Inggris adalah negara yang tak pernah memenuhi ekspektasi para penggemarnya. Nyaris setiap di edisi turnamen besar, timnas tiga singa selalu difavoritkan untuk menjadi juara. Apalagi, Inggris dibantu dengan media-media massa dalam negeri yang rajin mengompori.
Selalu saja ada kambing hitam di tiap turnamen besar. Di Piala Dunia 1998, David Beckham jadi pesakitan setelah menendang Diego Simeone. Empat tahun kemudian, giliran David Seaman yang salah mengantisipasi tendangan bebas Ronaldinho. Empat tahun setelahnya, Wayne Rooney yang temperamental serta isu WAGs yang diangggap mengganggu konsentrasi pemain.
Pada Piala Dunia 2010, performa Inggris dapat diprediksi sejak setahun sebelumnya, tepatnya sesaat setelah pengundian fase grup diumumkan. Pada 4 Desember 2009, pengundian menyatakan Inggris tergabung di Grup C bersama Amerika Serikat, Slovenia, dan Aljazair.
Sekilas grup tersebut terlihat mudah. Bahkan mungkin paling mudah di antara grup-grup lainnya. Media Inggris pun menyantap kenyataan tersebut dengan memasang headline provokatif. Harian The Sun, media yang sudah lama dikenal sebagai koran paling ngeselin, memasak judul besar:
“EASY” (dalam bahasa Indonesia berarti ”mudah”). The Sun merangkai huruf pertama dari masing-Emasing negara untuk “menggambarkan perjalanan Inggris” di Piala Dunia nanti. E untuk England, A untuk Aljazair, S untuk Slovenia, dan Y untuk Yanks (yang berarti “orang-orang dari Amerika Serikat).
Tentu saja, judul tersebut membuat kuping para rival panas. The Sun dianggap tidak menghormati para rival, serta meremehkan fase grup yang akan dijalani Inggris.
Harapan untuk timnas Inggris saat itu memang sedang tinggi. Mereka menatap turnamen besar pertama bersama Fabio Capello, pelatih Italia kenamaan yang diboyong FA.
Lantas apa yang terjadi ketika fase grup resmi tergelar? Berikut skor-skornya:
Inggris 1-1 Amerika Serikat.
Inggris 0-0 Aljazair.
Inggris 1-0 Slovenia.
Dari skor-skor tersebut, apa benar grup tersebut mudah bagi Inggris? Bukankah kalau grup itu mudah, maka Inggris bisa mengalahkan Amerika Serikat dengan skor telak?
Pada pertandingan pertama ketika Amerika Serikat berhasil menahan imbang Inggris, salah satu media lokal di New York melancarkan serangan balik. New York Post menulis judul “Amerika Serikat Menang 1-1”.
Inggris memang lolos ke 16 besar, tapi harus mengakui Amerika Serikat sebagai juara grup. Di babak 16 besar, Inggris yang memang medioker keok dari Jerman dengan skor telak 4-1.
Menariknya, media Inggris seakan tidak kapok. Tepat setelah undian fase grup Piala Dunia 2018 yang juga terlihat mudah, The Sun dan kawan-kawan membuat lelucon lagi di sampul koran mereka. Inggris saat itu bergabung dengan Tunisia, Panama, dan Belgia di Grup G.
The Sun memilih tajuk “The Hand of God: Diego’s Boost For England”. Mirror memasang tajuk “Shake The Hand of God”. Daily Express memilih kata “Hand of God, dan Star Sport menulis “That’s Handy”.
Semuanya merujuk pada jululkan Hand of God (si tangan Tuhan) yang tersemat pada Diego Maradona sejak membobol gawang Inggris menggunakan tangan di Piala Dunia 1986. Maradona memang saat itu diberi kesempatan mengundi grup yang berisi Inggris. Yah, setidaknya Three Lions bisa menembus semifinal pada turnamen tersebut.
Apa yang bisa dipelajari dari sengaknya media Inggris ini? wartawannya baik, timnasnya baik, eh…