimbangan. Ia yang butuh amunisi di lini serang akhirnya mendatangkan Mane, setelah Osvaldo, Rickie Lambert, dan Adam Lallana memilih hengkang.

Tak perlu menunggu lama, Mane yang saat itu masih berusia 22 tahun, dalam debutnya langsung jadi andalan Koeman. Ia ditemani Tadic dan Pelle sebagai tiga penyerang di depan. Mane pun mampu menorehkan 10 gol dan 5 assist dari 32 pertandingan.

Yang lebih bermakna bagi Mane, adalah ketika ia dipoles lebih matang di segala lini penyerangan. Baik di sebelah kiri, kanan, second striker maupun striker. Hal itulah yang menjadikan Mane kuat di berbagai posisi hingga sekarang.

Tak hanya Mane, “Koeman Kids” lahir lagi pada musim kedua Koeman 2015/16. Kali ini adalah tembok pertahanan dari Belanda bernama Virgil Van Dijk. Talenta Van Dijk yang masih berusia 24 tahun itu mulai diendus Koeman dari Celtic.

Atributnya yang ideal sebagai seorang bek tengah membuat Koeman menaruh hati padanya. Harganya pun tak mahal hanya 13 juta pounds. Terlebih di Soton ketika itu banyak pilar bek yang hengkang macam Alderweireld maupun Dejan Lovren.

Van Dijk pun langsung diplot jadi pemain inti dalam musim debutnya. Sesama Belanda, dan sesama bek, tak butuh waktu lama bagi Koeman untuk menyulap Van Dijk jadi bek terbaik di masa depan.

Total 38 kali ia menggalang kokohnya pertahanan Soton di musim debutnya. Bersama Mane yang menjadi top skor klub waktu itu, mereka mampu membawa klub sekelas Soton mentas di Europa League.

Pedri, Araujo, Gavi (Barcelona)

Setelah hijrah dari Inggris, Koeman sempat menahkodai mantan klubnya, Barcelona. Walaupun pemanggilannya secara paksa, karena kala itu Koeman tengah menjadi pelatih Timnas Belanda.

Di klub sebesar Barca yang dihuni pemain hebat, ia juga tak lupa bereksperimen mencetak daun muda. “Koeman Kids” pun terlahir kembali di Barca. Ia jeli melihat peluang untuk segera mengintegrasikan para pemain muda ke skuad inti. Sebab banyak pemain senior Barca yang kerap inkonsisten.

Inilah cara Koeman me-refresh skuad. Termasuk dalam segi transfer dengan membeli seorang bocah 17 tahun dari Las Palmas, Pedri. Maklum Barca ketika itu kehilangan Rakitic, Arthur, dan Vidal di lini tengah.

Koeman tentu melihat torehan 4 gol dan 7 assist Pedri di Las Palmas sebelum membelinya. Tak hanya itu, pergerakannya yang eksplosif, serta serba bisa di segala posisi di lini tengah membuat Koeman mempercayainya bakal jadi gelandang masa depan Barca. Seiring menit bermain yang diberikan Koeman kepada bocah itu, Pedri pun menjelma jenderal lini tengah Blaugrana.

Selain Pedri, ia juga mengendus banyak bakat La Masia yang masih berusia belasan tahun macam Gavi maupun Araujo. Araujo ketika debut dicoba sebagai pengganti jika Pique, Umtiti, maupun Lenglet performanya menurun. Atributnya yang ideal sejak muda sebagai seorang bek tengah, membuat Koeman percaya ia juga bisa jadi bek terbaik di masa depan.

Kini dengan menit bermain dan mental bertanding yang sudah makin banyak, benar saja Araujo sudah jadi andalan utama di lini pertahanan Barca bersama Xavi. Begitupun Gavi. Rekan Pedri di lini tengah Barca itu dicoba Koeman debut di musim 2021/22.

Berposisi mendampingi Pedri, ia tampil 25 kali di musim itu. Di usia yang masih 17 tahun, ia sudah mampu menjadi alternatif serangan Barcelona selain Pedri. Atributnya yang lincah yang sama dengan Pedri, membuat Koeman tak ragu untuk menempatkannya di lini tengah Barca.

Sumber Referensi : barcauniversal, marca, thesefootballtimes, theguardian, dailyecho

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru