Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Terdapat beberapa ayah-anak yang melegenda dalam sejarah sepak bola dunia, seperti Cesare Maldini dan Paolo Maldini, yang sama-sama pernah mengapteni timnas Italia dan AC Milan. Ada pula ayah-anak sesama kiper seperti Peter Schmeichel dan Kasper Schmeichel, yang sama-sama meraih gelar Premier League pertama di usia 29 tahun.
Namun, pasangan ayah-anak tersebut tak pernah mampu mendekati pencapaian keluarga Gudjohnsen di Islandia. Seperti dilansir Panditfootball, dinasti yang bermula dari sosok Arnor Gudjohnsen tersebut merupakan keluarga mendedikasikan hidup di atas lapangan hijau.
Mereka tak mengikuti aturan penamaan setempat dengan tetap mempertahankan nama belakang Gudjohnsen. Baik ayah, anak, maupun cucu tetap menggunakan nama Gudjohnsen, berlawanan dengan aturan lokal di Islandia. Nama Gudjohnsen dalam berbagai generasi ini cuma berarti satu hal: mereka berupaya menjaga darah sepak bola di keluarga mereka.
Arnor Gudjohnsen adalah legenda Islandia saat sepak bola di negara mereka belum setenar sekarang. Ia merupakan salah satu pemain pertama Islandia yang mampu bermain di liga besar Eropa. Bapak kelahiran 30 April 1961 tersebut tercatat 73 kali membela tim nasional, salah satu yang terbanyak dalam sejarah Islandia.
Bakat Arnor mengalir ke anaknya, Eidur. Eidur Gudjohnsen bahkan sanggup melampaui pamor ayahnya. Eidur, yang berposisi sebagai penyerang, pernah meraih Premier League bersama Chelsea dan menjadi bagian dari Barcelona versi Pep Guardiola yang meraih sextuple winner pada 2008/09. Eidur mengakhiri karier sebagai top skorer sepanjang masa timnas Islandia.
Yang istimewa, ayah-anak ini pernah bermain dalam satu pertandingan timnas yang sama. Ya, debut Eidur bersama timnas Islandia yang terjadi pada 24 April 1996 dilakukannya dengan menggantikan ayahnya sendiri saat menghadapi Estonia.
Presiden federasi Islandia saat itu, Egger Magnusson, berencana menciptakan sejarah dengan menjadi timnas pertama yang diperkuat ayah-anak secara bersamaan. Perintahnya kepada pelatih Logi Olafsson adalah memainkan keduanya bersamaan di negeri sendiri, yakni saat hendak melawan Makedonia dua bulan setelah debut Eidur.
Hanya saja, takdir berkata lain. Eidur mengalami patah pergelangan kaki saat bermain untuk timnas junior dan harus absen selama dua tahun. Ketika ia pulih dan kembali masuk ke skuad timnas, sang ayah sudah pensiun. Saat ini, Eidur juga sudah pensiun. Ia menjalani laga terakhirnya kala Islandia dikalahkan Perancis di perempat final Euro 2016 lalu.
Dinasti mereka tentu terus berlanjut. Adik tiri Eidur, Arnor Jr, bergabung dengan akademi Swansea pada 2017 dalam usia 16 tahun. Eidur sendiri punya tiga putra, yang tidak lain adalah cucu Arnor. Ketiga anaknya juga berkarier sepak bola.
Putra sulungnya, Sveinn Aron Gudjohnsen, kini berusia 20 tahun dan bermain untuk Spezia di Serie B, serta telah memperkuat timnas Islandia U-19. Putra keduanya, Andri Lucas Gudjohnsen, baru berusia 16 tahun dan direkrut akademi Real Madrid pada musim panas lalu. Putra bungsunya, Daniel Gudjohnsen, juga telah bergabung akademi Madrid dalam usia 12 tahun.
Jadi, kita masih akan menemukan Gudjohnsen-Gudjhnsen lainnya di masa depan …