Adios, Xavi Hernandez. Mungkin antara rasa sedih dan dongkol yang kini dirasakan publik Catalan. Mereka kini ditinggal begitu saja oleh pelatih kesayangannya itu di akhir musim. Xavi seakan menyerah dengan keadaan. Xavi cemen, tak berani keluar dari tekanan. Memang, gelar La Liga dan Supercopa Espana telah diraih. Namun, pengabdian Xavi selama ini di Camp Nou juga banyak tinggalkan noda. Termasuk dalam perekrutan pemain.
Xavi announces that he will leave Barcelona at the end of the season 😱 pic.twitter.com/APPCoXxQSH
— B/R Football (@brfootball) January 27, 2024
Daftar Isi
Adama Traore
November 2021, Xavi kembali ke Camp Nou dengan penuh harapan besar dari publik Catalan. Namun, beban harapan itu tak mudah. Xavi harus membereskan PR seabrek peninggalan Koeman. Salah satu PR yang Xavi kerjakan di awal adalah perekrutan pemain. Pemain Wolverhampton Wanderers, Adama Traore jadi salah satu perekrutan awal Xavi di Barcelona.
“Kembalinya si anak hilang” menjadi tajuk perekrutan penyerang sayap yang identik dengan minyak di badanya itu. Lulusan La Masia itu dipinjam Blaugrana dengan opsi penebusan secara permanen di akhir musim.
Adama Traore has as many assists in his first two Barcelona games as he had in his last two Premier League seasons 🎯 pic.twitter.com/PhzlnL6eZw
— ESPN FC (@ESPNFC) February 14, 2022
Momen ketika Traore kecil yang sempat dilatih Xavi di Camp Nou memunculkan nostalgia tersendiri di awal perekrutannya. Kini Traore tumbuh menjadi pria bertubuh kekar yang diharapkan Xavi jadi alternatif serangan lewat sayap.
Awalnya, reuni Traore berjalan mulus dengan dua asis di dua laga awalnya. Namun, pada periode Maret 2022, entah kenapa ia banyak di parkir oleh Xavi. Xavi lebih percaya menaruh Ousmane Dembele dan Ferran Torres di posisi penyerang kanan.
Usut punya usut, lama-kelamaan Xavi menilai bahwa Adama Traore hanya lebih baik dalam skema serangan balik, bukan penguasaan bola. Ending-nya, Xavi secara tidak langsung telah mengacaukan cerita indah reuni Traore di Barca. Empat assist di 17 laga membuatnya tak dipermanenkan Barca.
Hector Bellerin
Bek kanan adalah persoalan klasik Barcelona sejak ditinggal Dani Alves. Dari mulai pembelian Aleix Vidal hingga Nelson Semedo, performanya belum ada yang bisa memenuhi ekspektasi publik Catalan. Nah, di bawah kendali Xavi, rasa penasaran akan bek kanan itu kembali dilakukan.
Hector Bellerin adalah jawaban awalnya. Bellerin menjadi rekrutan Xavi di musim 2022/23. Setelah 11 tahun berkelana meninggalkan Barca, pemain stylish bak anak skena itu akhirnya pulang kampung. Xavi membutuhkannya untuk mengisi pos bek kanan. Maklum, ia belum punya bek kanan murni di skuadnya.
Hector Bellerín took a big salary cut to join Barcelona on Deadline Day — he rejected two proposals from Italy to complete Barça return. 🔵🔴 #FCB
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) September 10, 2022
Bellerín is now ready to make his debut as Barça player. pic.twitter.com/gVBs0x7gLD
Namun apa yang terjadi? Bellerin malah lebih banyak diparkir. Tak dipungkiri juga, riwayat cedera Bellerin sering mengganggunya di awal ia datang ke Camp Nou. Sekalipun telah pulih, performanya belum kembali seperti semula. Di sisi lain, Xavi ternyata lebih suka memakai Sergi Roberto maupun Jules Konde di bek kanan. Padahal mereka notabene bukanlah bek kanan murni.
Bayangkan, Bellerin hanya tampil 7 kali saja selama semusim. Ia juga hanya 5 kali saja jadi starter. Tak ada gol maupun assist yang ia torehkan. Itulah mengapa, Bellerin dianggap sebagai pembelian yang tak berguna oleh mantan editor olahraga Barca, Ernest Folch.
Xavi pun akhirnya menyerah pada rekrutannya itu. Sampai suatu saat Xavi menemui Bellerin dan bicara baik-baik padanya. Xavi merestui Bellerin untuk bebas memilih masa depannya, asalkan ia kembali bisa menikmati sepakbola. Pasalnya, Xavi tak ada rencana lagi untuknya di musim depan.
Dalam pertemuannya itu Xavi juga meminta maaf pada pria berkumis itu karena sering mengabaikannya. Ya, hanya enam bulan Bellerin berada di klub masa mudanya.
Marcos Alonso
Dari Giovani Van Bronchost hingga Jordi Alba. Bagaimanapun mereka adalah bek kiri terbaik yang pernah dipunyai Blaugrana. Namun sejak keduanya tak lagi di Camp Nou, publik Catalan rindu dan penasaran terhadap sosok yang bisa meneruskannya.
FC Barcelona's Marcos Alonso celebrates after scoring the 1-0 goal during the Europa League playoff 1st leg soccer match between FC Barcelona and Manchester United in Barcelona, Spain, 16 February 2023.
— EPA Images – sports photos (@epa_sport) February 16, 2023
📷 EPA/EFE/Alejandro Garcia#epaimages #UEL #BARMUN #Barca #ManU #FCB #MANUTD pic.twitter.com/1DeUKvN1Qe
Di bawah era Xavi, Barcelona mencoba membawa bek kiri yang sukses bersama Chelsea, Marcos Alonso. Ia adalah anak mantan pemain Barcelona era 80-an, Marcos Alonso Pena. Alonso awalnya dibeli untuk diproyeksikan sebagai penerus Alba. Sayangnya ketika tiba di Barcelona, Xavi malah lebih percaya Alejandro Balde.
Tanpa berniat menyindir usia Alonso, Xavi beralasan ia ingin lebih mematangkan pemuda seperti Balde guna kepentingan masa depan Barcelona. Alonso pun menyadari hal itu. Alonso legowo bahkan rela bertahan di Camp Nou pada musim berikutnya. Namun saat makin matangnya Balde, dan hadirnya bek sayap baru serba bisa, Joao Cancelo, makin runyam masa depan Marcos Alonso.
Musim ini ia sementara hanya tampil di 7 laga saja. Apalagi cedera punggung telah menggerogoti kariernya sejak Desember 2023. Mungkin, kini ia hanya menanti masa akhir kontraknya di Camp Nou hingga Juni 2024. Setelahnya, kemungkinan besar Alonso akan pergi.
Franck Kessie
Barcelona bertahun-tahun hidup dengan gelandang bertahan bernama Sergio Busquets. Bayang-bayang kejeniusannya di lini tengah Barca belum ada yang menandingi. Barca di era Xavi, awalnya ingin punya pemain yang bisa menjadi penerus Busquets.
Ada kesempatan bagi Xavi ketika mendapatkan gelandang gacor yang jadi bagian penting AC Milan raih scudetto, yakni Franck Kessie. Bahkan Barcelona tak perlu mengeluarkan biaya transfer untuk pemain Pantai Gading itu.
Namun, Kessie yang agresif dan sering cetak gol di Milan tiba-tiba sinarnya redup di Camp Nou. Suatu momen dalam laga melawan Real Madrid di semifinal Copa Del Rey musim lalu, ia diganti di menit 58. Alih-alih memberi semangat, Xavi malah menuding Kessie sebagai biang kerapuhan lini tengah Barca ketika dibantai Madrid waktu itu.
El análisis del FC Barcelona 0-4 Real Madrid, en podcast:
— Adrián Blanco (@AdrianBlanco_) April 6, 2023
📌 El plan de partido del FCB.
📌 La jugada que lo cambia todo.
📌 Modric & Kroos en el 2ºT.
📌 Karim Benzema ha vuelto.
Y lo de Camavinga vs. Raphinha, Vinícius vs. Araújo, Kessié… https://t.co/oSgXjX3rFG pic.twitter.com/WgcTftK1Oc
Sejak peristiwa itu Kessie mulai jarang diberi menit lebih oleh Xavi. Kessie pun mulai gusar. Ia merasa sudah bermain sesuai arahnya. Jelang akhir musim, Xavi menemui Kessie. Xavi blak-blakan bahwa Kessie tak lagi menjadi rencananya musim depan. Kessie tetap profesional. Ia tak mau berdebat dengan idolanya itu. Kessie pun akhirnya memilih hijrah ke Liga Arab Saudi musim ini bersama Al-Ahli.
Pablo Torre
Mengorbitkan pemain muda seperti Pedri dan Gavi di Barcelona tidaklah mudah. Butuh proses dan tentu bimbingan yang tepat. Xavi sebagai pelatih yang suka daun muda, pernah membeli pemain bernama Pablo Torre dari Racing Santander musim lalu. Xavi berharap gelandang muda ini bisa menjadi “The Next” Pedri maupun Gavi.
Musim debutnya di Barcelona, ia sempat beberapa kali dicoba oleh Xavi. Penampilannya lumayan. Golnya debutnya bahkan sangat berkesan, karena terjadi di Liga Champions melawan Viktoria Plzen. Namun, itu adalah gol satu-satunya Torre bagi Barcelona musim lalu.
#Pablo_Torre first goal for F.C Barcelona 🇪🇸Amazing goal so far😱 pic.twitter.com/AWTCr5687R
— worldfootball (@foobily) November 2, 2022
Dari permainannya, Xavi menilai perkembangan Torre tak seperti Pedri maupun Gavi. Xavi mengatakan, ia lebih sebagai penyerang lubang yang aktif membantu untuk menciptakan gol. Tipe gelandang seperti itu tak cocok di pola 4-3-3-nya. Ya, berkat ketidakcocokan itu, musim ini pemain muda itu harus rela dipinjamkan ke Girona.
Oriol Romeu
Bayang-bayang Busquets memang masih menghantui Barcelona. Barca masih belum menemukan sosok yang tepat di posisi gelandang bertahan, setelah ditinggal Busquets. Xavi yang pernah gagal dengan pembelian Kessie, musim ini mencoba untuk bereksperimen lagi membawa gelandang bertahan baru, Oriol Romeu.
Eks pemain Chelsea itu dianggap punya CV yang mumpuni sejak membela Girona. Namun, saat dinilai sampai paruh musim, Oriol tak banyak dipuji publik Catalan. Ia dianggap hanya pemain medioker yang jauh dari harapan sebagai pengganti Busquets.
Titik awal kenapa Romeu semakin tak dipercaya Xavi adalah dua blundernya yang berbuah gol bagi Antwerp ketika Barca kalah 3-2 di Liga Champions. Hal itu terbukti fatal bagi Romeu.
🇪🇸 Oriol Romeu vs Royal Antwerp:
— WhoScored.com (@WhoScored) December 13, 2023
😬 2 errors leading to goal
🌪️ 2x dribbled past
😖 4 ground duels lost
🌡️ 4.44 WS Rating
🙃 The third lowest rated performance by an outfield player in the #UCL this season… pic.twitter.com/zGHg9ay7L0
Terbukti setelah itu Xavi lebih suka memasang Frankie De Jong atau Gundogan sebagai gelandang bertahan. Termasuk di laga Supercopa Espana di Arab Saudi. Maka wajar, kalau kini mulai berhembus kencang kabar bahwa manajemen Barcelona berniat membuang gelandang plontos itu di akhir musim.
Sumber Referensi : footballespana, fcbarcelonanoticias, marca, thesun, fcbarcelonanoticias, noticiesfutbol, fcbarcelonanoticias