Dunia per-jersei-an sedang tidak baik-baik saja. Seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak muncul desain, corak, hingga kombinasi warna baru yang tak jarang menimbulkan pro dan kontra di kalangan fans.
Seperti yang baru-baru ini tengah menjadi perbincangan panas di Inggris. Disamping kabar Kate Middleton yang akhirnya muncul kembali ke publik, negeri Tiga Singa juga sedang disibukkan dengan polemik jersei The Three Lions.
Seperti halnya negara lain, termasuk Indonesia, timnas Inggris juga baru saja memperkenalkan jersei baru mereka yang nantinya akan dipakai di Euro 2024. Sepintas, tidak ada yang aneh dengan jersei buatan Nike tersebut.
Seragam kandang The Three Lions tersebut tetap mengusung warna tradisional putih yang dikombinasikan dengan warna biru tua di bagian leher dan lengan. Nah, yang jadi masalah adalah perubahan warna pada lambang St. George’s Cross yang terletak di belakang kerah.
St. George’s Cross yang juga jadi lambang bendera Inggris harusnya berwarna merah dan memiliki background putih. Namun, pada jersei kandang terbaru The Three Lions, Nike mengubah warna St. George’s Cross menjadi gradasi biru, merah, dan ungu. Sontak saja, detail kecil tersebut menimbulkan polemik, sebab beberapa pihak mengaitkannya dengan simbol propaganda kaum pelangi.
Fans Inggris pun terpecah menjadi dua kubu. Namun, jauh lebih banyak pihak yang kontra bahkan mengecam tindakan Nike dan FA. Perdana Menteri Rishi Sunak bahkan telah memperingatkan Nike agar tidak bermain-main dengan bendera nasional.
Federasi Sepak Bola Inggris kemudian buka suara. Mereka menyatakan kalau sejumlah elemen desain pada seragam kandang terbaru The Three Lions dimaksudkan sebagai penghormatan kepada tim pemenang Piala Dunia 1966. FA juga tak berniat menarik kembali jersei anyar timnas Inggris tersebut.
Daftar Isi
Jersei Kandang Spanyol Piala Dunia 2018
Inggris bukanlah negara pertama yang desain jersei-nya menimbulkan polemik. Spanyol pada Piala Dunia 2018 juga pernah mengalami pengalaman serupa. Para kritikus menilai kalau warna seragam timnas Spanyol tersebut terlihat lebih mirip dengan warna bendera Republik Spanyol Kedua ketimbang bendera Spanyol saat ini.
Warna bendera Spanyol hanyalah merah dan kuning. Sementara warna bendera Republik Spanyol Kedua adalah merah, kuning, dan ungu.
Republik Spanyol Kedua sendiri merupakan bentuk pemerintahan yang berkuasa di Spanyol dari tahun 1931 hingga 1939. Ini adalah masa di mana perang sudara di Spanyol pecah hingga akhirnya mengantarkan sang diktator Francisco Franco berkuasa.
Federasi Sepak Bola Spanyol dan Adidas selaku desainer menyangkal kalau jersei tersebut memiliki konotasi politik. Penambahan warna biru pada corak yang terdapat pada seragam kandang La Furia Roja terinspirasi dari jersei Piala Dunia 1994.
Namun, pihak-pihak yang kontra menilai warna tersebut lebih terlihat mirip dengan warna ungu yang menyerupai bendera Republik Spanyol Kedua. Serupa dengan Inggris, Spanyol juga memutuskan untuk tidak merevisi desain jersei tersebut.
Sulit memang mengubah desain sebuah jersei ketika sudah dirilis. Namun, dalam sejarahnya ada beberapa jersei yang desainnya direvisi bahkan tak lagi dipakai setelah diprotes oleh fans. Apa saja? Berikut daftarnya.
Jersei Kamerun 2002 dan 2004
Yang pertama adalah jersei timnas Kamerun. Tak hanya sekali jersei The Indomitable Lions menimbulkan kontroversi. Dan, bukan fans lagi yang melayangkan protes, tetapi langsung sang raja terakhir, FIFA.
Yang pertama terjadi di tahun 2002. Saat itu, Kamerun mengenakan jersei tanpa lengan yang terlihat seperti seragam pemain basket. Pada awalnya, mereka mengenakan seragam tersebut saat memenangi Piala Afrika 2002.
