Musim 2023/24 barangkali akan menjadi musim yang luar biasa bagi Liverpool asuhan Jurgen Klopp. Bahkan, beberapa kali, Liverpool kerap memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Klub yang bermarkas di Anfield ini seakan tengah membalaskan dendam yang terpendam sejak musim lalu. Ya, musim lalu jadi salah satu musim terburuk Liverpool di era Jurgen Klopp.
Pelatih asal Jerman itu bahkan gagal membawa The Reds berlaga di Liga Champions, meski musim-musim sebelumnya mereka adalah penghuni tetap kompetisi tersebut. Nah musim ini tampaknya bakal jadi kebangkitan mereka. Bak ketapel, tak ada salahnya mengambil langkah mundur, untuk melaju lebih kencang di kemudian hari.
Jurgen Klopp lagi-lagi jadi otak di balik ini semua. Pelatih yang tak bisa dipisahkan dari topinya itu telah dikenal sebagai “Sang Messiah” bagi jutaan penggemar Liverpool di berbagai belahan dunia. Namun, sebelum jadi kesayangan publik Liverpool, Klopp sudah lebih dulu membangun sepak bola yang menggetarkan dunia bersama Borussia Dortmund. Lantas, bagaimana kisahnya?
Daftar Isi
Sebelum ke Dortmund
Mengawali karir sebagai pesepakbola profesional, tak sulit bagi Jurgen Klopp untuk beralih profesi menjadi pelatih. Apalagi semasa masih jadi pemain, ia sudah nyambi sebagai pelatih tim junior di Eintracht Frankfurt. Masa-masa itu ia kerjakan sambil menjadi pemain di klub amatir bernama Vik. Sindlingen.
Nah, setelah pensiun pada tahun 2001 barulah Jurgen Klopp menjajal kehidupan sebagai pelatih utama sebuah klub sepakbola profesional. Mainz, klub terakhirnya sebagai pemain memberikan pengalaman berharga itu. Bersama Mainz, Jurgen Klopp membangun reputasi sebagai pelatih muda potensial di Jerman.
Berbekal pengalaman di Frankfurt dan ijazah dari sekolah kepelatihan paling apik di Jerman, yakni Hennes Weisweiler Academy, Jurgen Klopp jadi pelatih yang memperbaiki performa Mainz kala itu. Di tangan Klopp, Mainz jadi tim papan atas 2.Bundesliga. Sayangnya, selama tujuh tahun melatih, Klopp tak mampu membawa Mainz naik kasta ke Bundesliga.
Membantu Dortmund Bangkit
Meski begitu, Jurgen Klopp jadi pribadi yang begitu dicintai oleh publik Mainz. Raut wajah sedih pun mulai terpancar di tribun saat mengetahui kalau bakat Jurgen Klopp telah menarik banyak klub. Klopp dinilai sebagai pelatih yang visioner. Beberapa klub melihat kalau dirinya bisa diandalkan untuk membangun kembali sebuah tim.
Singkat cerita, fans akhirnya harus rela melepas kepergian Jurgen Klopp kala Borussia Dortmund datang pada tahun 2008. Di tahun tersebut, Borussia Dortmund memang tengah membutuhkan pertolongan. Kondisi tim sedang tidak karuan. Krisis identitas sampai krisis keuangan sedang jadi masalah yang harus diselesaikan oleh Dortmund.
Saking bobroknya, kalian pasti ingat ketika Borussia Dortmund kesulitan membayar gaji pemain karena terlilit hutang. CEO Dortmund kala itu, Hans-Joachim Watzke bahkan hampir mengumumkan kebangkrutan klub. Kalau saja itu terjadi mereka akan terlempar dari Bundesliga dan berakhir di liga amatir.
Melihat kondisi ini, Bayern Munchen sampai turun tangan untuk membantu keuangan Dortmund pada tahun 2004. Semua itu dilakukan demi memperpanjang nafas rivalnya agar tetap bertahan di kasta tertinggi. Bayangkan, seamburadul itu kondisi Dortmund sebelum kedatangan Jurgen Klopp.
Nah, keberadaan Klopp diharapkan bisa memperbaiki itu. Setidaknya petinggi Borussia Dortmund berharap kalau Klopp bisa membersihkan nama baik klub di sektor sepak bolanya dulu. Pada hari-hari pertamanya di ruang ganti Dortmund, Klopp dengan penuh semangat memperkenalkan revolusi permainannya kepada anak asuhnya.
Hal itu perlu ia lakukan karena sebelum kedatangannya, mental pemain Die Borussen hancur berkeping-keping. Musim 2007/08, saat ditukangi Thomas Doll, Dortmund hanya finis di urutan ke-13 di Bundesliga.
