Amerika Latin dikenal sebagai kawasan yang banyak memproduksi pesepak bola hebat. Tak hanya Brasil dan Argemtina, negara-negara lain pun nyatanya kerap melahirkan pemain-pemain berkualitas. Satu dari sekian negara hebat itu adalah Uruguay. Uruguay menjadi negara paling populer di Amerika Latin setelah Brasil dan Argentina. Prestasinya di ajang Piala Dunia pun tak main-main. Mereka sudah lebih dari sekali mengangkat trofi prestis tersebut.
Dibalik gelar yang didapat, Uruguay juga termasuk penyumbang talenta-talenta hebat dunia. Mulai dari Alvaro Recoba hingga Diego Forlan. Tak hanya penyerang, Negri yang beribukota di Montevidio itu juga banyak menelurkan pemain hebat lainnya. Salah satunya, Diego Godin.
Ya, Godin menjadi salah satu bakat spesial yang berasal dari Uruguay. Dirinya kuat dan tangguh saat berduel dengan pemain lawan. Beberapa pelaku sepak bola pun banyak yang memuji kehebatannya. Diantaranya Diego Simeone, pelatih nya di Atletico Madrid,
“Aku takkkan pernah meninggalkannya. Respek untuknya semakin besar, baik sebagai pesepakbola, pemimpin, dan pribadi. Aku sangat menghargainya”
Serta komentar positif lainnya yang berasal dari rekan setimnya di Atletico, Antoine Griezmann,
“Godin pemimpin di ruang ganti. Dia sangat piawai ketika bicara pada tim. Aku ingin bisa seperti itu, tapi tidak bisa. Dia selalu punya cara untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk semua orang.”
Kehebatan serta jiwa kepemimpinan tinggi yang dimiliki Godin tak hadir begitu saja. Sedari kecil, ia sudah ditempa dengan berbagai situasi keras. Dirinya bahkan pernah hampir mati akibat terseret arus sungai.
Diego Godin lahir pada 16 Februari 1986 di Rosario, Uruguay. Dirinya merupakan putra dari pasangan Julio Godin dan Iris Lial. Saat sedang berlibur dengan keluarganya, Godin harus menghadapi pengalaman yang amat buruk. Kejadian itu menentukan antara hidup dan matinya. Godin yang kala itu masih berusia empat tahun terpeleset saat mencari ikan di sungai bersama kakaknya. Ia terseret arus yang begitu deras.
Godin kecil yang belum bisa berenang berusaha meraih apapun yang bisa dipakai untuk menyelamatkan diri. Panik karena melihat Godin tercebur ke sungai, sang kakak langsung berlari kencang kearah orang tuanya guna mencari pertolongan. Beruntung, berkat keberaniannya, Godin ditemukan selamat dipinggir sungai. Inisiatifnya untuk meraih berbagai benda benar-benar menyelamatkan nyawanya.
Beberapa tahun kemudian, Godin mengungkap pengalaman buruknya itu,
“Kejadian itu merupakan sebuah keajaiban. Aku tidak bisa berenang saat masih berusia empat tahun. Namun mengepakkan tangan dan meraih benda disekitar mampu menyelamatkan hidupku.”
Godin kecil juga termasuk pribadi yang sangat pemberani dengan kejadian keras yang ia alami selanjutnya.
Ketika masih duduk dibangku sekolah, Godin kerap diganggu oleh teman sekelasnya yang memiliki badan lebih besar. Namun, dengan berani Godin menunggunya diuar kelas dan mematahkan hidungnya.
Setelah menyalurkan bakatnya ke sekolah sepak bola, Godin juga sempat mendapat berbagai cobaan. Godin yang pada awalnya berposisi sebagai gelandang serang justru ditarik kebelang oleh pelatihnya saat itu. Pelatihnya menganggap jika Godin memiliki perawakan tangguh dan mampu memenangkan berbagai duel udara.
Meski sempat kecewa dan tidak yakin dengan posisi barunya, Godin terus menunjukkan totalitasnya. Berkat kegigihannya itu, keluarlah dia menjadi salah satu bek tangguh yang pernah ada.
Sempat bergabung dengan klub Nacional, Godin memulai perjalanannya ke Eropa dengan bergabung bersama Villareal sebelum akhirnya bertemu dengan Atletico Madrid. Disinilah kemampuannya semakin berkembang dan dirinyapun terus menampakkan diri sebagai salah satu palang pintu terbaik.
Dengan perawakan tubuh yang kokoh, Godin sulit dikalahkan ketika duel fisik, utamanya dalam situasi satu lawan satu. Dirinya kerap membuat penyerang lawan frustasi. Selain itu, pria kelahiran Rosario ini juga memiliki ketenangan luar biasa, pandai membaca permainan, serta lugas dalam menjaga areanya.
Berkat kemampuan gemilang yang dimiliki, Godin berhasil menyumbangkan beberapa trofi bergengsi bagi Atletico Madrid. Diantaranya, trofi La Liga Spanyol, Coppa de Rey, Europa League, hingga Piala Super Eropa.
Dengan kontribusi luar biasa itu, bukan tak mungkin baginya untuk terus menyumbangkan trofi bergengsi lainnya.