“Manchester City harus turun kasta dan diasingkan dari Liga Inggris.” Itulah yang diinginkan sebagian klub Premier League ketika mendengar borok Manchester City terkuak. Kini klub yang bermarkas di Etihad Stadium itu bak musuh bagi klub-klub Premier League. City bahkan sampai terancam dikeluarkan dari Liga Inggris.
Kemungkinan terburuk yang akan dialami City sebelas dua belas dengan apa yang pernah dialami Rangers beberapa tahun lalu. Rangers yang dianggap menyalahi aturan liga dijatuhi hukuman degradasi ke divisi keempat Liga Skotlandia. Meski demikian, mereka mampu bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Lantas, bagaimana kisah kebangkitan Rangers setelah ditendang dari Liga Skotlandia?
Daftar Isi
Klub Paling Sukses di Skotlandia
Sebelum jatuh ke lembah kehancuran, klub yang bermarkas di Ibrox Stadium ini dikenal klub paling sukses di Skotlandia. Rangers telah memenangkan lebih banyak gelar domestik dari klub Skotlandia mana pun. Setidaknya 55 trofi liga, 34 Piala Skotlandia dan 27 Piala Liga Skotlandia menjadi koleksi klub yang berbasis di Glasgow.
Bahkan Rangers bisa dibilang jadi salah satu klub paling sukses di dunia, apabila tolak ukurnya hanya dihitung dari jumlah raihan trofi liga domestik. Tercatat hanya Celtic yang bisa menandingi kedigdayaan Rangers di sepakbola Skotlandia. Kedua klub tersebut sudah saling sikut menjadi yang terbaik di Skotlandia sejak rampungnya Perang Dunia II.
Didirikan pada bulan Maret 1872, Rangers adalah satu dari 11 anggota asli Liga Sepak Bola Skotlandia. Yang mana tetap berada di divisi teratas secara terus menerus sampai petaka datang di musim 2011/12. Musim tersebut jadi musim yang sangat berat bagi The Teddy Bears.
Cobaan Bertubi-tubi
Musim 2011/12 mungkin jadi satu-satunya tinta merah dalam rapor kesuksesan Rangers. Setelah gagal lolos kualifikasi Liga Champions dan Liga Europa pada musim yang sama, Rangers juga harus menelan kenyataan pahit setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala Skotlandia.
Tak sampai di situ, pada Februari tahun 2012, tiba-tiba mencuat kabar kalau Rangers terlilit hutang ratusan juta pounds. Itu membuat Rangers mendapat teguran keras dari otoritas sepakbola Skotlandia. Catatan buruk itu juga yang membuat mereka mendapat sanksi pengurangan 10 poin. Akibatnya Rangers harus merelakan gelar juara diambil Celtic.
Seakan belum puas, Rangers kembali mendapat sanksi berupa diasingkan dari Scottish Premier League. Klub-klub Liga Premier Skotlandia telah memberikan suara terbanyak guna menolak Rangers bermain di kasta tertinggi. Otoritas pengelola liga pun mengkonfirmasi kalau Rangers tak lagi masuk dalam kualifikasi kesebelasan yang berhak tampil di Liga Primer Skotlandia.
Akibatnya Rangers harus rela terdegradasi dari kompetisi utama Skotlandia. Keputusan yang menarik, sebab pada klasemen akhir Liga Primer musim tersebut, Rangers finis di urutan kedua klasemen, yang mana seharusnya aman dari jerat degradasi. Rangkaian sanksi ini didasari lantaran Rangers dinyatakan tak mampu mengelola keuangan klub dengan baik.
Klub berjulukan The Gers itu tidak sanggup melunasi hutang klub yang semakin menumpuk. Opsinya hanya dua, antara melunasi hutang atau dinyatakan bangkrut. Rangers pun memilih opsi yang kedua. Operator liga menyatakan Rangers mengalami kebangkrutan.
Ternodai Oleh Manajemen Klub yang Buruk
Bangkrut, bagi klub sesukses Rangers adalah sebuah penghinaan. Lantas apa yang membuat The Teddy Bears tiba-tiba memiliki hutang yang menggunung sehingga dinyatakan bangkrut?
Semua berawal dari ketidakmampuan Sir David Murray, mantan pemilik klub yang sudah memimpin sejak 1980-an dalam mengatur keuangan. Murray memang dikenal sebagai pengusaha sukses dan kaya raya di Skotlandia. Akan tetapi, ia membangun kekayaannya bukan hanya melalui bakat dan kerja keras sebagai pengusaha, namun juga melalui utang ke bank.