Klopp rela menghabiskan waktu lebih banyak di kantornya untuk melakukan sesi empat mata dengan para pemainnya saat itu. Ia ingin memperbaiki semua yang ada tapi dengan cara yang lebih kekeluargaan. Dia dikenal sebagai ‘Menschenfänger’, atau seorang manajer yang membangun hubungan baik dengan dewan, penggemar, rekan, staf pelatih, dan pemain.
Mengubah Sudut Pandang klub
Selain itu, Jurgen Klopp juga mulai memakai pemain muda dan mendidik mereka agar menjadi pemain bintang daripada harus membeli pemain yang sudah matang. Pelatih yang kini menukangi Liverpool itu berani memangkas generasi pemain yang dinilai sudah tak berkontribusi pada tim, dan menggantinya dengan pemain muda yang fresh.
Di bursa transfer pun demikian, Jurgen Klopp lebih memilih membeli pemain setengah jadi atau pemain-pemain muda berbakat untuk seterusnya dikembangkan menjadi pemain hebat. Klopp tak mau di kemudian hari, Dortmund hanya berorientasi pada prestasi dan kepopuleran saja. Ia ingin membangun Die Borussen sebagai tim yang bisa menciptakan talenta dan uang yang banyak dari pemain tersebut.
Di musim 2008/09, Klopp berani mempromosikan dan mendatangkan pemain-pemain muda yang dinilai memiliki potensi besar seperti Matts Hummels, Neven Subotic, Marcel Schmelzer, Nuri Sahin, dan Kevin-Prince Boateng. Nama-nama itu masih berusia di bawah 23 tahun kala diberikan kesempatan oleh Klopp.
Perlahan namun pasti, Borussia Dortmund mulai kembali ke jalan yang benar. Di musim tersebut, dengan kombinasi pemain muda dan pemain senior racikan Jurgen Klopp, Borussia Dortmund bisa kembali bersaing di papan atas. Meski tak menghasilkan trofi, Die Borussen finis posisi enam Bundesliga musim 2008/09.
Klopp Menggusur Munchen dari Tahta
Musim 2008/09 bisa dibilang sebagai musim percobaan bagi Jurgen Klopp. Borussia Dortmund racikannya belum selesai. Pelatih asal Jerman itu membutuhkan beberapa waktu lagi untuk menyempurnakannya. Kombinasi antara kesabaran klub dan dedikasi Jurgen Klopp pun kian kuat di musim-musim berikutnya.
Semusim setelahnya, Klopp sukses membawa Dortmund tampil di ajang Europa League setelah finis di posisi lima klasemen. Ini jadi prestasi yang disambut baik lantaran mereka sudah lama absen dari kompetisi Eropa. Kisah manis Klopp di Signal Iduna Park pun berlanjut pada musim 2010/11.
Sebelum kompetisi dimulai, Dortmund sukses mendaratkan pemain-pemain yang akan menjadi kunci permainan. Lagi-lagi Klopp mengandalkan paham baru, yakni mendatangkan pemain-pemain kurang terkenal, tapi memiliki potensi yang luar biasa untuk memperkuat tim. Pemain yang didatangkan diantaranya Robert Lewandowski, Shinji Kagawa, serta Łukasz Piszczek.
Nama-nama itu kini akrab di telinga para penikmat sepakbola. Tapi, sebelum itu siapa yang mengenal Piszczek? Yang ada pada tahunya piscok, alias pisang coklat. Ketiga nama tersebut seakan melengkapi skuad Jurgen Klopp. Berpadu dengan pemain-pemain jempolan lain macam Mario Gotze, Mats Hummels dan Woman Weidenfeller. Die Borussen sukses meraih 14 kemenangan dari 17 pertandingan di paruh pertama musim 2010/11.
Di paruh kedua, meski beberapa kali terpeleset, Dortmund asuhan Jurgen Klopp menggila dengan hanya menelan tiga kekalahan saja, dari Hoffenheim, Borussia Monchengladbach, dan Werder Bremen. Sisanya, Dortmund tak terkalahkan. Gelar juara Bundesliga dipastikan usai mengalahkan FC Nurnberg 2-0.
Die Borussen bahkan menjuarai Bundesliga musim 2010/11 dengan mengumpulkan 75 poin. Selisih tujuh poin dengan peringkat dua, Bayer Leverkusen. Kemenangan ini sekaligus menggusur dominasi Bayern Munchen yang telah menjuarai kompetisi sebanyak empat kali dalam enam tahun terakhir.
Sepakbola Ala Jurgen Klopp
Lantas bagaimana cara Jurgen Klopp memainkan sepakbola yang lebih baik dari Bayern Munchen? Padahal kala itu The Bavarian sedang berada di bawah asuhan pelatih kawakan asal Belanda, Louis Van Gaal. Di atas kertas, kualitas pemain Bayern memang jauh di atas Dortmund. Namun, Klopp menutupi kekurangan tim dengan menampilkan permainan sepakbola bertempo tinggi dan organisasi yang baik.
Intensitas tinggi yang dimaksud adalah sepakbola yang mengedepankan kecepatan perpindahan bola dari kaki ke kaki dan mengcover semua area bermain lawan untuk menjalankan skema pressing tinggi. Skema ini sering disebut gegenpressing, atau Heavy Metal Football khas Jurgen Klopp.
Di tahun 2010-an, jika anda menggunakan istilah “Gegenpressing”, orang-orang di luar Jerman tidak akan mengerti. Itu karena istilah dan pola permainan ini masih jarang diaplikasikan di luar Jerman. Secara sederhananya, skema sepakbola yang dimainkan Jurgen Klopp kala itu adalah merebut bola secepat mungkin setelah timnya kehilangan bola.
Klopp bahkan menargetkan timnya untuk segera melakukan serangan setelah merebut bola. Dalam hal ini tim Jurgen Klopp harus memiliki transisi yang sangat baik. Sang pelatih bahkan terkadang meminta timnya untuk mencetak gol atau setidaknya peluang dalam waktu sepuluh detik pasca mendapatkan bola.
Dortmund asuhan Jurgen Klopp adalah tim yang bersifat vertikal. Mereka lebih memilih menyerang secara langsung dan fokus untuk menembus sepertiga akhir area lawan secepat mungkin baik dengan gegenpressing atau dengan serangan balik cepat yang sistematis. Jadi, penguasaan bola bukan inti utama dari permainannya.
Sebetulnya, permainan ini sebelas dua belas dengan apa yang dilakukan Pep Guardiola di Barcelona. Bedanya, ketika skuad asuhan Pep mendapatkan bola, mereka akan memainkan umpan-umpan sederhana untuk kembali memenangkan persentase penguasaan bola. Baru membangun serangan lagi dari bawah.
Prestasi Lain
Dengan gaya bermain seperti itu, revolusi Klopp bersama Dortmund sudah terlihat jelas. Jurgen Klopp pun mengulangi kesuksesan di musim selanjutnya. Di musim 2011/12, Borussia Dortmund kembali menjuarai Bundesliga. Kali ini dengan mengumpulkan 81 poin dengan selisih delapan poin dari Bayern Munchen yang keluar sebagai runner up.
Musim tersebut bahkan Jurgen Klopp berhasil mengawinkan gelar Bundesliga dan DFB-Pokal. Itu jadi suatu pencapaian yang jarang dilakukan oleh Dortmund. Setelah dua tahun yang luar biasa itu, Borussia Dortmund langsung jadi bahan perbincangan.
Meski setelah itu Klopp gagal membawa Dortmund berjaya lagi, namanya mulai harum di Eropa bahkan dunia. Jadi tak heran apabila banyak klub top Eropa yang menggodanya untuk hengkang dari Dortmund.
Jadi Warisan Berharga Bagi Dortmund
Usai menghadirkan dua Piala Super Cup Jerman pada musim 2013/14 dan 2014/15, Jurgen Klopp akhirnya hengkang dari Signal Iduna Park untuk menerima pinangan klub Inggris, Liverpool. Ini jadi momen paling mengharukan bagi seluruh The Yellow Wall. Mereka seakan belum siap kehilangan sosok semenyenangkan dirinya.
Namun, sang pelatih merasa kalau tahun 2015 jadi tahun yang pas untuk membiarkan Dortmund berdiri di atas kaki sendiri. Seluruh prestasi dan sistem yang dia bangun selama kurang lebih tujuh tahun dirasa sudah cukup untuk kelangsungan hidup klub. Dengan sistem yang telah dibangun, Dortmund kini dikenal sebagai salah satu tim dengan struktur dan organisasi yang paling dikagumi di Eropa.
Hal ini beriringan dengan mereka yang terus mengembangkan bintang-bintang muda yang tumbuh menjadi pemain kelas dunia. Tentu kalian sudah tahu kalau pemain-pemain seperti Antonio Rudiger, Ilkay Gundogan, Ousmane Dembele, hingga Erling Haaland merupakan pemain hasil proyek ini. Jadi, bisa dibilang Die Borussen yang kita lihat sekarang adalah peninggalan paling berharga dari seorang Jurgen Klopp.
Sumber: These Football Times, BTL, Goal, Bundesliga, First Touch