Jan Koller, Penyerang yang Jadi Kiper Terbaik Bundesliga

spot_img

Hanya sedikit pemain bertinggi di atas dua meter yang bisa diingat football lovers. Ada Nikola Zigic si penyerang Valencia dan Birmingham, Costel Pantilimon yang jadi kiper cadangan Manchester City, hingga Peter Crouch yang bisa mencetak lebih dari seratus gol di Premier League.

Bagi penggemar sepak bola era 2000-an, nama Jan Koller tentu tak asing. Ia bertinggi 202 cm, sangat mencolok bila sedang beraksi di lapangan hijau. Para pengguna gim konsol selalu memanfaatkannya untuk menerima umpan silang dan umpan lambung.

Koller bukan penyerang sembarangan. Kariernya dimulai saat dirinya meniti karier di Sparta Praha pada 1994. Meski sempat bermain sebagai penjaga gawang semasa junior, ia akhirnya mentas sebagai seorang ujung tombak. Alih-alih melindungi gawang, Koller memilih bermain sebagai pembobol gawang lawan. Di Sparta Praha, ketajamannya tak muncul dan terpaksa dijual ke klub kecil Belgia, Lokeren.

Ia menemukan performa di Lokeren. Ia lansung menjadi top scorer Liga Belgia di musim pertamanya. Selama tiga musim, Koller mencetak 43 gol dalam 97 laga. Raksasa Belgia, Anderlecht lalu memboyongnya. Koller terus bersinar di sana. Ia memenangi sepatu emas Belgia pada 2000. Dalam kurun 1999 hingga 2001, ia mencetak 42 gol dalam 62 laga.

Borussia Dortmund yang masih punya kekuatan finansial pun tak ragu mendaratkannya. Musim pertamanya di Signal Iduna Park berjalan mulus dengan Die Borussen mencaplok titel Bundesliga berkat kontribusi 11 gol Koller. Di musim berikutnya, ia lalu membawa Dortmund menuju final Piala UEFA (kini Europa League).

Di musim berikutnya, Koller mengenang kembali masa kecilnya sebagai kiper. Latihannya menjadi penjaga gawang sedikit berguna pada pekan 12 Bundesliga. Tak tanggung-tanggung, ia saat itu menghadapi rival kesumat Bayern Munich.

Ia sebenarnya sudah mencetak satu gol di menit ke-delapan, tapi terpaksa berganti posisi di menit 67. Kiper Jens Lehmann mendapat kartu merah akibat protes berlebihan terhadap wasit saat insiden gol kedua Bayern. Dalam keadaan tertinggal 1-2 dan sudah menggunakan tiga pergantian pemain, Koller berlari ke tepi lapangan untuk meminta jersey Lehmann.

Tak seperti Harry Kane yang membuat blunder menghadapi tendangan bebas Asteras Tripolis, atau lompatan canggung Rio Ferdinand menghadapi penalti Sulley Muntari, Koller terlihat sangat percaya diri mengenakan sarung tangan. Bisa jadi, ia sedang bahagia bernostalgia menjadi kiper.

Dalam sisa 23 menit, Koller berhasil mengamankan situasi one-on-one, memeluk tendangan keras Michael Ballack dari ujung kotak penalti, hingga memotong umpan silang Bixente Lizarazu. Ditambah dengan aksi overlap-nya kala Dortmund mendapat tendangan sudut, Koller berhasil membuat laga tersebut sebagai laga paling menarik sepanjang sejarah Bundesliga.

Dengan beberapa save yang terlihat seperti seorang kiper betulan, Koller mendapat pujian dari khalayak. Harian Kickers lantas mengganjar Koller sebagai kiper terbaik Bundesliga pekan itu. Koller sebagai  kiper akan diingat sebagai salah satu aksi pemain outfield terbaik kala bertindak sebagai kiper.

Koller mengakhiri karier pada 2011 bersama Cannes di divisi dua Liga Perancis. Di Timnas Republik Ceska, ia menutup lembaran dengan koleksi  55 gol dalam 91 penampilan, sebuah catatan yang hingga kini menjadi rekor sepanjang masa…

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru