Tak selamanya harapan besar itu dapat terealisasi. Terkadang kenyataan memang tak seindah harapan awal. Begitu pula apa yang terjadi di tubuh Liverpool ketika mereka membeli seorang penyerang.
Kita tahu bahwa nama-nama macam Fernando Torres, Luis Suarez, Sadio Mane, maupun Mohamed Salah adalah beberapa deretan transfer penyerang Liverpool yang bisa dibilang cukup sukses. Tapi di sisi lain, ada juga kok beberapa transfer penyerang Liverpool yang awalnya dikira seperti berlian, namun ternyata…. Ah sudahlah. Siapa saja mereka?
Daftar Isi
Andy Carroll
Ada striker jangkung mirip Darwin Nunez, yakni Andy Carroll. Sebelumnya ia moncer di Newcastle dengan menorehkan 11 gol di Liga Inggris musim 2010/11. The Reds ketika itu masih dilatih Kenny Dalglish dengan sistem permainannya yang masih Kick And Rush dan butuh sosok penyerang jangkung seperti dia.
BREAKING NEWS: Liverpool confirm the £35m signing of Andy Carroll from Newcastle in the windows most high profile transfer saga.
Uruguayan international Luis Suarez also joins for undisclosed fee. pic.twitter.com/kXWgigcsC6
— Slow Sports News (@SlowSportsNews) February 1, 2021
Carroll sebenarnya hanya jadi opsi alternatif di hari terakhir bursa transfer. Padahal ketika itu Carroll sendiri masih dalam kondisi cedera. Dilansir Bleacherreport, Carroll sempat mengaku tak mau meninggalkan Newcastle, dan berharap tes medisnya gagal di saat-saat akhir karena cederanya.
Namun akhirnya Carroll sukses bergabung ke Anfield dengan mahar cukup mahal yakni 35 juta pounds. Dan ternyata, jatuh cinta Liverpool pada pandangan pertama kepada Carroll, ternyata hanyalah harapan palsu.
Ia gagal bersinar dibanding Suarez. Sinarnya redup meskipun Dalglish sering memberinya kesempatan bermain. Ia hanya mencetak 11 gol dan 6 assist dari 58 pertandingan selama berbaju The Reds. Sebelum akhirnya ia terkena “Rodgers Revolution” ketika Brendan Rodgers membuangnya karena tak masuk dalam rencana sistem permainannya.
Lazar Markovic
Mendatangkan seorang wonderkid bak sebuah pisau bermata dua. Bisa sukses dan juga bisa gagal. Pertaruhan itu dicoba Rodgers ketika kepincut berlian dari Serbia bernama Lazar Markovic.
Lazar Markovic at Liverpool 🔴
✍️ £20 million fee
⚽️ 34 appearances
📆 Last game May 2015
💰 Cost club £332,000 per game
👋 4 loan moves
🤑 Earned £9.75 million since last appearance pic.twitter.com/sd2KdPcu7g— GOAL (@goal) February 1, 2019
Moncer bersama Benfica dengan 7 gol dan 5 assist, membuat Liverpool tergiur. Apalagi ketika itu The Reds masih mencari suksesor Suarez yang dilego ke Barcelona. Pemain 19 tahun itu akhirnya direkrut dengan mahar 25 juta pounds pada musim 2014/15.
Namun ia ternyata kalah bersaing dengan penyerang sayap di sistem Rodgers, macam Coutinho, Sturridge, maupun Sterling. Naas benar nasib wonderkid yang satu ini. Ia hanya mencetak 3 gol dan hanya bermain di 39 pertandingan.
Ia pun bingung ketika karirnya di Liverpool anjlok. Rodgers yang tahu talentanya tak bisa berkembang, diam-diam mencoretnya dari daftar skuad di musim 2015/16. “Sebenarnya saya tidak memiliki masalah dengan Rodgers, tapi kenapa ia mencoret saya. Saya masih bertanya akan misteri itu,” kata Markovic kepada Liverpool Echo.
Takumi Minamino
Di masa Klopp pernah datang talenta hebat dari Negeri Sakura bernama Takumi Minamino. Didatangkan karena penampilannya yang gacor bersama Salzburg, membuat harapan akan alternatif serangan selain trio “Firmansyah” di Liverpool dapat teratasi.
🚨 Liverpool confirm an agreement to sign Japan winger Takumi Minamino from RB Salzburg 🚨 pic.twitter.com/Pbdk0hAuln
— B/R Football (@brfootball) December 19, 2019
Namun ketika sudah di Anfield, ia kurang diberi menit bermain oleh Klopp. Hal itu otomatis membuat ritme bermainnya terganggu. Klopp punya beberapa alasan mengapa jarang memberi menit bermain untuk Minamino, yaitu karena performanya yang kurang meyakinkan ketika menjadi supersub maupun starter.
Sempat dipinjamkan ke Soton pada musim 2020/21, dan kembali lagi ke Liverpool, Minamino tetap tak bisa meyakinkan Klopp. Sebelum akhirnya ia benar-benar dilego ke Monaco pada musim 2022/23. Pemain Jepang tersebut selama berbaju Liverpool total hanya menorehkan 14 gol dan 3 assist dari 55 pertandingan.
Christian Benteke
Berikutnya ada Christian Benteke. Striker internasional Belgia itu diangkut ke Merseyside oleh Rodgers pada musim panas tahun 2015/16 dengan mahar senilai 27 juta pound. Sebelumnya, Benteke gacor bersama Aston Villa dengan mengemas 15 gol dalam 34 pertandingan.
Naas, kerjasama Benteke dengan Rodgers tidak lama. Karena Rodgers dipecat pada pertengahan musim 2015/16 dan digantikan oleh Klopp. Setelah itu, karirnya justru melempem bersama Klopp.
Tampil sebanyak 42 pertandingan, Benteke hanya menyumbangkan 10 gol saja. Sampai pada akhirnya, Benteke menerima pinangan Crystal Palace pada musim 2016/17.
Karir Benteke di The Reds hanya seumur jagung yakni hanya semusim.
BREAKING: Crystal Palace have agreed to sign Christian Benteke from Liverpool for £32m (via @SkySportsNewsHQ) pic.twitter.com/1IxmRiZ8Rk
— B/R Football (@brfootball) August 18, 2016
Harapan ia jadi lumbung gol baru Liverpool, ternyata diganggu oleh hubungannya yang tak cocok dengan Klopp. “Klopp dan aku tidak memiliki visi yang sama. Aku tidak cocok di dalam sistem yang dia gunakan. Aku dibeli oleh pelatih sebelum dia,” kata Benteke.
Iago Aspas
Penyerang berikutnya adalah Iago Aspas. Striker Spanyol yang dibeli Rodgers pada musim 2013/14. Ketika itu, Aspas didatangkan The Reds untuk melapisi posisi Luis Suarez. Namun, ia gagal menjalankan tugas tersebut dengan baik karena hanya mampu mencetak satu gol dari 15 penampilan.
ON THIS TRANSFER DAY: In 2013, Liverpool signed Iago Aspas from Celta Vigo for £7m. Fair to say it didn’t work out. pic.twitter.com/Z7lAhaK1Ip
— Squawka (@Squawka) June 23, 2015
“Situasi saya di Liverpool cukup sulit untuk dijelaskan. Karena saya bergabung ke klub baru dan mendapat ekspektasi yang cukup tinggi berdasarkan penampilan bersama Celta Vigo,” tutur Iago Aspas.
Performa kurang menjanjikan Aspas membuat Liverpool melepasnya dengan status pinjaman ke Sevilla pada musim 2014/15. Semusim berselang, ia kembali ke Celta Vigo dan menjadi penyerang yang ditakuti di Liga Spanyol.
El Hadji Diouf
Dulu ada pemain yang moncer bersama Senegal di Piala Dunia 2002 bernama El Hadji Diouf. Ia diibaratkan seperti harta karun ketika direkrut Liverpool dengan mahar 10 juta pounds dari Lens.
Namun ternyata oh ternyata, ia adalah tipe orang yang indisipliner baik di dalam maupun di luar lapangan. Aksi meludah ke penonton seperti yang ia lakukan kala melawan Celtic termasuk tindakan yang tak seharusnya ia lakukan.
#OTD in 2003, El Hadji Diouf caused outrage after spitting at a Celtic fan during a UEFA Cup game.
Fined £60,000 by Liverpool and banned for two matches by UEFA, Diouf would end his career on Merseyside in 2005 having accrued more yellow cards (19) than he scored goals (6). pic.twitter.com/2vbe5lq0bQ
— These Football Times (@thesefootytimes) March 13, 2022
Ia kemudian lebih terkenal dengan sikapnya yang indisipliner dari pada bermain baik dalam sepakbola. Ia dicap buruk oleh beberapa pendukung Liverpool. Hanya bertahan satu musim dan dipinjamkan ke Bolton, “Si Bengal” yang satu ini hanya menciptakan 6 gol selama berseragam The Reds.
Fabio Borini
Ada juga penyerang Italia, Fabio Borini. Moncer bersama AS Roma membuat namanya ketika itu dibutuhkan Rodgers. Ia mengaku pindah ke Liverpool dengan dua alasan, yakni soal kesepakatan uang dan pengaruh Rodgers.
Kita tahu Rodgers pernah memakai servisnya ketika di Swansea dan hasilnya cukup mengesankan. Namun setelah bekerja sama di Anfield, Borini malah mengalami periode kelam dengan cederanya.
Brendan Rodgers offers an update on the injury Fabio Borini sustained at Fenway Park: http://t.co/SAzVdqQ9f8 #LFC pic.twitter.com/yoqFw1FHxB
— Liverpool FC (@LFC) July 24, 2014
Menurut Transfermarkt, ia menderita cedera patah kaki fraktur metatarsal dari 11 Oktober 2012 hingga 13 Januari 2013. Dan cedera bahu dari 17 Februari hingga 27 April 2013. Alhasil, karirnya pun anjlok di Anfield dan tak bisa bersaing. Total sepanjang berseragam The Reds, hanya 3 gol yang ia torehkan dari 38 kali pertandingan.
Mario Balotelli
Yang terakhir ada “Si Bengal” Mario Balotelli. Sebuah perjudian Rodgers ketika mendaratkan Balotelli ke Anfield pada musim 2014/15. Didatangkan dari Milan, Balotelli diharapkan bisa jadi penerus Suarez yang hengkang. Namun kenyataannya berbeda, hanya 4 gol dari 28 pertandingan yang ia torehkan selama berbaju Liverpool.
Liverpool had no choice but to sign Mario Balotelli in 2014.
Brendan Rodgers needed to replace Luis Suarez, and while Alexis Sanchez was first choice, the Chilean didn’t want to move to Anfield.
Loic Remy failed a medical and Wilfried Bony was too expensive. [The Athletic] pic.twitter.com/3rR26kjdq6
— Anfield Edition (@AnfieldEdition) April 22, 2020
Rodgers sendiri saat diwawancarai Talksport pada tahun 2016 silam,mengakui bahwa dirinya tidak cocok dengan Balotelli. “Saya tidak bisa berhubungan dengan Mario. Dia adalah orang yang datang sangat telat di bursa transfer. Kami kehilangan Suarez dan itu adalah sebuah perjudian yang diambil,” ujar Rodgers.
Balotelli pun akhirnya mengiyakan bahwa hubungannya dengan Rodgers memang tak mulus. “Perjalanan saya di Inggris bagus di City, namun buruk di Liverpool karena saya tak sepaham dengan pelatih. Saya melewati hari-hari yang berat di sana,” kata Balotelli.
Sumber Referensi : bleacherreport, espn, planetfootball, liverpoolecho, bleacherreport, mirror, goal