Dalam filosofinya, David Murray tidak pernah khawatir untuk berhutang hingga jutaan poundsterling. Karena ia percaya hutang akan menjadi bahan bakarnya dalam meraup imbalan yang lebih besar melalui bisnisnya. Filosofi tersebut juga diterapkan di Rangers. Alhasil pada tahun 2003, hutang bersih Rangers mencapai 82 juta pounds (Rp1,5 triliun).
Pada tahun 2009, Rangers yang mengalami krisis keuangan memutuskan untuk kembali ngutang 30 juta pounds atau setara dengan Rp553 miliar kepada Lloyds Banking Group. Tagihan pajak terus membengkak hingga 50 juta pounds, termasuk bunga dan denda pada tahun 2010.
Alhasil pada mei 2011, Murray menjual klub ke ke Wavetower Limited, sebuah perusahaan yang dimiliki sendiri oleh Craig Whyte. Sebelum menjualnya ke Craig Whyte, Murray berjanji akan melunasi hutang terlebih dahulu. Tapi itu tak benar-benar terjadi, bunga dari hutangnya di Lloyds Bank semakin naik.
Total, hutang Rangers membengkak hingga 134 juta pounds (Rp2,4 triliun) dan Whyte kesulitan untuk menebus hutang tersebut. Rangers pun kembali merevitalisasi pengelolaan klub dan berganti kepemilikan ke Sevco Scotland tahun 2012. Kepemilikan ini bertahan hingga sekarang. Kini Sevco Scotland berganti nama menjadi The Rangers Football Club Ltd.
Mulai dari 0
Meski berada di bawah kepemimpinan baru, Rangers memilih untuk menjalani hukuman. Menerima pengurangan poin dan memulai kompetisi musim 2012/13 dari kasta terbawah. Manajemen yakin kalau tim bisa kembali ke kasta tertinggi tanpa harus membayar uang ratusan juta poundsterling. Karena sudah ditinggal oleh sebagian bintangnya, manajemen terpaksa membangun kembali tim dari nol.
Selama empat musim lamanya, Rangers berkompetisi di divisi bawah sepakbola Skotlandia. Perlahan namun pasti, The Teddy Bears berusaha naik dari satu divisi ke divisi yang lebih tinggi. Hingga puncaknya pada musim 2016/17, Rangers kembali ke kasta tertinggi dengan status sebagai juara divisi kedua Liga Skotlandia.
Mark Warburton yang kala itu jadi manajer dianggap sebagai sosok penting di balik The Gers menapaki tangga kesuksesan kembali ke Liga Primer Skotlandia. Rangers era Warburton bahkan hampir menjuarai Piala Liga Skotlandia musim 2015/16. Meski mengantarkan klub kembali ke kasta tertinggi, Warburton gagal menunjukkan tajinya saat menukangi Rangers di Liga Primer musim 2016/17.
Walaupun sudah kembali ke Liga Primer Skotlandia, tapi Rangers tak bisa mengembalikan kejayaannya yang dulu. Situasi sudah berubah. Celtic lah yang mendominasi. Kekuatan Rangers yang belum stabil tak mampu menandingi Celtic yang semakin kuat pasca Rangers turun kasta.
Kembali Menjuarai Liga Skotlandia
Segala cara dicoba, salah satunya menunjuk legenda Liverpool, Steven Gerrard untuk menukangi klub pada tahun 2018. Penunjukkan Gerrard terbukti tepat. Pria itu berhasil mengantarkan Rangers ke puncak kejayaan lagi.
Sang Hokage memastikan gelar Liga Skotlandia kembali jatuh ke tangan Rangers pada musim 2020/21. Rangers asuhan Gerrard menyodok Celtic di puncak dengan tanpa menelan satu pun kekalahan. Sementara Celtic yang pada Maret 2021 meraih hasil imbang kontra Dundee United, justru makin memastikan gelar Rangers tersebut.
Sebab dengan hasil itu, The Gers secara matematis tidak mungkin dikejar Celtic. Gelar pertama dalam kurun waktu 10 tahun setelah hukuman degradasi ke divisi keempat, membuat fans Rangers sangat bergembira.
Sumber: Express, Sky Sport, The Guardian, BRfootball, CNN