Gabriel Omar Batistuta atau yang lebih dikenal dengan Gabriel Batistuta merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Argentina.
Dirinya disebut sebagai mesin gol terhebat yang pernah bermain untuk tim tango. Jika menilik pada para legenda sepak bola Argentina, Batistuta menjadi sosok paling unggul.
Dalam 78 penampilannya bersama Tim Tango, Batistuta berhasil menyarangkan 56 gol. Sementara Hernan Crespo hanya mampu mencetak 35 gol dari 64 penampilannya. Bahkan, sang dewa sepak bola, Diego Maradona, hanya sukses menyarangkan 34 gol dalam 91 pertandingan.
Batistuta lahir pada 1 Februari 1969 di Avellaneda, Argentina. Sejak kecil, Batistuta menjadi bocah yang gemar melakukan hobi yang tidak biasa. Dirinya senang berkuda dan melakukan berbagai gerakan akrobatik.
Batistuta kecil tak terlalu menunjukkan minatnya terhadap olahraga. Dirinya lebih tertarik pada bidang akademik seperti sains. Ia bercita-cita menjadi seorang dokter, bukan olahragawan, apalagi pesepakbola.
Namun pada saat itu, Batistuta mulai menunjukkan minat nya terhadap olahraga. Tapi, bukan sepak bola, melainkan bola basket. Dirinya sering menghabiskan waktu untuk berolahraga dengan bermain basket.
Hingga pada akhirnya Piala Dunia 1978 memberi hasrat kepada seorang Batistuta untuk bermain bola. Ia mengaku ingin membela Argentina untuk bisa memenangkan trofi Piala Dunia.
Dirinya pun mulai berlatih dan tergabung dengan tim lokal.
Tampil apik, Batistuta bergabung dengan beberapa tim ternama asal Argentina, seperti River Plate hingga Boca Juniors.
Melanjutkan petualangannya ke Eropa, Batistuta tergabung dengan klub Serie A Italia, Fiorentina. Bersama La Viola, Batistuta berhasil menjadi pujaan rakyat Florence.
Dirinya benar-benar menjadi legenda klub dengan berbagai torehan gemilangnya. Tercatat, pria bertinggi 185cm itu sudah mencetak 207 gol dari 333 penampilannya bersama Fiorentina.
Penyerang yang dijuluki Batigol itu selalu tampil buas sehingga membuat seluruh lawan gentar saat berhadapan dengan tim yang dibelanya.
Setelah gagal mencapai impiannya meraih scudetto bersama Fiorentina, Batistuta memutuskan pergi dan bergabung dengan AS Roma pada tahun 2000. Biaya kepindahan sang penyerang haus gol itu mencapai 36,2 juta euro.
Di musim pertamanya bersama Roma, Batistuta sukses mewujudkan mimpinya dengan membawa Giallorossi menjuarai Serie A untuk pertama kalinya sejak 1983. Namun di tahun terakhirnya di Roma, yakni pada 2003, Batistuta dipinjamkan ke Inter Milan sebelum akhirnya gabung Al-Arabi.
Di Al Arabi, Batistuta memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu musim, yaitu dengan torehan 25 gol. Rekor sebelumnya dipegang oleh legenda Qatar Mansour Muftah.
Setelah pensiun dan sempat hilang dari peredaran, Batistuta kembali muncul. Bukan bercerita tentang kisah luar biasanya, Batistuta justru mengungkap kisah sedih yang mana ia sempat ingin mengamputasi kakinya pasca pensiun pada 2005 silam.
Masalah pergelangan kaki yang dia alami sempat membuatnya tak bisa berjalan dan harus menggunakan suntikan penghilang rasa sakit. Hingga dirinyapun sempat meminta dokter untuk mengamputasi kakinya.
“Aku meninggalkan sepakbola dan tidak bisa berjalan. Aku sempat bilang ke dokter untuk memotong kakiku. Aku benar-benar tidak tahan dengan rasa sakitnya,”
“Aku mengalami masalah serius dengan pergelangan kaki. Sendi tiruan dipasang untuk membantuku. Mobilitasku buruk, tapi untungnya aku tak lagi merasakan banyak kesakitan,”
Untungnya, sang dokter tidak menuruti kemauan Batigol, dan memintanya tak menyerah menjalani pengobatan.
Batigol pun mengakui jika yang dirasakan sekarang karena dulunya dia terlalu memaksakan diri bermain.
Setelah benar-benar berhenti dari dunia sepak bola, Batistuta sempat pindah ke Australia sebelum akhirnya kembali ke Argentina pada 2007. Dirinya sibuk dengan beberapa kuda yang ia rawat.
Selain itu, Batistuta juga sering menghabiskan waktu dengan bermain golf. Saat ditanya mengapa belum tertarik untuk melatih, Batistuta menjawab,
“Aku tidak suka sepak bola, itu hanya pekerjaanku.”