Karena diaggap membawa keberuntungan, Kamerun membawa jersei tersebut ke Piala Dunia 2002. Tak seperti CAF yang memperbolehkan, FIFA mempermasalahkan desain jersei tersebut. Induk sepak bola dunia tersebut bahkan mengancam akan mencoret Kamerun dari Piala Dunia 2002.
Tak mau kalah, Puma selaku produsen mengakalinya dengan menambahkan bahan berwarna hitam di bagian lengan. Hasilnya, jersei tersebut terlihat kembali seperti seragam sepak bola.
Dua tahun setelah itu, Kamerun kembali berinovasi. Kali ini jauh lebih nyeleneh. Pada gelaran Piala Afrika 2004, Kamerun mengenakan seragam berdesain “onesie”, yakni atasan dan celana menyatu dalam satu jahitan yang sama.
Sontak saja, FIFA kembali geram. Kali ini lebih serius. FIFA menjatuhkan denda dan mengancam akan mengurangi poin Kamerun di kualifikasi Piala Dunia 2006. Meski Puma selaku produsen sempat menggugat, tetapi timnas Kamerun akhirnya mengalah dan tak lagi memakai jersei tersebut. Yang jadi pertanyaan, bagaimana cara pemain timnas Kamerun memakai seragam tersebut?
Jersei Tandang Fiorentina musim 1992/1993
Berbicara soal jersei kontroversial, tak afdol rasanya jika tidak membicarakan salah satu jersei paling kontroversial dalam sejarah. Bahkan, jersei ini konon jadi salah satu yang paling dilarang. Jersei tersebut adalah jersei tandang Fiorentina di musim 1992/1993.
Jersei tersebut memiliki warna dasar putih dengan sepertiga bagian atas dan bagian bahu dihias dengan sebuah pola berwarna ungu. Pada awal perilisannya, jersei tersebut tidak menimbulkan reaksi negatif. Fiorentina bahkan tercatat telah memakai jersei tersebut dalam 4 pertandingan.
Akan tetapi, fans dan pihak klub lama-lama menyadari kalau pola yang terdapat pada bagian atas jersei tersebut menimbulkan interpretasi negatif. Jika diperhatikan dengan seksama, pola tersebut terlihat mirip dengan swastika yang identik dengan lambang nazi. Temuan ini pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 1992 dan dengan cepat menimbulkan reaksi kemarahan dan kecaman dari para fans.
Fiorentina beserta Lotto sebagai desainer kemudian mencoba meluruskan kalau insiden tersebut hanyalah kebetulan belaka. Namun para akhirnya, Fiorentina memutuskan untuk tak lagi memakai jersei tersebut dan menggantinya dengan jersei tandang berwarna putih polos di sisa musim.
Konon, jersei kontroversial tersebut juga dihancurkan setelahnya. Pihak Lotto juga memutuskan untuk menghentikan penjualan jersei tersebut. Dan, jika ada pihak yang masih memiliki jersei tersebut, bisa dipastikan ia memiliki salah satu jersei paling langka di dunia.
Jersei Tandang Manchester United 1995/1996
Kisah serupa juga dialami Manchester United di musim 1995/1996. Di musim tersebut, Setan Merah memperkenalkan jersei tandang berwarna abu-abu. Ini menjadi salah satu jersei paling ikonik dalam sejarah Manchester United. Namun, jersei buatan Umbro tersebut menimbulkan masalah.
Kisah puncaknya terjadi pada April 1996 saat MU bertandang ke markas Southampton. Tertinggal 3-0 di babak pertama, para pemain MU kemudian mengganti jersei mereka di babak kedua. Laga yang berakhir 3-1 untuk kekalahan MU tersebut jadi kali terakhir mereka mengenakan jersei kontroversial tersebut.
Banyak pihak menduga kalau keputusan untuk tak lagi memakai jersei tersebut karena alasan buang sial. Pasalnya, dalam 5 pertandingan dengan balutan jersei berwarna abu-abu tersebut, MU tercatat menelan 4 kekalahan. Namun, selain karena Sir Alex Ferguson sangat membenci dan menolak jersei tersebut, ternyata ada alasan sains di belakangnya.
Berdasarkan pengakuan Gery Neville, Sir Alex mempekerjakan seorang profesor ahli penglihatan dari Universitas Liverpool. Setelah diteliti, seragam berwarna abu-abu tersebut berbaur dengan kerumunan yang membuat para pemain sulit untuk melihat rekam setimnya.
Itulah alasan logis mengapa MU pada saat itu lebih banyak kalah saat mengenakan jersei tandang berwarna abu-abu.
Jersei Eropa Athletic Bilbao 2004/2005
Menyebrang ke Spanyol, Athletic Bilbao juga pernah punya jersei kontroversial. Di musim 2004/2005, Bilbao merekrut seorang seniman lokal bernama Dario Urzay untuk mendesain jersei khusus yang akan mereka pakai untuk kompetisi UEFA Cup. Langkah ini dimaksudkan sebagai perayaan keberhasilan Athletic Bilbao lolos kembali ke kompetisi Eropa setelah absen sejak 1998.
Akan tetapi, entah apa yang ada dalam benak Dario Urzay. Ia mengganti pola klasik merah putih khas Bilbao dengan sebuah pola aneh yang mirip dengan saus. Katanya, pola tersebut terinspirasi dari cipratan darah.
Hasilnya, para fans tidak senang. Protes keras pun dilayangkan. Karena respon yang teramat negatif, klub akhirnya membatalkan jersei tersebut dan batal memakainya di laga resmi. Bilbao bahkan hanya sempat mengenakannya di sebuah laga persahabatan.
Jersei Cardiff City 2012-2015
Kasus yang lebih parah dialami oleh klub asal Wales, Cardiff City. Pada musim 2012, konsorsium anyar asal Malaysia pimpinan Vincent Tan berjanji akan menginvestasikan £100 juta untuk menambah kapasitas stadion dan membangun tempat latihan baru, asalkan mereka diizinkan untuk me-rebranding Cardiff City.
Pada awalnya, rencana tersebut mendapat tentangan keras dari kelompok suporter. Namun pada akhirnya, Vincent Tan tetap mengubah warna jersei Cardiff City dari biru menjadi merah. Ini jadi kali pertama Cardiff City tak memakai jersei berwarna biru sejak musim 1908.
Tak hanya warna jersei, Vincent Tan juga mengubah lambang Cardiff City. Burung biru yang sudah jadi ikon bahkan julukan dari Cardiff City direduksi hanya menjadi sebuah elemen kecil. Sementara Naga Welsh jadi lambang baru Cardiff City.
Langkah tersebut jelas memicu kemarahan. Namun, demo yang berkali-kali dilakukan oleh fans baru membuahkan hasil 3 tahun kemudian. Pada 9 Januari 2015, Vincent Tan mengembalikan warna seragam kandang Cardiff City menjadi biru. Kemudian, pada bulan Maret, burung biru dikembalikan sebagai lambang utama Cardiff City.
Jersei ketiga Puma musim 2021/2022
Masih berkaitan dengan lambang klub. Pada musim 2021/2022, Puma pernah membuat marah para penggemar dari klub-klub besar Eropa karena desain jersei ketiga yang kontroversial.
AC Milan, Borussia Mönchengladbach, Borussia Dortmund, Fenerbahçe, Krasnodar, Manchester City, Marseille, PSV, Shakhtar Donetsk, Rennes, dan Valencia jadi korbannya.
Bagaimana tidak marah, Puma menghilangkan logo klub dan menggantinya dengan dengan sebuah kotak yang berisi nama tim tersebut. Selain itu, desain jersei-nya pun mirip, bahkan tidak ada perbedaan siginifikan antara tim satu dengan lainnya.
Terlepas dari protes keras yang dilayangkan, jersei tersebut tetap dipakai di sepanjang musim 2021/2022. Akan tetapi, khusus untuk Borussia Dortmund, penyelesainnya sedikit berbeda.
Setelah mendapat reaksi keras dari para fansnya, khususnya The Yellow Wall, Dortmund dan Puma akhirnya merivisi jersei ketiga tersebut dengan menampilkan kembali logo klub.
Referensi: Sky Sports, BBC, Givemesport, The Guardian, Goal, Talksport.