Kisah Haru Hari-Hari Terakhir Frank Lampard Bersama Sang Ibu

spot_img

Frank Lampard menjadi salah satu pemain paling berkharisma. Keberadaanya di atas lapangan seolah menjadi alasan mengapa banyak orang yang mencintai sepak bola. Memiliki skill dan kepemimpinan yang baik, Lampard menjelma menjadi sosok yang amat megangumkan.

Namun dibalik sosok tegapnya diatas lapangan, Lampard merupakan pribadi yang lemah jika dihadapkan dengan ibunya. Lampard mengaku jika sang ibu merupakan orang terpenting dalam hidupnya. Ia rela melakukan apapun demi bisa membahagiakan orang tercintanya itu.

Frank Lampard, lahir pada 20 Juni 1978 di Romford, Inggris. Dirinya merupakan putra dari George Lampard dan Pat Lampard. Lampard lahir dari keluarga pesepakbola. Sang ayah merupakan mantan pemain West Ham dan dirinya juga merupakan sepupu dari Harry Redknapp.

Lampard merupakan pribadi yang cerdas dan begitu dekat dengan sang ibu. Hal itu dibuktikannya kala ia rela izin untuk tidak bertanding dalam beberapa laga penting.

Ketika itu, tepatnya pada musim 2007/08, Chelsea harus terus mendulang poin penuh agar bisa menempel bahkan menyalip sang pemimpin klasemen, Manchester United. Kans Chelsea untuk menjadi juara masih terbuka lebar karena seluruh pemainnya berada dalam kondisi yang sangat bagus.

Akan tetapi mereka harus kehilangan pemain andalannya, Frank Lampard. Satu hari menjelang laga kandang melawan Wigan, manajer Chelsea ketika itu, Avram Grant, mendapat sebuah telpon dari Lampard. Ia mengatakan jika tidak bisa bertanding karena harus menemani ibunya yang sedang sakit parah.

Ibunya harus dirawat di rumah sakit akibat mengalami radang paru-paru.

Karena kehilangan satu pemain kuncinya, Chelsea harus rela berbagi angka dengan Wigan di kandang sendiri. Menyusul keadaan ibunya yang semakin parah, Lampard kembali izin untuk tidak ikut bermain saat Chelsea berhadapan dengan Everton di Goodison Park.

Meski kembali kehilangan pemain kuncinya itu, The Blues sukses memetik tiga poin penting.

Selang beberapa waktu, kesehatan sang ibu tak kunjung membaik bahkan semakin parah. Lampard yang ketika itu berada di dekatnya merasa sangat sedih dan terbebani oleh beberapa hal. Kondisi Lampard semakin tak karuan setelah lawan Chelsea selanjutnya adalah Liverpool. Mereka bertemu di ajang Liga Champions Eropa.

Lampard semakin bingung dengan situasi itu. Setelah kembali mendapat izin dari Chelsea, ibunya justru menolak. Ia ingin Lampard bermain dan membantu tim untuk memenangi laga agar bisa melaju ke partai final. Dengan terpaksa, Lampard memutuskan untuk tampil bersama The Blues dan berjanji kepada ibunya bahwa ia akan membawa Chelsea melaju ke final.

Selepas laga, Lampard kembali ke London untuk menemui sang ibu. Bukannya membaik, kondisi sang ibu justru makin hari semakin parah. Saat itu, ia benar-benar ingin Lampard terus menemaninya.

Meski terus terbaring lemah, ibunda Lampard memiliki tekad yang sangat kuat untuk sembuh. Namun, Tuhan berkehendak lain. Pagi harinya, sang ibu menghembuskan nafas terakhir di samping suaminya dan anak paling dicintainya itu.

Lampard berkabung, begitu juga keluarga besar Chelsea.

Saat Chelsea harus berhadapan dengan Manchester United, Lampard absen karena harus mengikuti prosesi pemakaman sang ibu. Saat itu, semua penggawa Chelsea berjanji untuk mempersembahkan kemenangan bagi Lampard dan tentunya sang ibu.

Bukan hanya omong kosong belaka, Chelsea benar-benar tampil apik dan mampu memenangi laga melalui dua gol Michael Ballack. Para pemain Chelsea pun merayakan gol Ballack dengan memperlihatkan jersey bertuliskan “RIP Pat Lampard” sebagai bentuk dedikasinya terhadap Pat dan Lampard.

Masih memegag teguh janjinya kepada sang ibu. Lampard kembali ke Chelsea dan menjalani partai kedua melawan Liverpool yang digelar di Stamford Bridge. Menjalani laga hingga babak tambahan, Chelsea mendapat momen-momen paling menentukan setelah Michael Balack dijatuhkan di kotak pinalti pada menit ke 98.

Setelah Ballack akan mengeksekusi tendangan itu sendiri, Lampard mendekat dan mengambil bola tersebut. Dalam keadaan duka dan masih diselimuti bayang-bayang sang ibu, Lampard berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Ia mencetak gol dan langsung berlari ke sudut lapangan lalu mengeluarkan armband hitam yang bertuliskan nama ibunya.

Lampard akhirnya bisa menetapi janjinya kepada sang ibu untuk membawa Chelsea ke babak final untuk pertama kalinya.

Pasca kematian sosok paling disayanginya itu, Lampard kerap mendapat bayang-bayang yang menyedihkan. Perasaan dan pikirannya kacau. Ia bahkan sempat berencana untuk meninggalkan London agar bisa terlepas dari kenangan dengan sang ibu.

Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai tenang dan bisa melepas ibunya untuk selama-lamanya.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru